Kematian sang kekasih membuat Anna memutuskan untuk mengasingkan dirinya di tempat yang sangat jauh dari negaranya. Ia berdiri di ujung tebing curam sambil melihat ke dalam lembah itu tanpa rasa takut sedikitpun.
Sepasang kekasih yang sedang melakukan selfie menangkap gambar Anna sebagai background dari foto mereka karena berada di seberang di tempat mereka melakukan selfie.
Yang menyadari keberadaan Agatha hanya pria tampan sedangkan kekasihnya tidak. Pria tampan yang bernama Wira itu membalikkan tubuhnya untuk memastikan apa yang dilihat di kameranya bukan mahluk jadi-jadian.
Namun sang gadis berjalan pulang kembali ke villanya dan sempat terlihat oleh Wira yang begitu penasaran dengan Anna.
Siapa sebenarnya Anna? mengapa dia selalu mendatangi tebing curam itu? apakah Wira rela meninggalkan kekasihnya demi mencari siapa sosok Anna yang telah mencuri perhatiannya?
"Ayo kita ikuti bagaimana pertemuan Wira dan Anna selanjutnya!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sindya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
25. Yang Penting Happy
Makan malam itu harus tertunda karena kebutuhan Zidan yang saat itu lebih mendesak dan penting.
Zidan menyambar bibir Anna yang tersentak karena ciuman suaminya sangatlah menggebu-gebu, tetapi Anna tidak menolaknya.
Kedua lengannya berkalung ke leher kokoh itu, sementara Zidan menggiring mereka masuk ke kamar tamu yang lebih dekat saat ini. Tanpa melepaskan belitan lidahnya seakan ingin menelan habis istrinya.
Anna paham dengan birahi suaminya yang meledak-ledak. Zidan masih sempat mendorong pintu itu agar tertutup rapat walaupun mereka saat ini masih tinggal berdua karena belum ada pelayan yang mereka butuhkan sampai saat ini.
"Euhmm...!" Anna bergumam tidak lelah kala Zidan meremas dua gundukan daging yang ada dibawah punggungnya.
Anna mendesah sambil menggeliat, menikmati tangan nakal suaminya menggerayangi setiap aset miliknya.
Tubuh keduanya menempel sempurna.
Rahang Zidan mengeras ketika Anna sengaja menggesek-gesek dada sekalnya untuk menggoda sang suaminya." Apakah kamu sedang menggodaku baby, humm?" desis Zidan berpindah ciumannya ke leher jenjangnya Anna lalu menggelitik telinga Anna dengan lidahnya membuat Anna menggeram nikmat.
Rupanya dia memahami sekarang titik kelemahannya salah satunya adalah telinganya. Anna menggerakkan tubuhnya makin sensual membuat darah suaminya makin mendidih. Ciuman mereka makin intens dan tidak mau saling mengalah.
Berperang lidah dan saling menghisap dengan keahlian mereka masing-masing. Seakan sedang bertarung untuk menentukan siapa yang lebih banyak memuaskan pasangannya. Nafas mereka kian terengah-engah saat pagutan bibir keduanya terlepas.
"Bagaimana kamu bisa belajar caramu berciuman seperti ini, sayang?" tanya Zidan ditengah rehat mereka untuk meraup udara di sekitarnya.
"Kesepian yang membuatku belajar banyak hal untuk mempersiapkan diriku jika suatu saat suamiku akan kembali padaku," sahut Anna ingin menunjukkan baktinya pada sang suami yang pasti akan bernilai pahala untuknya.
"Mau yang lebih lagi, sayang?" goda Zidan seraya menaikkan dress hitam istrinya untuk dilepaskan.
"Hmm!" tubuh Anna hanya terbalut bera dan segitiga berwarna senada yaitu hitam.
Daging kenyal nan montok itu tersembul setengah membuat Zidan mata Zidan makin berkabut gairah. Zidan tersenyum tipis kian bersemangat untuk melanjutkan cumbuannya pada sang istri.
Masih dalam posisi berdiri, Zidan meremas gemas bokong semok Anna yang baru dilihatnya secara langsung karena segitiga hitam itu sudah hilang entah ke mana. Anna membiarkan suaminya menikmati miliknya dibawah sana dengan memisahkan kakinya lebar untuk menerima kenikmatan dari lidah kasar suaminya.
Anna baru merasakan dirinya adalah wanita dewasa yang menikmati setiap kenikmatan yang diberikan suaminya untuk memuaskan dirinya.
"Uhumm...! Zidan, sayang!" pekik Anna yang sedang menjemput pelepasannya hingga wajahnya merona merah dengan nafas tersengal saat berhasil melepaskan cairan bagian dalam tubuhnya yang dilahap habis oleh Zidan tanpa rasa jijik.
Dirasanya sudah cukup untuk memuaskan istrinya dengan pemanasan ringan, Zidan bangkit dari bawah dan melihat wajah horney Anna yang menatap sayu wajahnya.
"Apakah sudah siap, sayang untuk berselancar ke samudra kecilnya?" tanya Zidan menatap dalam wajah cantik Anna yang berkali-kali lipat terlihat lebih cantik saat ini.
Anna mengangguk dengan wajah berkabut makin nafsu melihat kegagahan tubuh atletis suaminya. Belum lagi bagian bawah perut suaminya yang sudah mengalami tegangan tinggi dengan ukuran yang luar biasa membuatnya menelan salivanya sambil berpikir keras.
"Apakah itu akan muat di sini, Zidan?" tanya Anna polos membuat sang suami menahan tawanya.
"Aku tidak akan menyakitimu, sayang. Kita lakukan secara perlahan. Sakitnya sesaat dan enaknya seumur hidup sampai kita menua bersama." Merebahkan tubuh mereka berdua diatas kasur itu.
"Jangan dipaksa jika aku nanti teriak kesakitan...!" mohon Anna sambil memelas.
"Bagaimana kalau nanti kamu yang akan terus menagih padaku untuk dimasuki?" Zidan mengalihkan perhatian Anna yang tidak sadar suaminya sedang mendorong miliknya ke dalam sana.
Pelan namun pasti masuk ke dalam pusat gairah istrinya yang terdalam membuat Anna terpekik sontak mendorong dada suaminya namun Zidan makin menekannya lebih dalam.
"Sakit, Zidan!" rengek Anna yang pasrah dalam kukungan tubuh suaminya yang tidak membiarkan ia bangkit untuk menghindar dari penyatuan tubuh mereka.
Zidan bisa merasakan selaput darah Anna sudah sobek karena ulahnya. Justru inilah bagian terindah yang akan ia kenang seumur hidupnya dengan wanita yang menjaga kesuciannya dengan sangat baik untuknya dalam keadaan apapun.
"Terimakasih sayang sudah menjaga dirimu untuk kamu persembahkan padaku malam ini." Zidan melanjutkan hentakannya dari lembut lalu berubah lebih kencang dan Anna mulai menikmati sensasi nikmatnya surga dunia itu dengan mata menjuling menahan nikmat dari setiap hentakan suaminya.
"Kita lepaskan sama-sama sayang!" ajak Zidan yang mengaduk milik istrinya lebih dan brutal membuat Anna seakan sedang dikejar anjing herder.
Gigitan dan jepitan istrinya yang terasa alami membuat Zidan menggeram hebat menahan nikmat untuk menunggu pelepasan istrinya. Akhirnya keduanya menjerit bersama kala sudah mencapai puncak nirwana.
Zidane menyeka keringat yang membasahi wajah dan leher istrinya yang terlihat sangat kelelahan. Anna memejamkan matanya merasakan sisa-sisa kenikmatan yang cukup lama meliputi titik gairah miliknya yang tak mau pergi hingga matanya tiba-tiba terkulai layu karena lelah.
"Maafkan aku sayang sudah memaksamu melakukannya malam ini tanpa makan malam terlebih dahulu. Aku tidak bisa menunda lagi karena tubuhku lebih membutuhkan daripada nalarku yang bekerja malam ini," bisik Zidan yang juga merasa kelelahan dengan kelopak mata yang mulai meredup.
Ia membawa tubuh polos Anna masuk dalam tubuhnya lalu menarik selimut menutupi tubuh mereka lalu tidur bersama.
Sekitar pukul dua dini hari, Anna merasa perutnya sangat lapar. Ia mengerjapkan matanya dan ingin membalikkan tubuhnya yang saat ini benar-benar terasa sangat pegal luar biasa. Pelukan lengan kekar suaminya pada tubuhnya seakan takut dirinya kabur. Anna tersenyum bahagia membayangkan lagi permainan seru mereka dalam durasi yang sangat panjang.
Gerakan Anna yang terus menggeliat mengusik tidur suaminya yang langsung membuka matanya. Zidane ingat kalau Anna pasti ingin pipis saat ini.
"Mau ke kamar mandi, sayang?" tanya Zidan sedikit berbisik dengan suara parau.
"Aku bisa sendiri ke kamar mandi. Aku juga sangat lapar saat ini, Zidan," keluh Anna terdengar manja.
"Baiklah. Aku juga mau ke kamar mandi. Aku akan menggendongmu karena kamu baru buka portal dan itu akan membuatmu sulit melangkah." Zidan turun lebih dulu lalu menggendong tubuh Anna apa bridal style.
Anna merasa hidupnya sangat sempurna karena Zidan sangat mencintainya dengan memberinya perhatian lebih.
"Terimakasih ya Allah atas kesempatan hidup yang Engkau berikan kepada suamiku hingga ia kembali kepadaku walaupun tidak utuh karena wajahnya sudah berbeda. Jangan pisahkan kami lagi setelah Engkau uji kami selama tiga tahun lebih. Aku berjanji tidak akan menghindari lagi dirinya karena aku sudah melihat cintanya yang besar dalam beberapa hari ini untukku," ucap Anna penuh rasa syukur sebelum mereka masuk ke kamar mandi.
memang cinta itu buta bisa membuat orang jadi jahat ataupun sebaliknya menjadi lebih baik.
dan kamu Zidan lebih baik cepat berterus terang kepada anna