"Sebenarnya Aku hanya terpaksa menikahi mu demi memenuhi permintaan terakhir mendiang Papa, jadi kamu jangan pernah berharap lebih dalam pernikahan ini. Satu bulan lagi Kania kekasihku akan kembali dari luar Negeri, kami sudah berencana menikah setelah dia kembali dan pernikahan kita hanya sebatas itu saja" Farhan Adinata.
Mendengar pengakuan suaminya yang begitu menyesakkan dada, tak menyurutkan keteguhan Nada K.A mencintai suaminya. Ia meminta waktu satu bulan itu untuk menjalankan perannya sebagai istri yang berbakti kepada suaminya. Setelah satu bulan ia akan merelakan suaminya untuk wanita lain. Namun, setelah satu bulan Nada berubah pikiran, ia lebih rela di madu dan menyembunyikan statusnya sebagai istri Farhan demi cinta dan baktinya kepada sang suami.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon syitahfadilah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KCN~ BAB 35
Setiap hari Farhan tak pernah bosan dan lelah mendatangi rumah mama Sarah demi untuk meminta maaf pada wanita yang telah melahirkannya itu, namun hingga hari ini usahanya itu sama sekali belum membuahkan hasil. Mama Sarah sama sekali tidak mau menemuinya, wanita baya itu selalu menutup pintu kamarnya dengan rapat ketika putranya datang.
Hingga tiga Minggu pun telah berlalu.
Pagi-pagi sekali Farhan sudah bersiap-siap untuk pergi ke rumah mama Sarah. Sebelumnya ia sudah meminta izin tidak masuk kantor karena hari ini Nada pulang dari desa dan ia ingin mengajak mama Sarah untuk menjemput Nada di sekolah.
"Mas, hari ini kamu gak ke kantor?" tanya Kania yang melihat suaminya tak mengenakan pakaian kantor seperti biasanya. Sementara ia sendiri sudah rapi dengan seragam dokternya.
"Enggak, hari ini Nada pulang dari desa dan aku mau jemput dia disekolah." Jawab Farhan sambil membenahi penampilannya didepan cermin, senyum tipis tercetak dibibir nya berharap Nada akan terkesima dengan penampilannya hari ini.
Mendengar ucapan suaminya, Kania seketika terperangah. Bagaimana madunya itu bisa kembali, bukankah ia sudah menjatuhkannya ke jurang waktu itu.
'Sial! Jadi dia selamat waktu itu?' Ucapnya dalam hati.
"Bagaimana Mas Farhan bisa tahu kalau Nada pulang hari ini? Bukankah di desa itu susah sinyal?" Tanya Kania lagi, dan pertanyaannya itu membuat Farhan langsung berbalik menatapnya dengan kening mengkerut.
"Kamu tahu kalau di desa tempat Nada mengajar itu tidak ada sinyal?" Farhan balik bertanya.
Menyadari jika pertanyaannya barusan membuat suaminya curiga, iapun terdiam sejenak mencari alasan dan beberapa saat kemudian iapun menjawab.
"Ya biasanya kan di desa terpencil itu susah sinyal, Mas." Jawabnya sambil tersenyum agar meyakinkan Farhan.
Farhan pun nampak mengangguk pelan, "Tiga Minggu lalu saat kamu bilang mau pergi seminar ke luar kota, aku juga pergi ke desa tempat Nada menjadi guru sukarelawan disana. Nada memberitahu kapan dia selesai mengajar disana dan hari ini dia pulang." Ucapnya seraya kembali berbalik menghadap cermin. Ia mengambil sisir lalu menyisir rambutnya yang sudah sedikit memanjang. Tiga minggu belakangan ia terus memikirkan mama Sarah dan Nada sehingga tidak menghiraukan penampilannya sendiri.
Merasa penampilannya sudah oke, Farhan pun kembali menatap Kania untuk berpamitan pergi pada istrinya itu.
"Aku pergi ya, mungkin aku pulangnya larut malam." Ucap Farhan, namun ia berharap malam ini ia bisa menginap di rumah mama Sarah dan lebih tepatnya bermalam dengan Nada. Tapi rasanya itu tidak mungkin karena ia tahu mama Sarah tidak akan membiarkan itu terjadi.
Kania hanya mengangguk pelan lalu meraih punggung tangan suaminya dan menciumnya. Ia menatap nanar punggung Farhan hingga hilang dari balik pintu kamar. Ingin sekali ia mencegah suaminya itu pergi, rasanya tak rela bila Farhan pergi menemui Nada.
Namun, satu hal yang ia khawatirkan saat ini. Yaitu tentang Nada yang ternyata selamat dari jurang tersebut. Bagaimana kalau Nada membuka mulut dan memberitahu pada semua orang bahwa ialah yang telah mendorong Nada jatuh ke jurang.
Memikirkan hal itu membuat keningnya seketika banjir keringat, ia benar-benar merasa ketakutan sekarang. Ia tidak bisa membayangkan bagaimana jika Farhan tahu ia sudah berusaha melenyapkan Nada dengan mendorongnya ke jurang karena ingin menjadi satu-satunya istri Farhan.
.
.
TAKBIR SUDAH MENGGEMA, AROMA RENDANG DAN OPOR JUGA SUDAH TERCIUM DIMANA-MANA. MINAL AIDIN WAL-FAIZIN 🙏🙏🙏