Seorang tuan muda pewaris keluarga kaya raya yang menghilang akibat kecelakaan yang dialamainya. Dikabarkan meninggal namun keluarganya tidak percaya karena mayatnya tidak ditemukan. Dan seorang Nenek tua bersama seorang cucu perempuannya menyelamatkan sang tuan muda dalam keadaan hidup walau terluka sangat parah. Sang tuan muda hidup kembali dengan identitas baru karena ditemukan dalam ke adaan hilang ingatan dan cacat pada wajah serta kakinya. Namun naas sang tuan muda di fitnah sehingga harus menikahi cucu sang nenek. Disaat cinta kian tumbuh dihati mereka, sang tuan muda ditemukan kembali oleh orang-orang kepercayaan Keluarganya dan dibawa paksa kembali ke tengah keluarganya. Bagaimanakah kisah sang tuan muda dengan status barunya? Dan bagaimanakah nasib cucu perempuan nenek sang penolong? Akankah cinta mempertemukan mereka kembali?
Inilah kisahnya 👍
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Guspitria Kamal, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
17 Jebakan Viona
Saat Danu dan Beni berjalan menuju pintu utama, terlihat dari depan pintu seorang gadis cantik mungil berusia 20 tahunan berlari dan langsung menghambur ke dalam pelukan Danu yang sudah siap dengan itu.
''Kakaaak...'' Ucap manja sang gadis.
'' Bisa turun ga dek, kamu makin berat aja.'' Jawab Danu.
'' Apaaa?! Jadi maksud Kakak Tisa tambah gendut gitu.'' Ujar Tisa dengan memanyunkan mulutnya.
'' Kalo gendut kan bukan berarti jelek sayang.'' Ucap Danu sambil mencubit lembut hidung Tisa.
''Ayo masuk, Kakak sudah lapar.'' Ajak Danu yang malah lebih dulu berjalan.
'' Halo Kak Ben, apa kabar? Makin ganteng ajah. Tumben nyamperin, udah kangen ya sama Tisa.'' Ujar Tisa dengan semanja mungkin. Bukannya menjawab, Beni malah berlalu pergi.
'' Gayanya ga berubah, makin cinta deh.'' Gumam Tisa gemes dan mengekor di belakang Beni.
Di meja makan yang berbentuk oval terlihat Kakek Angung duduk di ujung kanan meja dan Tuan Bagas di ujung kiri meja. Terlihat Tama juga sudah hadir di sana.
'' Tumben meja makan kita lengkap hari ini.'' Ujar Tuan Bagas melirik Danu yang duduk disebelah kanan Tuan Agung dan Tama tepat berada di depan Danu.
'' Iya pah, Tisa seneng banget. Jarang kan dapat momen lengkap kayak gini heheh...'' Tisa menyenggol lengan Danu yang tepat bersebelahan dengannya.
'' O iya, kamu sendiri Danu? Beni mana?'' Kata Kakek Agung.
'' Mungkin di dapur.'' Jawan Danu singkat.
'' Tisa panggil Beni, suruh gabung di sini.'' Tukas Kakek Agung, dan Tisa pun langsung berdiri.
Tidak lama datang Beni yang mengekori Tisa dari arah dapur, Beni langsung Duduk tepat di samping Tisa.
'' Ayo kita mulai makannya.'' Ujar Kakek Agung, dan yang lain juga mengikutinya.
'' Makannya yang banyak ya sayang, biar makin kuat dan tambah ganteng.'' Bisik Tisa tepat di telinga Beni. Hembusan nafas Tisa membuat bulu roma Beni langsung berdiri, sungguh menggetarkan. Tapi sedetik kemudian Beni langsung mendehem. Tisa pun jadi cekikikan sendiri melihat tingkah lucu Beni.
Danu yang tahu adik kecilnya itu menyukai Beni, hanya bisa geleng-geleng kepala saja. Di ruang makan memang sudah aturannya tidak boleh bicara sambil makan, dan itu boleh dikatakan aturan tak tertulis dari Kakek Agung.
Setelah semuanya selesai makan malam, terlihat Tisa mendekati Beni yang sedang duduk di pinggir kolam renang. Beni mendapat perintah dari Danu agar menunggu Danu sampai selesai rapat keluarga di ruang kerja Kakek Agung. Rapat antara Kakek Agung, Tuan Bagas, Danu dan juga Tama.
'' Nih Kak Ben, silahkan di minum jus mangga buatan Tisa. Ga kalah manis dari orang yang bikinnya hehee..'' Tisa mulai menggombal.
''Terimakasih.'' Jawab Beni datar.
'' Langsung minum dong, Tisa kan buat khusus buat Kak Beni tersayang.'' Ketika Beni sedang meminumnya tiba-tiba Tisa berbisik di telinga Beni...
'' Hati-hati ada obat perangsangnya.''
''Mmpuuuuh...'' Beni menyemburkan jus dari mulutnya.
''Hahaaha...takut bener, ya ga mungkin lah Kak. Tisa kan maunya kita pecah telor pas malam pertama.'' Kata Tisa dengan menahan tawanya.
'' Tisaaa...'' Beni kesal dan pergi meninggalkan Tisa.
'' Gitu aja ngambek, Tisa cium baru tau.'' Gumam Tisa dengan wajah tersenyum karena otaknya mulai traveling entah kemana.
Setelah berbincang sedikit dengan Danu, Beni langsung pamit pulang karena seperti biasa dia setiap pagi harus jemput antar Danu. Karena kecelakaan yang pernah dialaminya, membuat Danu masih sedikit trauma untuk menyetir sendiri.
Tiga hari telah berlalu sejak kedatangan Viona ke Kantor Danu, hari ini Danu tengah berada di sebuah pesta ulang tahun yang bertemakan pesta pantai karena mamang di adakan disebuah restoran mewah di pinggir pantai.
'' Sayang, kamu duduk dulu ya. Aku mau ke toilet dulu.'' Ujar Viona yang sudah mengambil meja yang agak di pinggir dengan alasan biar ga mengganggu romantis mereka berdua.
'' Iya, jangan lama ya.'' Jawab Danu dan Viona mengangguk dengan manja.
Tidak lama datang seorang pelayan membawa dua buah gelas berisi anggur merah, namun anehnya gelas yang untuk Danu baru dikasih alas saat meletakan di atas meja. Sedangkan punya Viona diletakan dengan alas yang sudah menempel dari atas nampan tersebut. Hal itu tidak luput dari pantauan Danu. Apalagi sekilas Danu melihat Viona yang mengintip dari balik tirai restoran. Dengan santai Danu menukar gelas Viona dengan gelas miliknya.
Tiba-tiba Viona datang berjalan dengan langkah anggunnya, '' Sayang, maaf ya agak lama. Lagi rame juga yang antri.''
'' It's ok.'' Jawab Danu dan hendak meminum gelas miliknya.
'' Tunggu sayang, sini deh gelasnya kayaknya ada bekas debu gitu. Kamu minum punya ku aja, yang ini biar aku lap pake tisu dulu.'' Dengan sigap Viona mengambil gelas yang sudah menempel dibibir Danu dan menukarnya dengan gelas miliknya.
'' Mm.. Berkelas. Ini adalah anggur ternikmat yang pernah aku minum.'' Ujar Danu dan meminumnya lagi sampai habis tak bersisa.
'' *Minumlah sampai habis, karena malam ini adalah gelas terakhir kamu buat ngerasain nikmatnya segelas anggur hahaha*...'' Viona membatin penuh kepuasan menatap Danu.
Ditempat yang sama, namun tidak jauh dari lokasi Danu. Terlihat dua orang wanita tengah berjalan santai menikmati sunset sambil meminum satu cup jumbo boba masing-masingnya.
'' Untung kerjaan lembur gue cepat kelar, jadi sempat deh kita ke pantainya.'' Ujar Imah sambil menyedot boba dengan lahapnya.
'' Memangnya harus hari ini ya siapin ruang pertemuannya, kan rapatnya Senin kenapa ga besok hari minggu aja?'' Kata Mayang.
'' Lo kayak ga tau aja, Pak Coy itu perfeksionis banget. Katanya kalo mepet nanti ga bagus.'' Ungkap Imah yang agak kesal juga dengan Bos mereka itu.
'' Makasih ya Mah, aku seneng banget akhirnya sudah sekian lama aku bisa aliat sunset lagi. Terakhir kan saat kita jalan-jalan perpisahan waktu kita mau lulus SMA.'' Ucapan Mayang dengan senyum puas karena ngidam sunsetnya sudah kesampaian.
'' Sama-sama May, ini kan untuk calon keponakan aku juga.'' Jawab Imah.
'' Duh Mah, aku haus air putih Mah. Dimana belinya ya?'' Mayang clingak-clinguk mencari warung atau orang yang biasanya jualan keliling di pantai.
'' Kamu tunggu di sini jangan kemana-mana, aku beli dulu.'' Ujar Imah dan dibalas anggukan oleh Mayang.
Beberapa saat kemudian saat mayang menikmati pemandangan indah pantai, mata Mayang menangkap seseorang pria bersama seorang wanita yang sangat di kenalnya. Terlihat mereka sepertinya tengah berdebat. Berlahan Mayang mendekat, karena sudah mulai gelap jadi mereka tidak menyadari kedatang Mayang.
\#Flashback On
'' Sayang kita lihat sunset yuk, udah lama kita ga jalan-jalan berdua dipinggir pantai.'' Ujar Viona dengan manjanya.
'' Boleh, yuk..'' Tiba-tiba Danu terlihat memegangi kepalanya.
'' *Bagus, racunnya sudah mulai bereaksi. Aku harus cepat-cepat bawa dia dari sini*.'' Batin Viona penuh semangat.
'' Ayuk sayang, nanti keburu sunsetnya tenggelam.'' Ajak viona sambil melingkarkan tangannya di lengan Danu.
'' Liat sayang, bagus banget sunsetnya.'' Kata Viona melepas tanganya dari lengan Danu. Dan tiba-tiba Danu merosot jatuh ke pasir.
'' Sayang... sayang..kamu kenapa? Sayang.. sayang.'' Viona menepu-nepuk pipi Danu dan terlihat busa keluar dari mulutnya.
'' Hahaha...akhirnya mati juga Lo ya, susah banget bikin Lo mampus. Udah gue bikin rencana matang sama Tuan Bagas hingga Lo kecelakaan masih juga hidup. Tapi ga untuk sekarang, sungguh tragis mati Lo Tuan Muda hahaha..mati diracuni hahaha... Akhirnya gua bisa bebas dari Tuan Bagas, ini gara-gara lo ga jadi mampus, Tuan Bagas makin marah sama gue. Akhirny Gue bebas bahkan dapat duit banyak lagi dari Tuan Bagas hahaa....'' Viona tertawa dengan puasnya, namun tawanya langsung berhenti saat Danu bertepuk-tepuk tangan.
'' Ddda..Danu.'' Viona hampir terjengkang sangking kagetnya.
'' Terimakasih sayang, akhirnya kamu sendiri yang mengakuinya. Semua sudah terekam dalam ponsel ini. Selamat membusuk di penjara VIONA.''
'' Ap..apa maksud kamu, ga ga aku ga salah sayang. Aku dipaksa Om kamu Tuan Bagas. Dia yang rencanakan semuanya.'' Viona mulai panik, dia melangkah hendak merebut ponsel Danu.
'' Hep...ga semudah itu, kamu pikir kamu bakalan bisa bebas hah.'' Danu mulai emosi.
'' Ga..sini ponsel kamu.. sini..sini.'' Viona berusaha merebut ponsel Danu dengan menggapainya saat Danu mengangkat ponselnya ke atas.
'' Mas Rangga!??''
\#Flashback Off
Saat sudah dekat sungguh terkejut Mayang saat sudah melihat jelas kalau pria dan wanita itu adalah Danu alias Rangga suaminya dengan Viona.
'' Mas Rangga!??'' Ucap Mayang dan seketika menghentikan pergerakan Viona dan Danu.
'' May..??'' Ujar Danu dengan wajah panik.
'' Owh jadi kalian memang ada hubungan ya, serendah ini ternyata selera kamu Danu.'' Ucap Viona dengan menyilangkan kedua tangannya ke dada.
'' May...sayang, ini ga seperti yang kamu liat. Mas hanya...''
'' Dasar kamu tukang bohong..'' Ucap Mayang penuh emosi. Dan situasi ini Viona jadikan kesempatan untuk merebut ponsel Danu. Setelah dapat Viona yang hendak kabur langsung dijambak rambutnya oleh Mayang.
'' Auuuwh..'' Pekik Viona dan ponsel Danu langsung direbut Mayang dengan tangannya masih memegang rambut Viona.
'' Mau kemana kamu hah, jangan coba-coba kabur kamu ya. Cantik-cantik malah jadi maling.'' Saat Mayang lengah, viona mengeluarkan sebilah pisau dan akan menghunuskan ke perut Mayang. Namun naas, Danu dengan cepat memeluk tubuh Mayang dan....darah mengalir dari pinggang belakang Danu.
'' Aaaaa...Mas..Maaas..'' Mayang berusaha menahan tubuh Danu dan memeluk Danu yang sudah merosot jatuh kepasir. Terlihat Mayang berusaha menekan luka tusukan itu untuk menghentikan pendarahan.. Kerena banyak kehilangan darah, pandangan Danu mulai gelap dan Danu tak sadarkan diri.
Melihat situasi yang tidak terkendali takut makin ramai karena teriakan Mayang, Viona langsung ambil langkah seribu berlari meninggalkan TKP. Namun berhasil membawa kabur ponsel Danu saat terlepas dari tangan Mayang.