Anandita putri Yasmin tidak menyangka akan mengalami kejadian yang tak terduga malam itu.
Karena sebuah kesalah pahaman dengan pemuda bernama Gavin putra Bagaskara mereka berdua harus menanggung konsekuensi dinikahkan malam itu juga oleh penduduk kampung karena dikira melakukan perbuatan asusila.
Anandita baru tahu setelah mereka menikah bahwa Gavin adalah murid disekolah tempat dia mengajar.
Bagaimanakah kisah perjalanan cinta mereka,akankah hubungan yang dimulai oleh sebuah salah paham bisa menjadi langgeng.
Silahkan dibaca reader tercinta semoga karya autor yang ini bisa menjadi teman kehaluan kalian.
Jangan lupa untuk meninggalkan like dan komen agar autor semangat untuk updatenya nanti.
Happy Reading reader semua.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bundew, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
17. Tunangan Vs Suami.
Setelah kejadian dikantin Anadita sengaja mengurung diri diruangannya,dia merasa sebal dengan Gavin,gara gara Gavin dia malah dianggap guru tidak becus oleh bu Margaret.
'dasar menyebalkan'gerutunya sambil memeriksa tugas tugas yang diberikannya tadi pada murid muridnya.
'lihat saja kali ini akan kubalas ,biar saja dia menungguku diparkiran sampai jamuran,siapa suruh dia menyita ponselku, jadinya aku tidak bisa kalau ingin pulang sendiri'.gerutu Anandita.
"mau sampai kapan kau menggerutu sendiri?"
Anandita terkejut melihat Gavin sudah berada di dalam kantornya, sampai bolpoin yang berada ditangannya menggelinding kebawah meja.
"kau!,apa yang kau lakukan disini?"tanya Anandita langsung berdiri dari mejanya.
"menjemput istriku,memangnya kau pikir aku sedang apa"jawab gavin sambil mencondongkan tubuhnya kedekat wajah Anandita.
Membuat Anandita harus memundurkan tubuhnya agar bisa menatap kearah Gavin.
"jangan terlalu dekat!"ucap Anandita sambil mendorong tubuh Gavin agar berjarak dengannya ,dimeja kerjanya yang sempit itu.
"kenapa kau jadi grogi karena dekat denganku"ucap Gavin lalu menarik Anandita masuk kedalam pelukannya.
"Vin lepas,aku sedang marah denganmu!?"ucap Anandita masih memposisikan tangannya didada Gavin agar wajahnya dan Gavin tidak saling menyentuh.
"kau marah padaku?"tanya Gavin bingung.
"iya aku sedang marah padamu,jadi kembalikan ponselku,aku mau pulang sendiri sekarang"ucap Anandita sambil menengadahkan tangan kearah Gavin.
"ambil sendiri"kata Gavin dengan ekspresi jahil pada Anandita.
"dimana?"
"tuh,dikantong depan celanaku"tunjuk Gavin dengan wajahnya.
"untuk apa sih kau membawa ponselku kemana mana"gerutu Anandita sambil memasukkan tangannya kekantong saku celana depan Gavin untuk mencari ponsel miliknya.
Gavin merasakan sesuatu terasa sesak dibalik celana seragamnya karena gerakan tangan Anandita didalam saku depan celananya.
"An...,aku...,"Gavin berusaha mengatakan pada Anandita,supaya berhenti memasukkan tangannya kedalan saku celananya,karena itu membuat jagoan kecilnya bergerak bangun.
"Gavin kamu sengaja mau ngerjain aku kan!,ponselku..."belum selesai Anandita mengeluarkan omelannya,gavin sudah lebih dulu menyambar bibir sang istri dengan ganas,membuat Anandita hanya pasrah menerima ciuman Gavin yang tiba tiba.
Saat Anandita dan Gavin sedang asyik saling memagutkan bibir mereka,tiba tiba terdengar pintu kantornya diketuk.
"tok..tok..."
tapi dua orang yang tengah sibuk dengan aktifitas intim mereka tidak mendengarnya.
"tok...tok...,bu Dita Anda belum pulang,ini saya bu Margaret boleh saya masuk ada yang ingin saya bicarakan"
belum juga ada jawaban,dari dua orang insan yang sedang asik berciuman itu.
" bu Dita,anda belum pulangkan saya boleh masuk untuk bicara empat mata dengan ibu tentang masalah dikantin tadi,bu saya masuk ya?"
Seketika Anandita tersadar,saat mendengar suara pegangan pintu kantornya diputar orang dari luar, segera didorongnya kepala Gavin yang masih belum melepaskan tautan bibir mereka.
"jangaan!!!"teriak Anandita dari tempatnya,"jangan masuk bu Margaret!"teriak Anandita sambil mendorong kuat tubuh Gavin yang menghalangi langkahnya berlari kearah pintu kantornya,agar jangan sampai terbuka. Gavin yang belum siap menerima dorongan tangan dari Anandita,langsung jatuh terduduk kelantai.
Melihat Gavin jatuh Anandita langsung mendorong tubuh Gavin yang tinggi itu supaya masuk kebawah meja kerjanya untuk bersembunyi ,agar bu Margaret tidak bisa melihat keberadaan Gavin didalam kantornya.
"jangan kemana mana,aku akan membereskan bu Margaret secepatnya"bisik Anandita pada Gavin, lalu berlari kearah pintu, keluar untuk menemui bu Margaret.
"Ada apa ibu memcari saya"tanya Anandita,sambil menutup pintu kantornya agar bu Margaret tidak bisa melihat kedalam ruang kantornya.
"bu Dita masih sibuk jam segini?"
"Ah,iya masih ada beberapa hal yang harus saya kerjakan"
"kenapa nggak ibu bawa pulang saja pekerjaannya"
"tinggal sedikit, jadi akan saya selesaikan sekarang saja baru setelah itu saya akan pulang,ibu mau bicara apa dengan saya tadi?"
"itu,saya merasa tidak enak menuduh ibu tadi,jadi saya ingin minta maaf pada ibu,karena menuduh ibu sembarangan"
"oh soal itu,lupakan saja,tidak papa saya bisa memakluminya,sekarang saya ingin menyelesaikan pekerjaan saya apa ibu sudah selesai?"tanya Anandita dengan gelisah takut bu Margaret,meminta masuk kedalam ruang kantornya untuk bicara panjang lebar.
"itu..."baru saja bu Margaret ingin bicara lagi,tapi Anandita segera memotong pembicaraannya.
"sudah lupakan masalah yang tadi,jangan diambil hati saya bukan tipe orang yang pendendam kok,jadi sebaiknya sekarang ibu pulang karena saya juga akan pulang"
"bagaimana kalau kita pulang bareng,saya akan mengantar ibu kerumah!?"
"ah..,itu,saya tidak bisa karena saudara tunangan saya yang akan memjemput saya pulang."
"bu Dita sudah punya tunangan ?!"tanya bu Margaret tampak bahagia.
"iya,sudah!"jawab Anandita pelan takut Gavin mendengar ucapannya.
"wah selamat,pantas saja pak Darius berhenti tebar pesona pada ibu ,ibu pasti sudah menceritakan soal tunangan ibu padanya"
"iya sudah"
"kapan ibu berencana menikah?"
"itu...,masih lama mungkin dua atau tiga tahun lagi karena sekarang tunangan saya sedang bekerja keluar negeri"jawab Anandita dengan asal.
"jadi apa tunangan ibu disana?"
"ee....jadi TKI"jawab Anandita semakin asal ,berharap bu Margaret segera pergi meninggalkannya sendirian.
"TKI dimana bu,?"
"hah, maksudnya?"
"negaranya,dimana?"
"oo,korea utara?"
"hah ibu serius,tunangan ibu bekerja dikorea utara!?"tanya bu Margaret terkejut.
"ya,saya serius,maaf bu Margaret saya harus menyelesaikan pekerjaan saya dulu karena saya ingin cepat pulang,nanti biasanya sebelum pukul 6 sore tunangan saya akan menelpon,saya permisi"
"ya,salam buat tunangan ibu juga presiden Kim Jong Un"ucap bu Margaret lalu berjalan pergi meninggalkan Anandita sendiri.
Kenapa muka bu Margaret jadi sedih apa aku salah bicara padanya,gumam Anandita.
"tentu saja kau salah bicara!"ucap Gavin yang sudah berdiri dibelakang Anandita.
"Gavin!!!,bukankah aku menyuruhmu untuk bersembunyi dibawah meja,"omel Anandita.
"kau pikir aku anak kecil yangmasih muat bersembunyi disana?"ucap Gavin sambil melangkah keluar dari ruang kantor Anandita.
"Gavin tunggu kau mau kemana?"
"menemui Kim Jong Un!"
"hah siapa itu Kim Jong Un?"tanya Anandita bingung.
"mungkin itu nama tunangan anda bu Anandita?"
"bukan aku tidak punya tunangan?"
"lalu kau punya apa?"
"aku hanya punya suami!"jawab Anandita dengan polosnya,membuat wajah Gavin langsung bersemu merah mendengar Anandita mengatakan itu langsung dihadapannya.
"Vin,tunggu aku!"teriak Anandita karena melihat Gavin berjalan lebih dulu meninggalkanya dibelakang.
Tapi Gavin tetap saja berjalan tanpa menengok kearah Anandita.
Saat sampai diparkiran baru Gavin berhenti ingin masuk kedalam mobil tapi tangannya langsung ditarik Anandita dari belakang.
"Gavin kau dengar tidak sih dari tadi aku berteriak memanggil manggil kamu,"omel Anandita kesal.
"jangan marah istriku sayang,nanti kau akan cepat keriput",ucap Gavin sambil mencubit pipi Anandita dengan gemas.
seandai di balik, gavin yang marah tidak jelas karena omongan orang lain, dan minta cerai pada anadita, dia terus marah, membentak apakah kau akan anggap juga itu masalah biasa apakah kau juga akan adil jika membuat malah mengemis cinta seandai diperlakukan gitu oleh gavin
stop selalu menganggap kesalahan pemeran utama wanita (sudut pandangmu) adalah hal biasa dan tidak perlu dibesarkan
karena fakta nya yang dilakukan anadita adalah kesalahan serius dan fatal
*karena orang lain suami yang kena imbasnya
*minta cerai, fatal dan laknat
*marah, membentak, kurang ajar, dan durhaka,
*mau pergi dari rumah
ini semua sudah kesalahan serius,
begitu aja thor jika kau diperlakukan kayak gitu oleh suamimu, hanya karena omongan orang lain suami marah2, membentak, dan minta cerai dan mau pergi dari rumah apakah kau Terima begitu saja
thor jadi wanita jangan selalu hanya melihat sudut padang istri saja karena itu membuat kau sangat egois, lihat juga sudut pandang pria (suami)
sampai disini pahamkan
Gimana klo tengah malem cello kebangun 😁