NovelToon NovelToon
Cinta, Berpihaklah Kepadaku

Cinta, Berpihaklah Kepadaku

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Nikahkontrak / Perjodohan / Lari Saat Hamil / Konflik Rumah Tangga- Terpaksa Nikah / Nikah Kontrak / Cerai
Popularitas:3.5M
Nilai: 4.8
Nama Author: Linda manik

Evan Dinata Dan Anggita sudah menikah satu tahun. Sesuai kesepakatan mereka akan bercerai jika kakek Martin kakek dari Evan meninggal. Kakek Martin masih hidup, Evan sudah tidak sabar untuk menjemput kebahagiaan dengan wanita lain.

Tidak ingin anaknya menjadi penghambat kebahagiaan suaminya akhirnya Anggita
rela mengorbankan anak dalam kandungan demi kebahagiaan suaminya dengan wanita lain. Anggita, wanita cantik itu melakukan hal itu dengan terpaksa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Linda manik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Fitnah2

Anggita merasakan tubuhnya seakan tidak bertulang setelah dirinya harus ditahan. Dia sudah diperiksa dan Anggita menjawab semua pertanyaan polisi dengan jujur. Tapi jawabannya seakan tidak berarti mengingat tidak ada saksi ketika kejadian itu terjadi.

Anggita merasakan dirinya adalah manusia paling sial di dunia ini. Tidak dihargai sebagai istri dan kini dilaporkan atas perbuatan yang tidak pernah dia lakukan. Dan yang membuat Anggita sangat sedih adalah masalah ini datang di saat dirinya seharusnya menjaga kesehatan demi sang janin di perutnya.

Sumpah demi apapun. Anggita merasa lelah. Lelah dengan situasi pernikahannya yang semakin lama seperti api neraka dunia bagi dirinya.

Anggita menatap pengacara yang disediakan kakek Martin untuk membebaskan dirinya. Sama seperti jawaban jujur dari mulutnya. Keberadaan pengacara itu juga tidak cukup berarti untuk masalah yang diharapi oleh Anggita saat ini. Hanya ada satu jalan untuk membuat Anggita tidak menginap di hotel tidak berbayar itu. Si pelapor harus mencabut laporannya. Tapi Anggita tidak terlalu berharap untuk itu.

Adelia sudah tega ingin mencelakai dirinya tapi tidak berhasil dan malah memfitnah dirinya. Fitnah itu tidak sekedar fitnah. Fitnah itu berujung Anggita ditangkap polisi dan ditahan.

"Bu Anggita. Saya akan berusaha maksimal mengeluarkan anda dari tempat ini," kata pengacara untuk menguatkan Anggita.

"Terima kasih Pak," jawab Anggita singkat. Setelah itu dia diantarkan ke ruangan sempit yang tidak layak disebut sebagai kamar tidur.

Pernah berpikir jika penjara adalah tempat yang aman untuk menyembunyikan kehamilannya. Kini Anggita sadar jika pemikirannya ternyata salah.

Setelah melihat situasi di dalam ruangan itu, Anggita justru merasakan kesedihan yang luar biasa. Dia tidak dapat membayangkan menjalani hari harinya di dalam penjara dalam keadaan hamil. Ruangan sempit yang dihuni beberapa orang tanpa fasilitas seperti tempat tidur atau kipas angin. Masih hitungan menit, Anggita sudah merasakan gerah.

Anggita tidak dapat lagi membendung air matanya. Hanya karena menikah dengan pria yang tidak mencintai dirinya. Anggita harus merasakan udara pengap di dalam penjara. Sungguh, dia tidak ingin bermalam di penjara ini.

Anggita duduk di lantai tanpa alas. Kepalanya disandarkan di tembok. Air matanya yang terus mengalir pertanda jika dirinya tidak siap menjalani situasi ini. Berkali kali, Anggita mengelus perutnya. Jika tidak karena kehamilan itu, mungkin Anggita tidak sanggup menjalani hidupnya saat ini.

Di saat mempunyai masalah seperti ini, Anggita seharusnya mempunyai teman untuk mencurahkan segala isi hatinya. Tapi jangankan teman, dia kini ditempatkan di tempat para penjahat yang sudah menatap dirinya dengan tatapan buas.

Anggita mengedarkan pandangannya ke penjuru ruangan itu ketika Ada suara orang yang berdehem berkali kali. Ketika Anggita menatap orang yang berdehem itu, Anggita ketakutan. Tatapan mereka itu seperti tatapan seekor singa yang akan menerkam dirinya.

Menyadari suara tangisannya membuat ruangan itu bising akhirnya Anggita menutup rapat mulutnya. Dia takut wanita wanita berwajah seram itu akan menyakiti dirinya. Anggita akhirnya hanya bisa meringkuk memeluk kakinya dan mengucapkan doa doa di dalam hatinya.

Sementara itu di rumah kakek Martin Ada dua wanita yang masih bersedih atas penangkapan Anggita. Wanita itu adalah Tante Tiara dan nenek Rieta. Dua wanita itu sangat yakin jika Anggita tidak bersalah. Tapi ketika sang pengacara yang mereka tugaskan untuk mendampingi Anggita menginformasikan jika Anggita ditahan, dua wanita itu syok. Nenek Rieta menyesali dirinya yang tidak memasang CCTV di lantai atas.

"Gunawan, apa Evan sudah mengetahui jika istrinya ditahan polisi?" tanya kakek Martin. Pria itu yang paling bersedih atas masalah yang menimpa Anggita. Kakek Martin merasa jika dirinya lah yang membuat Anggita menderita. Pria tua itu kini hanya bisa berandai andai di hatinya. Andaikan dia tidak memaksa Evan menikahi Anggita maka Anggita tidak menderita seperti ini.

"Aku tidak tahu Pa," jawab Gunawan jujur. Gunawan belum mendapatkan informasi dari Rendra. Rendra pergi ke rumah sakit setelah Anggita dibawa polisi tadi.

"Bagaimanapun caranya. Sekali dalam dua puluh empat jam. Anggita harus di rumah ini. Jika satu pengacara tidak sanggup membebaskan Anggita maka kami harus menyediakan beberoa pengacara," kata nenek Rieta.

"Jika tidak paksa wanita siluman itu mencabut laporannya," kata Tante Tiara. Mengingat Adelia, darah tingginya menjadi naik.

Sementara itu mama Anita terlihat Mondir mandir di kamar. Hati nurani dan keegoisan sedang berperang. Dia melihat dengan jelas jika Adelia yang berusaha mencelakai Anggita, tapi dia sangat ragu untuk mengatakan yang sebenarnya. Saat kejadian itu, mama Anita masih berdiri di pintu kamar tempat dirinya dan Anggita akan berbicara.

Kebahagiaan memiliki cucu terkalahkan dengan rasa benci yang masih saja bersarang di hatinya. Awalnya dia ingin pergi ke Kantor polisi untuk membantu Anggita tapi setelah mengetahui jika Anggita dengan mudah mempunyai sebuah kafe dari pemberian kakek Martin membuat hati nuraninya tertutup kebencian.

Bukan hanya itu, Fakta yang baru saja dia ketahui jika ternyata rumah mewah yang ditempati Evan dan Anggita ternyata kado pernikahan dari nenek Rieta dan kepemilikan rumah itu atas nama Anggita. Mama Anita tidak sengaja mendengar pembicaraan nenek Rieta dan Tiara tadi.

Kini, setelah mengetahui semua apa yang dimiliki Anggita hasil pernikahan dari Evan membuat mama Anita menginginkan Anggita membusuk di penjara. Tentang kehamilan Anggita, mama Anita sangat yakin jika anak itu nantinya akan diasuh oleh Evan Dan Adelia. Jika perlu, mama Anita akan merawat cucunya itu sendiri. Yang penting Anggita tidak boleh memiliki harta apapun dari hasil pernikahan tersebut.

Sedangkan di rumah sakit, Evan sangat mengkhawatirkan keadaan Adelia. Luka luka yang sudah dijahit tidak membuat Adelia berhenti merintih kesakitan. Wajahnya yang penuh memar membuat kecantikan tidak terlihat lagi.

"Lihat lah hasil perbuatan istri kamu itu. Aku tidak menyangka ternyata dibalik wajahnya yang lembut ternyata otaknya kriminal," kata Adelia sambil merintih kesakitan. Evan tidak menjawab.

"Jangan banyak berbicara Adel. Fokus lah untuk sembuh. Jahitan di bibir kamu itu akan kembali koyak jika terus berbicara," kata Evan sedikit kesal. Dari tadi Adelia merintih sambil memgomel. Yang membuat Evan kesal adalah di saat kesakitan seperti itu Adelia masih bisa memainkan ponselnya.

"Aku tidak terima ini. Anggita harus menerima balasan atas perbuatannya ini," kata Adelia dengan suara hampir tidak jelas karena jahitan di bibirnya. Melihat Kondisinya, saat ini Adelia ingin melihat Anggita lebih menderita dari dirinya.

"Bisa saja dia tidak sengaja Adel atau kamu yang kurang hati hati."

"Kamu membelanya?.

"Apa kamu yakin jika dia mendorong kamu?. Bisa saja dia tidak sengaja atau kamu yang kurang hati hati."

"Dia mendorong aku setelah mengatakan aku wanita tidak punya harga diri. Aku rasa di sudah merencanakan ini. Tadi malam dia juga mengancam membunuh aku. Dia juga mengatakan...."

"Evan."

Suara memanggil dari pintu membuat Adelia berhenti berbicara. Rendra berdiri di pintu tanpa berniat masuk melihat keadaan Adelia.

"Papa. Ada apa?" tanya Evan sambil berjalan menuju pintu.

"Sebaiknya Kita berbicara di luar," kata Rendra. Evan keluar dari ruangan UGD itu Dan mengikuti langkah papanya menuju kantin rumah sakit.

"Evan, apa kamu yang melaporkan Anggita ke Kantor polisi?" tanya Rendra setelah mereka duduk di kantin itu.

1
Janah Husna Ugy
Rico gk ada jodoh nya thor
Janah Husna Ugy
permainan ranjang nya hot nia dan Danny, timbang evan sama anggita
Janah Husna Ugy
kayaknya prank dech
Janah Husna Ugy
karma dibayar lgsg
#ayu.kurniaa_
.
echa purin
/Good//Good/
Ruzita Ismail
Luar biasa
Lala Al Fadholi
nia bodoh
Trisna
jangan hanya manis di awal yah Lex.
tapi di ending bikin Sad
Trisna
e Tah lah Nia sok jadi pahlawan banget.
Trisna
salsa ting-ting nih mah
senggol dong
Trisna
astaga Danny😂😂
Trisna
pak Rendra semakin di depan
Trisna
nah gitu dong Nia... berani berbuat, berani juga dalam bersikap. Lo memang salah
tapi mengemis no.
Trisna
Hot duda kaya raya
Trisna
Lo sendiri yang menciptakan penderitaan mu Nia😏😏
menjengkelkan
Trisna
Entah gimana perasaan Nia....
iri benci enggak yah dia nantinya sama Anggita🤔
Trisna
air mata mu tak berarti Nia.
💯%lo secara sengaja menjebak Danny. Lo menykiti pa Rendra.
tapi lo nenangis seakan-akan Lo yang tersakiti.
Trisna
gue curiga deh dama dokter itu di balik sifatnya yang tenang bisa saja dia bisa menghanyutkan.

sayang sih sayang tapi privasi bayi itu ada....
walaupun di bilang masih bayi
tidak mengerti apa-apa.
pada hal dokter itu orang luar tapi udah berani mandiin.
gue pikir yang agak bodoh itu adalah Anggita demi rasa nyaman
dia melupakan privasi putri mungilnya
Trisna
Nia mau jadi sugar baby nya om Rendra
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!