NovelToon NovelToon
Jodoh Yang Di Tukar

Jodoh Yang Di Tukar

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta setelah menikah / Pengantin Pengganti / Cinta Seiring Waktu / Identitas Tersembunyi / Romansa
Popularitas:6k
Nilai: 5
Nama Author: shangrilla

Azzam tidak menyadari bahwa wanita yang ia nikahi bukanlah kekasihnya, melainkan saudara kembarnya.

Sejak kepulangannya dari Kanada, sebenarnya Azzam merasa ada yang aneh dengan kekasihnya, ia merasa kekasihnya sedikit berubah, namun karena rasa cintanya pada sang kekasih, ia tetap menerima perubahan itu.

Bagaimana jika suatu saat Azzam mengetahui yang sebenarnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon shangrilla, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Datang melamar

Happy reading..

Hari ini Azzam sudah mulai melakukan aktivitas seperti biasanya, ia memasuki pabrik garment milik keluarganya dengan semangat yang membara. Langkahnya yang tegas menelusuri lorong pabrik yang sudah ramai dengan pekerja yang sibuk dengan mesin jahit dan kain-kain yang berserakan.

Di sudut pabrik, Abiyan, kakak iparnya, sedang memeriksa beberapa laporan keuangan. Abiyan, yang lebih tua dan berpengalaman, mengelola pabrik dengan ketat dan cermat. Ketika Azzam mendekat, Abiyan mengangkat kepalanya dan memberikan anggukan kecil.

"Bagaimana keadaan mesin baru di lantai dua?" tanya Azzam, menggulirkan matanya ke arah lantai atas.

"Semuanya berjalan lancar, tidak ada masalah yang serius. Hanya perlu sedikit kalibrasi di mesin jahit nomor lima," jawab Abiyan, matanya kembali tertuju pada laporan di hadapannya.

Azzam mengangguk paham, kemudian bergerak menuju lantai dua untuk memeriksa kondisi mesin tersebut. Ia berinteraksi dengan pekerja, mendengarkan keluhan dan saran mereka dengan penuh perhatian. Setiap instruksi yang diberikan Azzam selalu jelas dan mudah dimengerti, membuat para pekerja merasa dihargai dan dipercaya.

Kesibukan di pabrik terus berlanjut, dengan Azzam dan Abiyan bekerja bersama memastikan bahwa semua operasi berjalan dengan lancar. Meskipun mereka memiliki gaya kepemimpinan yang berbeda, keduanya melengkapi satu sama lain dengan baik, menjaga agar roda pabrik terus berputar dengan efisien.

Matahari mulai condong ke barat ketika Azzam meninggalkan pabrik garment milik keluarganya. Ia tergesa-gesa, tak ingin terlambat untuk acara penting malam ini.

Baju batik yang ia kenakan terlihat rapi dan wangi, tanda ia sudah siap untuk bertemu dengan keluarga Zahwa, kekasih hatinya.

Di rumah, suasana sudah sibuk dengan persiapan. Mamanya menata trayek kue dan camilan, sementara Aziza sang kakak memeriksa ulang cincin yang akan diserahkan sebagai tanda lamaran.

"Sudah siap?" tanya Haniyah pada Azzam yang terlihat gugup.

Azzam duduk sebentar, mengambil nafas dalam-dalam. Hatinya berdebar, campuran antara gugup dan bahagia. Malam ini adalah malam yang akan menentukan masa depannya bersama Zahwa. Ia memandang cincin di tangan kakaknya, berkilauan, simbol janji yang akan ia ucapkan nanti.

"Sudah, Ma." jawab Azzam.

"Kalau semua sudah siap, ayo kita berangkat sekarang." ajak Abiyan.

Mereka berlima masuk ke dalam satu mobil, dan Abiyan yang menyetir mobilnya.

Azzam benar-benar menepati kata-katanya beberapa hari yang lalu, malam ini ia datang ke rumah Zahwa sang kekasih untuk melamarnya. Dengan di temani anggota keluarganya, ada Mamanya, Ziza kakak perempuannya, Abiyan kakak iparnya dan Fawwaz keponakannya juga ikut

Malam ini, rumah Zahwa terlihat lebih cerah dari biasanya. Lampu-lampu dihias dengan rangkaian bunga yang memancarkan keharuman yang menenangkan. Keluarga Zahwa juga telah menanti kedatangan keluarga Azzam.

Setelah melewati beberapa pertimbangan, akhirnya Zura menyetujui pinangan Azzam, ia sudah bertekad akan membuat bahagia Azzam supaya saudara kembarnya juga bahagia.

Azzam dan keluarganya tiba tepat waktu, penuh dengan harapan dan senyum yang mengembang. Mamanya mengenakan kebaya elegan, sementara Ziza, kakak perempuannya, tampak anggun dalam gaun malam yang menawan. Abiyan, kakak iparnya, tampak gagah dengan kemeja batik, dan Fawwaz, keponakannya, berlari kecil kesana kemari dengan setelan yang lucu.

Saat mereka memasuki ruangan, Zura menyambut mereka dengan hangat. Gadis itu terlihat mempesona dalam balutan kebaya modern yang menonjolkan keanggunannya. Azzam, yang tampak tampan dengan batik pilihan, tidak bisa menyembunyikan kegugupannya. Matanya berkali-kali bertemu dengan mata Zura.

"Cantik sekali calon menantu, Mama." ucap Haniyah pada Zura seraya mengusap lengan Zura.

Zura hanya tersenyum untuk membalas ucapan calon ibu mertuanya ini.

Zura mempersilakan mereka duduk di ruang tamu yang sudah diatur sedemikian rupa. Azzam duduk di samping Mamanya, sementara yang lain menempati tempat yang telah ditentukan. Suasana penuh dengan keceriaan namun juga dihiasi dengan rasa haru. Azzam mengambil nafas dalam-dalam sebelum memulai pembicaraan.

"Dengan segala hormat, kami datang ke sini malam ini untuk melamar Zahwa," ucap Azzam dengan suara yang bergetar sedikit. Haniyah yang berada di samping Azzam, ia mengusap lembut punggung Azzam untuk memberikan dukungan.

Ayah Zahwa, yang duduk di seberang mereka, tersenyum bijaksana. "Kami sangat terhormat, dan tentu saja kami dengan senang hati menerima pinangan nak Azzam. Mereka sudah sama-sama dewasa, sudah semestinya mereka segera menikah untuk mengindari dosa,"

Azzam menatap penuh arti pada Zura. Zura hanya menunduk, dalam hati sebenarnya ia merasa kalut, karena yang ada di posisinya saat ini seharusnya Zahwa, bukan dirinya. Meskipun atas permintaan Zahwa sendiri.

"Sayang, buka kotak cincinnya." ucap Abiyan pada sang istri.

Aziza segera membuka kotak cincin lalu menyerahkannya pada Azzam. Azzam mengambil satu cincin yang berukuran lebih kecil, ia tersenyum simpul lalu mengambil tangan Zura kemudian di pasangkan cincin di jari manis Zura, dan di akhiri dengan kecupan di tangan Zura.

Aziza beralih menyerahkan kotak cincin pada Zura. Dengan gerakan tangan yang ragu, Zura mengambil cincin kemudian memasangkannya di jari manis Azzam.

Tepuk tangan riuh dari semua yang hadir malam ini.

"Jadi kita tinggal mencari hari yang pas untuk melangsungkan akad?" tanya Mama Azzam.

"Iya, Bu." jawab Ibu Zura.

Percakapan berlangsung dengan lancar, penuh dengan tawa dan cerita dari kedua belah pihak. Fawwaz sesekali menyela dengan candaan kecil yang membuat ruangan semakin riuh. Mamanya Azzam dan ibu Zahwa berbagi cerita tentang masa kecil Azzam dan Zahwa, sementara Ziza dan Abiyan sesekali memberikan komentar mereka.

"Sayang. Kamu tidak terlihat bahagia malam ini," ucap Azzam pada Zura dengan suara pelan.

Zura pun memaksakan senyumnya. "Bukan tidak bahagia, Mas. Tapi aku nervous." jawab Zura beralasan.

"Iya, kamu terlihat tegang. Senyum dong, hari ini adalah hari bahagia kita, dimana malam ini kita mulai menyatukan cinta dan keluarga kita."

Zura kembali memaksakan senyumnya, dan kali ini lebih lebar. "Aku bahagia, Mas."

Azzam menggenggam tangan Zura. "Nah gitu dong, senyum. Kan makin cantik kalau senyum gitu."

"Azzam." panggil Haniyah.

"Iya, Ma." jawab Azzam.

"Kita pulang sekarang? Acara sudah selesai,"

"Iya, Ma. Kita pulang sekarang, kasihan Fawwaz kalau kita pulangnya kemalaman," jawab Azzam.

Setelah momen manis acara lamaran yang penuh dengan tawa dan harapan, suasana menjadi lebih hangat saat Azzam bersama keluarganya mulai berpamitan untuk pulang. Zura, dengan senyum yang masih mengembang di wajahnya, mengantarkan mereka sampai ke depan pintu.

Di antara ucapan terima kasih dan salam perpisahan, Azzam menatap Zura dengan pandangan yang penuh arti, memegang tangannya sebentar sebagai tanda tidak ingin berpisah. "Semoga waktu cepat berlalu sehingga kita tidak perlu berpisah lagi," ucap Azzam yang terlihat tidak sabar ingin segera serumah dengan Zura.

Zura mengangguk seraya tersenyum tipis.

Azzam melepaskan genggaman tangan Zura dan mengikuti keluarganya menuju mobil yang telah menunggu.

Zura melambaikan tangan, matanya tidak lepas dari sosok Azzam sampai ia benar-benar tak terlihat lagi. Di balik senyum yang tersungging, hati Zura terasa berat. Kebahagiaan yang sebenarnya bukan miliknya, namun milik kembarannya.

To be continued.

1
Nurul Safitri
sebener nya zahwa itu kmna ya ??
Nurul Safitri: innalillahi
farila: meninggal
total 2 replies
farila
lanjut Thor
𝐙⃝🦜༄𝓐𝓯⁹²༆c⃡ҽղͨτͨílM⃟3💋࿐
masuk pak ekooo... undaaaa cynkkkk
ᴍᴜsᴀғɪʀ_24434: muacchhh 😘😘😘
total 1 replies
farila
tetap semangat author
ᴍᴜsᴀғɪʀ_24434: makasih kak😍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!