"Berhenti atau aku akan menciummu gadis jelek?",ancam Rama saat melihat Kaila hendak bunuh diri.Laki-laki itu cukup terperanjat ketika melihat Kaila hendak menjatuhkan tubuhnya ke dasar danau yang cukup dalam.
"Minggir aku tak butuh bantuanmu",desis Kaila.
****
Rama sangat membenci Kaila,si gadis gendut,jelek,kusam dan buluk itu semenjak gadis itu memutuskan untuk bunuh diri.Berbagai umpatan ia layangkan pada Kaila agar gadis itu menjauh darinya dan tidak mengganggunya.Namun,hasilnya nihil.Kaila bahkan membuat ulah dengan mengaku sebagai tunangan Rama agar lebih dekat dengan pemuda yang menolongnya tersebut.
Bagaimana kisah mereka?
Akankah Kaila bisa menarik simpati Rama?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sri Wahyuning, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Galau
Karena menunggu Kaila terlalu lama,Edo pun bergegas menyusul Kaila.
"Apa yang terjadi Kai?Dimana Bibi dan keponakanmu?",tanya Edo saat melihat Kaila masih berdiri termenung seorang diri di depan pintu rumah tersebut.
Kaila hanya menggeleng lemah,nampak raut kesedihan pada raut wajah Kaila.
"Kaila!Dimana mereka?",Edo kembali mengguncang bahu Kaila dan bertanya dimana keluarganya.
"Mereka pindah Do!Dan tak seorang pun tahu dimana mereka tinggal saat ini",jawab Kaila sembari menghapus air matanya.Edo bisa memahami kesedihan Kaila.Bibi dan keponakannya adalah satu-satunya kerabat yang dimiliki Kaila.
"Lalu apa rencanamu Kai?Apa kita harus kembali ke rumah Tuan Rama sekarang?",tanya Edo pada Kaila.
"Biarkan saya disini selama dua hari!Saya akan mencari Bibi dan Rania besok",jawab Kaila,ia berencana mencari keberadaan keluarganya.
"Lalu kau akan tinggal dimana Kai?",Edo semakin khawatir dengan keadaan Kaila.
"Disini ada banyak penginapan!Aku bisa mencarinya sendiri.Sebaiknya kamu lekas pulang Do!Kamu kan juga butuh waktu untuk istirahat",bujuk Kaila meyakinkan Edo bahwa ia bisa mengatasi masalahnya sendiri.
Drrrrtt....Drrrrtt.....
Ponsel Edo bergetar.Rupanya Tuan mudanya yang menelponnya.
"Bagaimana Do?Apa kalian sudah sampai?",tanya Rama disebrang sana.
"Sudah Tuan!Tapi rupanya keluarga Kaila sudah pindah Tuan!Dan Kaila minta waktu ijin dua hari untuk mencari keluarganya disini",jawab Edo.
"Pindah???",
"Iya Tuan",Edo pun menjelaskan tentang informasi yang ia peroleh pada Rama.Sementara Kaila masih diam di tempat seraya mendengarkan percakapan Edo.
"Kalau begitu kalian pulang saja.Berikan ponselmu pada Kaila",titah Rama.
"Baik Tuan",
Edo pun menyerahkan ponselnya pada Kaila.
"Tuan Rama ingin bicara sama kamu Kaila",bisik Edo di dekat daun telinga milik Kaila.Gadis itu hanya mengangguk dan menerima ponsel tersebut dari tangan Edo.
"Halo Tuan",sapa Kaila dengan suara bergetar.Ia takut Rama akan membentaknya seperti biasanya.
"Kaila sebaiknya kamu pulang bersama Edo sekarang!Aku akan membantumu mencari keluargamu lewat anak buahku",perintah Rama dari ujung telfon sana.
"Tapi Tuan...",Kaila hendak protes tapi di bantah oleh Rama.
"Tak ada tapi-tapian!Pulang sekarang atau aku akan menyusulmu",jawab Rama tegas.
"Tapi saya kan punya jatah cuti dua hari Tuan!Saya ingin menggunakannya untuk berlibur disini,di desa saya",buru-buru Kaila mencari alasan agar pemuda galak di ujung sana tak menyuruhnya kembali kerumahnya secepat ini.
"Terserah",jawab Rama di akhir percakapan mereka.Melihat obrolan keduanya,diam-diam Edo mengagumi keberanian Kaila saat membantah perintah Rama.Padahal,selama ini Rama tak suka bila ada yang membantah perintahnya.
************
Di kantor Harsa Group,
Rama berjalan mondar-mandir kesana kemari di dalam ruangan kantornya.Didalam otaknya hanya ada bayangan tentang kekasarannya pada Kaila semalam.Tentang bagaimana gadis itu menahan lukanya ketika bertambah karena pukulan tangannya yang tak disengaja,bahkan Kaila juga tak mengeluh sama sekali ketika ia obati.
'Kenapa aku memikirkannya?Apa semua ini hanya karena rasa bersalah saja?',batin Rama yang mulai risau oleh kegalauan hatinya.Rama juga mulai memikirkan tentang permintaan mamanya untuk menikahi Kaila.
'Kalau aku menikahi Kaila,bagaimana dengan Andara?Pasti dia akan sangat sakit bila aku tinggalkan dengan cara seperti ini',Rama terus berdebat dalam hati.
pengen tak siram pake es biar terkejut dan sadar si ramanya