Meninggal karena di jebak oleh musuh bebuyutannya membuat Kebo Iwa merasa menyesal seumur hidupnya karena telah meninggalkan cinta sejatinya demi wanita yang akhirnya membunuh dirinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Its Zahra CHAN Gacha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mencari jarum di tumpukan jerami
#Cerita ini hanya fiktif belaka, kesamaan nama tokoh, tempat tidak disengaja, semua adegan murni imajinasi Author semata.#
Terlahir dari keluarga kaya Raya, namun tak membuat Kebo Iwa hidup berfoya-foya. Iwa sudah terbiasa hidup mandiri setelah harta kekayaan orang tuanya habis untuk mencukupi kebutuhan makannya yang begitu banyak. Setiap kebaikan yang ia terima selalu ia balas dengan kebaikan lain itulah Kebo Iwa. Seorang yang pemarah namun berhati lembut seperti malaikat.
Ia begitu baik kepada siapapun hingga suatu saat seseorang sengaja memanfaatkan kebaikannya untuk menjebaknya.
*Ciiittt!!!
Sang sopir taksi mengehentikan mobilnya tepat didepan CAMELIA hotel.
"Dia sudah tiba, cepat lakukan tugas kalian dengan benar. Aku tidak mau ada kesalahan lagi kali ini," tukas Nathan mengamati sebuah taksi yang terparkir di depan hotelnya.
"Baik Bos!!"
Beberapa orang anak buah Nathan segera bergegas turun menghampiri Iwa.
"Aku bilang kantor pusat PE corporation, bukan di sini pak, jadi tolong putar balik," tukas Iwa
"Maaf Tuan, tapi saya hanya menjalankan perintah untuk membawa anda ke tempat ini,"
Pemuda itu mulai merasakan sesuatu yang aneh saat sang sopir tak mengindahkan perintahnya.
"Sial!!. Siapa kau, kenapa kamu membawaku ke tempat ini. Apa kau suruhan Bibi Kartika?" tanya Iwa menarik pundak sang sopir taksi.
"Aku hanya bertugas mengantarkan anda, jadi saya tidak perlu menjawab pertanyaan anda, sekali lagi maaf," jawab Sang Sopir membuat Iwa semakin geram
Tidak berselang lama beberapa orang lelaki bertato naga menghampiri mobil itu dan menggedor-gedor kaca mobilnya.
*Tok, tok, tok!!!
"Cepat keluar atau aku akan memecahkan kaca mobilnya!"
"Sebaiknya anda cepat keluar Tuan, jangan sampai mereka merusak mobil saya," kata Sopir taksi itu
"Sial, kenapa aku tidak sadar jika aku di jebak," Iwa segera membuka pintu mobilnya, dan sebuah tinju mendarat di wajahnya.
*Buuggghhh!!!
"Arrgghhh!!!" pekik Iwa kemudian mengusap darah di sudut bibirnya.
"Kita bertemu lagi bocah!" seru seorang lelaki menghampiri Iwa
"Jadi benar dugaan ku, wanita itu menyuruh kalian membunuhku??" tanya Iwa menyeringai
"Sebagai bocah kemarin sore kau cukup tangguh dan cerdas. Kau bahkan berhasil masuk dan mengobrak-abrik markas kami." jawab lelaki itu.
Ia kemudian melepaskan pukulannya kearah Kebo Iwa, saat Iwa akan membalasnya beberapa orang anak buah Cobra Hitam langsung memegangi lengannya.
"Apa-apaan ini lepaskan aku!" seru Kebo Iwa
"UPS, kau masih bisa berteriak meskipun sudah terdesak seperti ini,"
*Buuggghhh!!
Kembali lelaki itu menghujamkan tunjunya ke perut Iwa hingga lelaki itu meringis kesakitan.
"Kau telah membuat reputasi Cobra Hitam tercoreng karena gagal membunuh bocah ingusan seperti dirimu. Kau bahkan berani mengacau dan membuat keributan di markas kami, ah...kau benar-benar menyebalkan. Mungkin waktu itu kau beruntung dan bisa lolos dari kematian. Tapi sebodoh-bodohnya kerbau tidak tidak akan jatuh ke lubang yang sama bukan, mungkin kau mempunyai beberapa nyawa setelah bangkit dari kubur, tetap saja kau tidak akan bisa lolos dari kematian setelah terkena timah panas ini," ucap lelaki itu menyeringai memamerkan pistolnya.
Ia kemudian menodongkan senjata api itu tepat di kening Kebo Iwa.
Jika dulu aku selalu berhasil lolos dari kematian saat musuh-musuh ku mencoba membunuhku, akankah keajaiban itu terulang kembali. Jika ganasnya samudera berhasil aku taklukan, apakah aku bisa menaklukkan bengisnya mahluk di depanku ini. Wahai Sang Hyang Widhi Wasa, jika benar aku kembali ke masa ini untuk menyelamatkan pemuda malang ini, maka berikanlah belas kasihmu padaku,
Lelaki itu membuka matanya dan menatap tajam lelaki di hadapannya. Bara amarah terlihat jelas dalam sorot matanya, tangannya mengepal dan bersiap menghadapi musuh-musuhnya.
Saat Nathan akan menarik pelatuk pistolnya, Iwa dengan segenap tenaga mencoba melepaskan diri dari dua orang yang menjegalnya.
Ia berhasil menjungkirkan dua orang yang menjegalnya dan melepaskan tendangannya kearah Nathan hingga lelaki itu hilang kendali.
*Dor!!!
Peluru itu melesat tanpa mengenai sasarannya. Semua orang segera tiarap untuk menghindari peluru itu.
Iwa segera bangun dan menghampiri Nathan. Ia melesatkan pukulannya kearah lelaki itu hingga ia tersungkur ke lantai. Melihat ketua mereka di bantai oleh Iwa, semua anggota Cobra Hitam langsung merangsek menyerang pemuda itu.
Pertarungan sengitpun kembali berlanjut antara Iwa dan anggota Cobra Hitam. Kali ini Kebo Iwa tidak ingin membiarkan satu orangpun selamat. Ia benar-benar menghabisi satu persatu musuhnya dengan bengis.
Saat semua anggota Cobra Hitam sudah terkapar tak berdaya, ia kemudian melangkahkan kakinya menghampiri Nathan yang tersungkur di lantai.
Nathan yang ketakutan melihat sosok Iwa beringsut mundur menjauhinya.
Iwa menarik kerah baju Nathan dan langsung menghujani lelaki itu dengan pukulan kerasnya.
"Kenapa kau sangat ingin membunuh bocah malang ini hah!" hardik Iwa
"Aku hanya menjalankan perintah saja," jawab Nathan
"Siapa yang membayar mu untuk membunuhku?" tanya Iwa lagi
"Bukankah kau sudah tahu orangnya, lalu kenapa kau masih bertanya padaku?" jawab Nathan balik bertanya
"Cepat katakan atau aku akan membunuhmu!" ancam Iwa
"Bunuh saja, toh pada akhirnya aku tetap akan mati meskipun kau melepaskan aku," jawab Nathan menyeringai
"Jika uang yang kau butuhkan maka aku bisa membayar mu sepuluh kali lipat jika kau beritahukan siapa yang menyuruhmu untuk membunuhku?" tanya Iwa
"Dasar bodoh, kau pikir hanya karena uang kamu melakukan semua itu. Dunia ini terlalu kejam anak muda, kau masih terlalu polos untuk tahu kejamnya dunia bisnis di Ibukota." jawab Nathan menyeringai
Ketika melihat Iwa mulai frustasi ia segera melepaskan Jap keras kearahnya dan segera berlari meninggalkannya.
Ia mengambil pistolnya yang tergeletak di lantai dan mengarahkannya kepada Iwa yang berusaha mengejarnya.
*Dor!!
*Bruugghh!!!
"Arrrrrghhh!!" Iwa mengerang kesakitan saat tangannya terkena timah panas Nathan.
Namun lelaki itu begitu terkejut saat melihat Nathan jatuh bersimbah darah di lantai.
Ia segera berlari dan memeriksa kondisinya.
"Dia mati??" Iwa segera berlari mengejar seseorang yang berusaha kabur setelah membunuh Nathan
"Hosh, hosh!!" Iwa menghentikan langkahnya saat sebuah mobil meninggalkan tempat itu.
"Arrgghhh!!" teriaknya saat kehilangan jejak lelaki itu.
*********
Rumah Sakit Harapan Bangsa.
Seorang lelaki datang dengan nafas memburu menghampiri Kebo Iwa yang di rawat di bangsal perawatan VIP.
"Bagaimana keadaan mu, apa kau baik-baik saja?" tanya Refan mengunjunginya
"Aku baik-baik saja, kau tidak perlu khawatir," jawab Iwa segera beranjak dari ranjangnya
"Apa mereka masih berusaha membunuhmu?" tanya Refan begitu khawatir
Iwa segera melepaskan lengan pemuda itu,
"Jangan pura-pura memperdulikan aku, sementara kau tahu ibumu berusaha menyingkirkan aku," jawab Iwa membuat Refan tercengang
"Ibu...apa dia yang berusaha membunuh mu??" tanya Refan begitu terkejut
"Jangan pura-pura tidak tahu, aku bisa membaca kebohongan dimata mu," jawab Iwa
"Mulai sekarang kau tidak perlu lagi menjadi sopir pribadiku, kau juga pewaris sah PE corporation jadi tidak sepantasnya kau menjadi seorang jongos kakakmu sendiri. Mulai besok kau akan berkerja di PE Corporation, aku akan memberikan posisi CEO bagian perencanaan dan pengadaan untukmu," jawab Iwa kemudian meninggalkan lelaki itu.
Sementara itu di tempat berbeda, Amy begitu senang ketika ayahnya menyetujuinya untuk pindah kuliah ke Jakarta.
"Yeay, Jakarta I'm coming!!!" seru gadis itu saat tiba di Bandara internasional Soekarno Hatta.
Seorang lelaki paruh baya segera menghampirinya dan membawakan kopernya.
"Terimakasih Mang," jawab Amy begitu bahagia.
"Tapi... sepertinya aku tidak bisa ikut Mamang pulang ke rumah," ucap gadis itu menyunggingkan senyumnya
"Baiklah, Mamang tahu. Selamat bersenang-senang nona," jawab lelaki
"Thank you Mang Asep, Mamang memang paling the best deh lope-lope sekebon toge pokoknya mah." ucap gadis itu kemudian berlari meninggalkannya.
Ia segera menghentikan sebuah taksi dan naik ke atasnya.
"Kelapa gading ya pak,"
"Baik,"
Taksi itu segera meluncur meninggalkan Bandara.
"Rey, pasti senang saat melihatku tiba-tiba muncul di hadapannya. Sepertinya aku harus memperbaiki riasan ku agar terlihat cantik di depannya," ucap gadis itu kemudian memoleskan lipstik dan memoles wajahnya dengan bedak tipis.
"Apa aku terlihat menor?" tanya Amy kepada sopir taksi
"Gak kok neng, neng cantik alami," jawab sopir itu tersenyum kearahnya
"Ikan hiu makan labu, thank you," jawab Amy membuat sopir taksi itu tertawa mendengarnya
"Ikan hiu makan kelapa, tak hanya ayu parasnya neng juga pandai berpantun juga,"
"Ikan hiu nyasar di pulau Jawa, ah bapak bisa aja,"
*Ciiittt!!
Amy segera turun ketika tiba di depan Wastu Ares. Wanita itu segera berlari menuju kamar Adrian.
"Kejutan!!" seru gadis itu menutup mata Adrian yang sedang membaca buku.
Betapa terkejutnya Amy ketika tahu lelaki itu bukan Adrian.
"Refan, kenapa kau ada di sini?" tanya Amy penasaran
"Rey memberikan kamar ini untukku," jawab Refan membuat Amy semakin kebingungan
"Kalau kamar ini untukmu, lalu dia tinggal dimana?" tanya Amy lagi
"Entah," jawab Refan mengangkat bahunya