My Immortal
Keluarga Prawiro Edy bersiap-siap untuk mengadakan upacara serah terima jabatan Presiden Direktur kepada putra semata wayangnya Adrian Prawiro.
Prawiro Edy yang sudah memasuki usia senja terpaksa melepaskan jabatannya kepada putra tunggalnya meskipun ia belum kompeten dalam menjalankan perusahaan miliknya.
Pro kontra pun mulai menyeruak di kalangan para direksi dan pemegang Saham yang tak setuju dengan penunjukan Adrian sebagai Presiden Direktur pengganti Prawiro Edy.
Beberapa orang pemegang saham utama bahkan mengancam akan menarik investasi mereka jika Sang Presdir tetap melantik putranya menjadi pimpinan PE corporation.
"Apapun keputusan mereka, aku akan tetap mewariskan perusahaan ini kepada putraku. Aku yakin suatu saat dia akan menjadi seorang pemimpin yang hebat menggantikan diriku," ucap Prawiro Edy penuh percaya diri
"Tapi Pak, bagaimana jika para pemilik saham itu benar-benar hengkang dari perusahaan kita,"
"Aku tidak takut, lagipula masih banyak investor lain yang ingin berinvestasi di perusahaan kita. Jadi jangan khawatir," jawab Prawiro Edy
"Apa semuanya sudah siap?" tanya Prawiro
"Sudah Pak,"
Prawiro Edy segera masuk kedalam mobilnya menyusul, istri dan anaknya.
"Hari ini biar aku saja yang menyetir," tukas Prawiro mengambil kunci mobilnya.
"Baik Tuan,"
Lelaki tua itu segera melesatkan mobilnya meninggalkan istananya.
"Hari ini aku akan memberikan semua milikku padamu Rey. Ayah tahu kau belum siap untuk memimpin perusahaan kita, tapi hanya kau satu-satunya orang yang aku percaya untuk mengurus semua aset keluarga kita. Aku harap kau bisa belajar banyak dari Paman Bisma untuk mengembangkan perusahaan kita," ucap lelaki itu memegang erat jemari Adrian.
"Aku yakin suatu saat kau akan jadi pemimpin hebat dan membesarkan perusahaan kita," imbuhnya dengan semburat senyum di wajahnya.
Saat mobil melintasi sebuah tikungan tiba-tiba Prawiro kehilangan kendali, ketika ia mencoba menghentikan mobilnya ternyata remnya blong.
"Ada apa ini ayah," ucap Rey ketakutan
"Sepertinya rem mobilnya blong, pegangan yang kuat dan jangan panik!" tutur Prawiro mencoba menenangkan istri dan anaknya yang mulai panik.
Saat menghindari truk yang ada di depannya, mobil Prawiro justru menabrak pembatas jalan.
*Braakkkk!!!
Suara sirene mobil ambulance memecah keheningan malam membawa Prawiro dan keluarganya ke rumah sakit.
"Bagaimana keadaan keponakan ku dok?" tanya Bisma menghampiri seorang dokter yang merawat Adrian
"Meskipun ia selamat dari maut, namun karena cedera yang dialaminya cukup parah mungkin ia hanya bisa berbaring selamanya di ranjang." jawab sang dokter
Bisma tersenyum simpul mendengar jawaban sang dokter.
*Rapat Direksi PE CORPORATION
Semua Direksi dan para pemegang saham sudah berkumpul dan terlihat cemas mendengar berita kecelakaan yang menimpa Prawiro Edy dan keluarganya.
*Tak, tak, tak!!
Semuanya seketika terdiam ketika Bisma Haryono memasuki ruangan meeting.
"Selamat siang semuanya," ucap Bisma penuh Wibawa
"Saya tahu kalian pasti cemas setelah mendengar berita kecelakaan yang menimpa Kakak saya dan keluarga. Itulah sebabnya aku mengumpulkan kalian pada siang hari ini. Saya selaku keluarga dan juga Wakil Presiden Direktur PE CORPORATION akan memegang jabatan sebagai Presdir PE CORPORATION untuk sementara waktu sampai sang pewaris tunggal Adrian Prawiro sehat kembali," ucap Bisma membuat semua Direksi dan para pemegang saham lega.
"Syukurlah kalau begitu, kami yakin PE CORPORATION akan lebih maju di tangan anda Tuan Bisma," seru seorang perwakilan Direksi.
Setelah rapat usai Bisma segera menuju ruangan Presiden Direktur.
"Akhirnya aku bisa juga duduk di atas kursi ini," ucap lelaki itu menyadarkan tubuhnya di kursi Presdir
"Ah, andai saja aku tahu senyaman ini duduk di kursi ini, pasti sudah lama aku menyingkirkan mu Kang Mas Prawiro," imbuhnya menyeringai
Tidak lama terdengar suara seseorang mengetuk pintu ruangan itu.
"Masuk!"
Seorang wanita cantik memasuki ruangan itu dengan membawa setumpuk dokumen.
"Selamat pagi pak, ini beberapa dokumen yang harus anda tandatangani hari ini," ucap wanita itu ramah.
"Baik, terimakasih Len,"
"Sama-sama," wanita itu segera meletakkan dokumen itu dan pergi meninggalkan ruangan itu.
"Wah enaknya jadi seorang Presdir, kerjanya hanya ongkang-ongkang kaki, tanda tangan tapi gaji paling besar."
*********
Siang itu di Rumah sakit Internasional Saint Siloam.
"Alhamdulillah akhirnya kau siuman juga Tuan Muda," ucap seorang lelaki begitu bahagia ketika melihat Adrian membuka matanya.
"Aku ingin pulang paman," tukas Rey mencoba bangun dari tidurnya.
"Anda belum bisa bergerak Tuan, kau masih harus menjalani banyak terapi agar bisa kembali sehat lagi," tukas lelaki itu membantu Adrian duduk di ranjangnya.
"Aku ingin keluar, aku ingin menghirup udara segar di luaran, aku pengap disini," celoteh Adrian yang jengah terus berada di bangsal perawatannya.
Lelaki itu berusaha turun dan menginjakan kakinya ke lantai, namu jangankan untuk berjalan, bahkan untuk berdiri menopang tubuhnya saja dia tidak kuat.
Adrian terjatuh saat mencoba untuk berdiri, beruntung Utsman segera menangkap tubuh lelaki itu hingga ia tidak terjatuh.
"Apa yang terjadi padaku paman, katakanlah kenapa aku tidak bisa berjalan!" seru Adrian kesal
"Setelah kecelakaan itu, anda mengalami kelumpuhan," jawab Utsman hati-hati
"Apa???, aku lumpuh??" tanya Adrian tak percaya
"Benar Tuan Muda, tapi anda jangan khawatir karena dokter sedang berusaha untuk menyembuhkan anda, aku yakin anda pasti bisa berjalan lagi seperti semula,"
"Hahahaha!" Adrian tertawa terbahak-bahak mendengar ucapan Utsman yang berusaha menghiburnya
"Kau tidak perlu repot-repot menghibur ku paman, aku tahu jika sekarang aku benar-benar menjadi seorang sampah. Aku tidak memiliki kelebihan dan sekarang ditambah aku cacat. Aku tidak lebih dari mayat hidup yang hanya merepotkan orang lain saja, aku benci dengan diriku sendiri, aku benci!!" seru Adrian meronta-ronta, membuat Utsman segera memeluk dan menenangkannya
"Tuhan tidak pernah menciptakan sesuatu dengan sia-sia, semuanya memiliki manfaat dan pasti berguna untuk orang lain, hanya saja kita belum tahu dimana kelebihan kita. Jadi jangan menganggap dirimu sampah, bahkan mahluk menjijikkan seperti larva saja bisa mendatangkan pundi-pundi uang jika kita mau membudidayakannya. Larva juga bisa membantu menguraikan makan dan sampah. Jadi jangan berkecil hati, tidak ada penyakit yang tidak bisa disembuhkan di dunia ini, jadi tetaplah semangat untuk terus menjalani terapi." tukas lelaki itu memeluknya erat.
Kabar tentang Adrian yang sudah siuman rupanya mengusik ketenangan Bisma Haryono. Lelaki itu begitu kesal mendengar keponakannya siuman.
"Kenapa kau tidak mati saja Rey, percuma saja kau hidup jika hanya menjadi mayat hidup. Kau hanya akan menghalangi ku mendapatkan posisi Presiden Direktur di PE CORPORATION."
Malam itu juga Bisma segera menjenguk Adrian untuk melihat kondisinya.
"Selamat malam Rey, bagaimana kabarmu hari ini?" tanya Bisma menatap tajam Adrian
"Buruk, aku ingin pulang Om, aku jengah bila terus berada di sini," jawab Adrian
"Bagaimana kalau kita jalan-jalan mencari udara segar malam ini?"
"Ok, aku mau Om,"
Bisma segera memindahkan Adrian keatas kursi roda dan mendorongnya keluar meninggalkan ruang perawatannya.
Bisma sengaja mengajak Adrian menuju roof top rumah Sakit untuk melihat pemandangan kota Jakarta dari atas gedung.
"Lihatlah pemandangannya, indah bukan?" tanyanya menyeringai
"Indah sekali Om," ucap Adrian begitu bahagia bisa melihat pemandangan kota Jakarta di malam hari dari atas gedung
"Nikmatilah pemandangan itu sepuasnya, sebelum kau tidak bisa melihatnya lagi," tukas Bisma kemudian mendorong kursi roda Adrian hingga jatuh dari atas gedung.
"Matilah kau anak sampah!" seru Bisma menyeringai
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
Edy Sulaiman
baca dulu ah siapa tau asyik...
2024-01-18
1
Anisha Andriyana Bahri
demi harta buta mata hati..buta sgala"nya..
2022-12-28
1
Mat Grobak
tragis
2022-04-29
2