Rahmeta putri Gadis yang selalu tampak ceria, dibalik keceriaannya tersimpan ketangguhan dan kepedihan secara bersamaan.
menyukai seorang pria yang pernah menjadi dosennya , ditolak sekian kalinya hingga memutuskan menyerah kemudian takdir membawanya kembali kepada cinta yang bertepuk sebelah tangan itu.
"Aku sudah berusaha lupa, tapi kenapa takdir semakin menjeratku dalam pelukannya?"
Ahmad Faruq syahreza, hidupnya menjadi aneh dan kacau ketika gadis itu mulai menganggu ketenangan harinya, tapi siapa sangka kehadiran gadis itu ternyata membawa warna bagi kaku nya hidup Reza.
" menjauhlah dariku,aku ini dosenmu."
" oke pak, saya akan selalu berada didekat bapak."
Apakah Meta tetap mencintai pria itu meski ia telah ditolak kesekian kalinya? bagaimana meta menjalani kemelut hidupnya?
Bagaimana cara Reza menghadapi gadis dengan mood labil itu? Bagaimana pula pria patah hati itu mengenali isi hatinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kanza-azzahra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
part 17. Pilihan.
waktu bergerak begitu tepat, dan kini siang telah menjemput begitu cepat. Ada haru dihati Meta, perjuangannya selama tiga tahun lebih menemui hasil dan sebentar lagi ia akan meraih gelar yang ia impikan selama ini. Dan lebih membahagiakan bahwa ibunya akan datang ke Jakarta bersama sang adik. Hari ini ia memutuskan untuk datang ke kampus ada hal yang ingin ia selesaikan dan ini sungguh sangat menggangu pikiran Meta.
" apapun hasilnya yang penting aku harus mencoba dulu." Ucap Meta sembari terus melangkah menyusuri jalan menuju kampus.
Pikiran Meta menerawang melalang buana entah kemana, ada ragu, takut dan bimbang menjadi satu dalam hatinya.
Sesampai dipintu masuk gedung kampus tempat ia menuntut ilmu, Meta merasakan jantungnya berdetak begitu kencang, rasa takut semakin kuat ia rasakan.
"Bismillah, pejuang rasa." Ucap Meta menarik nafas dalam dan kembali melanjutkan langkah.
kakinya terus berjalan menyusuri lorong-lorong kampus, di setiap lorong ia teringat akan kegilaan yang ia lakukan selama tiga tahun terakhir ini. ada cinta yang bersemi ditempat ia berdiri, ada rasa sakit yang sempat hadir ditempat ia kembali memutuskan merajut lagi rasa yang sempat ia sesali kehadirannya.
"Cinta memang segila ini." Meta tersenyum tipis.
Disini dahulu ia pernah melakukan berbagai hal untuk menarik perhatian seseorang yang ia anggap malaikat cintanya.
flashback on
"pokoknya, aku harus tumpahin minyak di sini, biar kalau pak Reza lewat, nanti kan dia jatuh tu. Nah aku tangkap dia deh." Meta tertawa ngakak akan keusilan yang ia bayangkan berakhir indah sesuai harapannya.
Namun nyatanya gadis itu berakhir sial, dialah yang terjatuh karena Reza memilih jalan berbeda.
Meta melewati masa-masa indah itu dengan hati yang lapang, harus berjibaku sendiri untuk membiayai kuliahnya, membiayai adik dan sang ibu di kampung tak membuat Meta merasa menderita, justru pilihan yang telah dipilih sang ayahlah yang membuatnya jauh terluka dan jauh menderita.
baginya hidup adalah pilihan dan perjuangan berkat pilihan dan perjuangan yang ia lakukan membawanya pada titik dimana ia bisa menyelesaikan study akhirnya tanpa bantuan sang ayah, dan ia percaya jika ia terus berjuang cinta pria berhati beku itu akan ia dapatkan pada akhirnya.
berbagai hal telah ia lakukan agar pria itu menatap kearahnya, tapi Jangankan menatap bahkan untuk sekedar melirik Reza seolah tak Sudi.
'GADIS GILA'
YA, gadis gila itulah julukan yang disematkan Reza.
" tidak apa-apa pak, asal bapak bahagia panggilan gadis gila pun saya terima." Meta tersenyum lebar menatap Reza yang menggeleng heran melihat tingkahnya.
Rasa sakit dihati nya atas sebutan gadis gila, Meta sinting atau gadis aneh, ia anggap angin lalu saja asal ia bisa menarik perhatian Reza.
cinta sebodoh itu, ya cinta memang bodoh dan karena rasa bodoh itulah ia berada pada titik sekarang.
berbagai hal telah ia perbuat namun tak sekalipun pria itu menatapnya sebagai wanita. Sampai ribuan menit berlalu pria itu tetap sama beku layaknya es dan hanya bisa cair pada satu wanita saja.
flashback off.
kini dihadapan meta sosok yang ia cari telah berdiri tegap dihadapan Meta.
" hai pak." Meta melambai kikuk pada pria dihadapannya.
'busyet kok aku gugup ya' batinnya
' ngapain gadis ini disini?' Reza ikut membatin
" udah makan pak?." Meta semakin kikuk dan salah tingkah sendiri
Reza sebenarnya ingin tertawa melihat tingkah Meta, gadis itu tampak gugup dan kikuk.
'sepertinya dia masih mencintai aku' Pikir Reza
" belum, kenapa? mau makan bareng saya?" Tawar Reza dengan senyuman maut nan menggoda, pria ini menaik turunkan alisnya dan itu membuat Meta semakin salah tingkah.
"yuk." Tanpa pikir panjang Reza mengandeng Meta yang masih mematung kaku menuju kantin.
'sumpah mimpi apa aku semalam?' Meta merasa ini bagai mimpi.
pria yang ia pikirkan tiga tahun terakhir ini, mengandengnya dengan erat dan mengajaknya makan siang bersama.
'amak, amakkan manantu le.' Ingin rasanya ia berteriak dan menjerit sekencang-kencang mungkin.
sumpah sepulang dari sini, ia akan menyisihkan penghasilannya dari berjualan online shop kemudian mentraktir Risa, Tika dan Niko.
" mau makan apa?" Tanya Reza tapi sepertinya gadis disebelahnya masih melamun dan tersenyum-senyum sendiri
Saking senangnya meta ia tak sadar telah sampai dikantin.
" hei, mau makan apa?" Ulang Reza
" apa aja pak." jawab meta kikuk karena menyadari tingkahnya.
Reza pun bergegas memesan menu untuk santap siang mereka hari ini.
dua gelas orange juice dan dua mangkok bakso telah tersedia di meja mereka.
"ayo makan." Tawar Reza dan Meta menurut untuk menyantap hidangan didepannya usai makan, Meta memberanikan diri bertanya.
"pak ini asli ya?" Tanya Meta gamblang
Reza sontak tertawa terpingkal-pingkal
" ini saya cubit kamu, sakit gak?"
"aduhh." Jerit Meta
"sakitkan?"
"iya pak." Angguk Meta tersipu malu
"berarti ini asli, dan saya hanya ingin memperbaiki hubungan murid dan guru saja, sebentar lagi kan kamu bukan mahasiswi sini, makanya saya ingin mengajak kamu makan siang bareng, jadi jangan geer." Tutur Reza
Mengapa Meta merasa sedih mendengar ucapan Reza?
Dan mengapa Reza seakan tak rela gadis didepannya ini pergi meninggalkan kampus, seolah ia yang akan segera ditinggalkan.
ada apa dengan hatinya?
"pak, saya takkan lama lagi berada di kampus ini, dan mungkin ini saat-saat terakhir kita bertemu, tapi?" Meta menghembuskan nafas lirih, matanya menatap sorot indah didepannya. ia sengaja menggantung ucapannya.
"tapi kenapa?" Tanya Reza penasaran ikut terdiam menatap balik mata gadis muda dihadapannya.
" tapi saya telah memilih." Ya Meta telah memilih
" saya telah memilih untuk tetap mencintai bapak dan memperjuangkan bapak dalam doa-doa saya." Meta tertunduk menghapus bulir bening di sudut matanya sembari menahan degup jantungnya
"terima kasih atas waktu dan ilmu yang bapak berikan, seperti kata bapak saya hanyalah gadis aneh dan gila tapi percayalah saya sungguh-sungguh dalam perasaan saya, sekali lagi maaf kalau ini memalukan tapi pak Reza saya mencintai bapak." Meta berdiri meninggalkan Reza yang hanya diam dan tak berkata-kata.
jantungnya berdegup aneh dan untuk pertama kali ia rasakan, degupan yang belum ia rasakan bahkan ketika bersama Bella.
apa yang akan dilakukan Reza? akankah ia menyadari rasanya? lantas bagaimana dengan Rayyan? dan apa yang terjadi sebenarnya pada Bella?
Sementara Meta akan terus melangkah lurus kedepan dan seperti ucapannya tadi, akan ia perjuangkan Reza dalam doa-doa di setiap sujudnya.
Meta akan memperjuangkan hidupnya, cintanya dan juga mempertahankan keyakinan yang terus ia bangun. Sudah saatnya ia menambah kekuatan untuk membahagiakan ibu, sang adik dan tentu juga cintanya pada Reza.
akankah ia sanggup bertahan?
************
thanks guys, jangan lupa comment, like,vote and follow.