Aditya Wijaya prakasa(35 tahun), atau biasa dipanggil Aditya..adalah seorang CEO tampan dan juga duda kaya raya,memiliki kecerdasan diatas rata2, Aditya adalah seorang laki - laki yg baik dan penyayang, karena masa lalu nya bersama mantan istrinya yang dulu pernah selingkuh darinya.. kini Aditya menjadi seorang yang dingin, cuek, arogan, dan tidak percaya lagi akan cinta..
Nabila sanjaya(25 tahun) adalah seorang Janda muda yang memiliki 2 orang anak,memiliki paras cantik,sangat penyayang, humoris,tegas, pekerja keras, dan baik hati..
bagaimana jadinya ya kalau si duda tampan dan cuek itu bertemu dengan Nabila si janda muda yang sangat baik hati dan penyayang itu.. akankah Aditya berubah dan percaya akan cinta sejati..
stay tune ya teman..☺
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Virsya eldina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17
Nabila keluar dari ruangan Aditya kemudian kembali mengerjakan tugasnya. Di sela - sela itu Lula kembali mewawancarai Nabila.
" Nabila, kok bisa sih Pak Aditya tadi nyuruh kamu buatin dia kopi, kan bisa suruh OB aja Bila " tanya Lula.
"jadi begini Mbak kemarin aku gak sengaja ketemu Pak Aditya di toko roti, terus ya ada sesuatu dan Pak Aditya bantuin aku mbak "
" Ya aku juga gak tau sih Mbak kenapa Pak Aditya maunya aku yang buatin dia kopi mbak, cuma ya aku ngerasa karena Pak Aditya udah bantu aku jadi gak masalah juga kan kalau aku balas kebaikan Pak Aditya mbak " ucap Nabila berbohong, karena ia tidak mau semua nya di ketahui Lula apalagi surat perjanjian itu.
" Oh jadi gitu, ya gak masalah juga sih Bila " ucap Lula yang sebenarnya masih gak percaya.
" Ya udah kita lanjut lagi kerja nya " ucap Lula.
Tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 12 siang, waktu nya seluruh karyawan untuk istirahat makan siang.
" Nabila, udah waktunya istirahat ayo kita turun makan " ucap Lula.
" Hmm mbak duluan aja ya, aku mau selesaikan ini dulu mbak tanggung ni " ucap Nabila.
" Ya udah mbak duluan ya " ucap Lula yang kemudian pergi meninggalkan Nabila sendirian.
Dritt.. Dritt.. suara HP Nabila berbunyi..
" Hallo Bila, kamu gak turun makan " tanya Risa.
" Gak Sa, kerjaan ku masih banyak, kamu duluan aja ya " ucap Nabila.
" Ya udah tapi nanti kamu makan ya Bila " ucap Risa.
" Iya kamu tenang aja " ucap Nabila dan mengakhiri panggilannya.
Tak lama kemudian HP Nabila kembali berbunyi, menandakan ada chat masuk dan bertuliskan pesan masuk itu dari Bara.
" Nabila, hei apa kabar " tanya Bara.
" Aku baik, kamu gimana " balas Nabila.
" Baik juga, kamu pulang jam berapa, sempat gak kalau aku ajak kamu makan di cafe dulu " tanya Bara.
" Duh gimana ya Bar, nanti deh aku hubungi lagi " ucap Nabila.
" oke aku tunggu " ucap Bara.
" Semoga kali ini dia mau " ucap Bara dari kejauhan sana.
" Tuan, ini sudah waktunya makan siang " tanya Haris.
" Ya aku tau " ucap Aditya yang sibuk berkutat dengan laptopnya.
" Apa perlu saya pesankan makanan Tuan " tanya Haris.
" Tidak perlu, panggilkan saja aku Nabila sekarang " ucap Aditya.
" Baik Tuan " ucap Haris
" Nabila " panggil Haris.
" Ia Pak ada apa " tanya Nabila.
" Pak Aditya memanggil " ucap Haris.
Nabila baru ingat kalau ia harus menyiapkan makan siang untuk Pak Aditya.
" Iya.. iya.. Pak saya masuk sekarang " ucap Nabila.
Nabila masuk ke ruangan Aditya di iringi Haris di belakangnya.
" Kamu lupa ya peraturan no 2,apa kamu memang selalu begini, masih muda udah pelupa " ucap Aditya.
Nabila hanya bisa menghembuskan nafas panjang mendengar perkataan Aditya.
" Ia Pak maaf, sekarang saya turun belikan Bapak makanan dulu " ucap Nabila yang kemudian ingin keluar dari ruangan.
" Tunggu.. " ucap Aditya sambil membuka dompetnya dan Nabila pun menghentikan langkahnya.
" Sial, aku gak bawa uang cash " batin Aditya.
" Haris, apa kamu bawa uang cash " tanya Aditya.
" Ada Pak " jawab Haris.
" Berikan ia beberapa uang " ucap Aditya.
Haris pun mengeluarkan beberapa lembar uang seratus ribu dan memberikannya kepada Nabila.
" Ini terlalu banyak, kan cuma mau beli sebungkus aja " batin Nabila.
" Ini Pak Haris, saya butuh selembar saja " ucap Nabila yang mengembalikan sisa uang kepada Haris kemudian
segera keluar untuk membelikan Aditya makan siang.
Awalnya Aditya terkejut karena Nabila tidak ingin mengambil semua uang itu, ia berfikir Nabila tidak seperti wanita lain yang jika melihat uang matanya akan berubah menjadi biru dan mengambil semua uang itu. namun ia menepik kembali pikirannya.
" huh dasar, paling cuma pura - pura gak butuh banyak " batin Aditya yang menganggap Nabila sama saja seperti wanita lain hanya ingin uang saja.
" Baru satu hari udah kayak gini Ya Allah, kayak apa kalau 3 bulan, kuatkan aku Ya Allah " batin Nabila.
Tak lama kemudian Nabila sampai di lantai kantin perusahaan, Nabila bingung ingin beli apa, karena ia tidak tau kesukaan Aditya.
" Buk, saya mau ayam panggang saos pedasnya satu ya buk " ucap Nabila kepada ibu Kantin.
" kira - kira Pak Aditya suka pedas gak ya, aku tambahin aja kali ya cabenya biar tau rasa tu Pak Aditya, Ha.. ha.. ha.. " ucap Nabila sambil tertawa.
" Buk.. buk.. tambahin aja lagi cabenya ya buk, soalnya saya suka pedas " ucap Nabila senyum - senyum sendiri.
" woi.. Nabila " ucap Risa sambil menepuk pundak Nabila "
" Ihh Risa, bikin kaget aja " ucap Nabila menoleh kebelakang dan ternyata Risa yang mengejutkannya.
"Katanya lagi sibuk " ucap Risa.
" Ia memang sibuk Risa, ini lagi beliin makanan buat Pak Aditya " ucap Nabila.
" Lo kok kamu yang beliin sih Bila " tanya Risa.
" Nanti deh aku ceritain ya " ucap Nabila.
" Mbak, ini pesanan nya sudah selesai " ucap Ibu kantin.
" Oh ia buk ini uangnya, Terima kasih " ucap Nabila.
" Aku duluan ya Sa, aku takut nanti di marahin Pak Aditya kalau kelamaan " ucap Nabila.
" Tapi nanti janji jelasin sama aku ya Bila " ucap Risa.
" Iya janji.. bye.. " ucap Nabila ingin kembali ke ruangan Aditya.
" Lama sekali dia, aku sudah lapar " ucap Aditya gelisah.
" Permisi Tuan, apa saya perlu mencari Nabila " tanya Haris mengerti jika dari tadi Aditya sedang gelisah menunggu Nabila.
" Tidak usah, kau pergi saja keluar jika ingin makan siang " ucap Aditya.
" Tuan tidak papa saya tinggal " ucap Haris.
" Hmm " jawab Aditya cuek.
Haris keluar ruangan dan berpapasan dengan Nabila yang baru saja sampai.
" Pak Haris, mau keluar makan siang ya " tanya Nabila.
" Iya Nabila, Pak Aditya sudah menunggu di dalam " ucap Haris.
Tok.. Tok.. Tok..
Aditya yang sejak tadi gelisah menunggu, langsung memperbaiki posisi duduknya dan berpura - pura sibuk mengetik sesuatu di laptopnya karena mendengar pintu di ketuk dan sepertinya itu Nabila.
" Datang juga akhirnya wanita bodoh ini " batin Aditya.
" Ini Pak makanannya " ucap Nabila.
" Taruh di atas meja itu " ucap Aditya.
Nabila menaruh makanan itu di atas meja tamu, dan Aditya bangkit dari duduknya menuju meja tamu untuk menikmati makan siang.
" Mau kemana kamu " ucap Aditya yang melihat Nabila ingin keluar dari tempat itu.
" Saya mau keluar Pak, Makan siang bapak sudah saya siapkan,jadi sekarang giliran saya juga mau ngisi perut Pak" ucap Nabila.
" Kamu sudah beli makan " tanya Aditya.
" Saya bawa bekal Pak " ucap Nabila.
" Bawa makanan kamu kesini " ucap Aditya.
" Maksud Bapak, saya ikut makan di sini sama Bapak, gak usah Pak, saya makan di luar aja " ucap Nabila.
" Ini perintah " ucap Aditya memaksa.
" Baiklah Pak " jawab Nabila.
Nabila keluar mengambil kotak makannya dan masuk kembali kedalam untuk makan bersama Aditya.
" Nabila duduk di sofa berhadapan dengan Aditya yang sudah menunggunya "
Nabila membuka kotak makannya dan menyusun rapi di atas meja, kotak bekal Nabila berwarna hijau bersusun 3 tingkat, masing - masing Nabila isi dengan Nasi, lauk dan juga sayur.
" Sepertinya makanan yang dibawa wanita ini enak " batin Aditya tergiur melihat bekal yang di bawa Nabila.
Nabila sudah siap dan ingin menyantap makanannya, Nabila sudah sangat lapar karena tadi pagi ia tak sempat sarapan, di tambah lagi harus keluar dulu membelikan Aditya makan siang.
" Aku sudah laper banget nih " batin Nabila sambil menyuapkan sesendok nasi lengkap dengan lauk dan sayur ke mulutnya..
Dan... aaaamm... SEBENTAR... ucap Aditya menahan Nabila untuk makan.
Nabila cemberut, tidak jadi makan karena Aditya menahannya.
" Kenapa Pak, saya sudah lapar ni " ucap Nabila.
" Sini bekal kamu, aku saja yang makan " ucap Aditya yang langsung merampas bekal Nabila yang berisi nasi putih "
" Jangan.. jangan Pak, itu kan bekal saya Pak " ucap Nabila kesal.
" Ini kamu makan ini saja " ucap Aditya menyodorkan makanan yang tadi Nabila belikan untuknya.
" Aduh, ini kan Cabe nya banyak banget " batin Nabila.
" Ayok sudah makan, enak lo itu ayam " ucap Aditya yang dari sudah asyik mengunyah dan memasukkan satu demi satu sendok berisi nasi, lauk, dan sayur kedalam mulutnya.
Nabila terpaksa memakan ayam panggang saos pedas yang tadi sengaja ia tambahkan cabe karena awalnya ingin mengerjai Aditya, namun kini malah terbalik ia yang harus memakan ayam itu.
***Bersambung..
Gimana ya para readers.. senjata makan tuan ni jadinya.. 😂😂
jangan lupa like, vote, and comment ya readers ku sayang 😍😍***
Semngat baru komen di bab ini soalny keasikan baca😅
Smga saja semakin kebelakang semakin bagus dlm penulisannya🙏