NovelToon NovelToon
Bukan Istri Yang Sempurna

Bukan Istri Yang Sempurna

Status: tamat
Genre:Poligami
Popularitas:5.2M
Nilai: 4.8
Nama Author: husna_az

Sebagai seorang wanita yang sudah kehilangan rahimnya, dia tetap tegar menjalani hidup walau terkadang hinaan menerpanya.

Diam-diam suaminya menikah lagi karena menginginkan seorang anak, membuat ia meminta cerai karena sudah merasa dikhianati bagaimanapun dia seorang wanjta yang tidak ingin berbagi cinta dan suami.

Pertemuannya dengan seorang anak kecil membuat harinya dipenuhi senyuman, tapi ia juga dilema karena anak itu meminta ia menjadi ibunya itu berarti dia harus menikah dengan Papa dari anak itu.

Akankah Yasna menerima permintaan anak kecil itu atau kembali kepada mantan suami?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon husna_az, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

17. Kedekatan

"Oma, besok Alin bawa bekalnya lebih banyak ya?" pinta Afrin.

"Memang yang Oma bawain masih kurang?" tanya Karina.

"Tidak Oma, kan Alin mau makan cama Bunda Yana, jadi bawain yang banyak," jawab Afrin.

"Bunda Yana siapa?" tanya Emran.

"Bukan Yana, Yacna!" sahut Afrin.

"Yasna?" tanya Karina memastikan, yang diangguki Afrin.

"Memang Bunda Yasna yang minta Afrin bawa bekal banyak?" tanya Emran.

"Ndak, bekal Bunda Yana, Alin makan cemua, kacian Bunda Yana lapal," jawab Afrin.

"Kenapa dimakan bekal Bunda Yasna? Kan Afrin sudah bawa bekal sendiri," sahut Karina.

"Bundanya yang mau cuapin Alin, katanya Alin cantik, hi hi hi," ucap Afrin cekikikan, setiap anak pasti akan sangat senang jika dipuji cantik, begitupun dengan Afrin.

Setelah selesai makan malam Aydin dan Afrin pergi tidur ke kamar mereka.

"Ran, besok Mama yang antar mereka berdua ya? Mama mau lihat Bunda Yasna yang Afrin maksud tadi seperti apa!" pinta Karina.

"Terserah Mama saja," sahut Emran.

*****

Pagi ini Afrin dan Aydin diantar oleh Karina, seperti yang dibicarakan kemarin, Karina ingin tahu seperti apa Bunda Yasna yang dimaksud oleh Afrin.

"Pagi ini Oma yang antar ya!" ujar karina.

"Tumben Oma? Oma mau arisan?" tanya Aydin.

Karena memang biasanya Karina mengantar mereka jika Karina ada arisan atau acara yang lainnya.

"Oma mau bertemu teman Oma," jawab Karina berbohong.

Mereka menaiki mobil yang dikemudikan Pak Hari, sopir keluarga mereka, Karina lebih dulu mengantar Aydin lalu menuju sekolah Afrin, nampak beberapa Guru menyambut murid yang baru datang.

"Bu Karina," sapa Nadin.

"Nadin, boleh Ibu berbincang sebentar?" tanya Karina.

"Tentu Bu Karina," jawab Nadin sopan.

Nadin ingin membawa Karina ke ruang guru, namun Karina menolak dan memilih duduk di taman bermain anak-anak, hingga bisa melihat siapapun yang lewat dan kebetulan saat itu ada Yasna yang berjalan dengan seorang pengajar lainnya.

"Sepertinya Ibu baru melihat orang itu Nad? Apa dia baru mengajar disini?" tanya Karina.

"Iya Bu, belum ada seminggu dia disini," jawab Nadin.

"Siapa namanya?" tanya Karina lagi.

"Yasna Bu, sebenarnya saya yang merekrutnya, waktu itu saya up date status tentang pencarian tenaga pengajar dan Yasna melihatnya lalu menawarkan diri, saya langsung saja menerimanya, karena dilihat dari pendidikan, Yasna sudah memilikinya, kalau kesabaran dan ketelatenan, tidak diragukan lagi Bu, dia wanita yang paling sabar dalam menghadapi anak-anak," ujar Nadin.

"Memang kalau menghadapi orang dewasa dia tidak bisa sabar?" tanya Karina.

"Menghadapi orang dewasa, lebih luas pemahamannya Bu, dan saya tidak dalam konteks untuk menjelaskannya," jawab Nadin.

"Iya, Ibu mengerti," ucap Karina.

Karina cukup dekat dengan Nadin, karena mertua Nadin adalah sahabat Karina. Setelah dirasa cukup lama berbincang dengan Nadin, Karina pamit undur diri.

Saat jam istirahat Yasna menunggu Afrin dibawah pohon tempat mereka biasanya makan, karena hari ini Yasna tidak mengajar dikelas Afrin.

"Bunda," panggil Afrin yang baru datang.

"Sini, duduk," ucap Yasna.

"Bunda bawa nasi goreng lagi?" tanya Afrin.

"Tidak, Bunda bawain bubur ayam, Bunda buat sendiri loo!" ucap Yasna.

"Mau mau," ucap Afrin senang.

Yasna pun menyuapi Afrin dengan telaten, ia juga sama seperti Afrin yang merasa bahagia dengan kedekatan mereka.

Yasna begitu terharu hingga beberapa kali ia mengusap sudut matanya agar air itu tak menetes, ia bahagia bisa merasakan bagaimana menjadi seorang Ibu meski Afrin hanyalah muridnya.

"Cudah habis Bunda," tegur Afrin membuat Yasna tersadar dari lamunannya.

"Iya, Afrin pinter ya! Maemnya banyak," puji Yasna.

Afrin hanya tersenyum memperlihatkan giginya yang rapi, Yasna juga ikut tersenyum sambil mengusap rambut Afrin.

"Bentar lagi masuk, Afrin masuk juga gih," ucap Yasna.

"Iya Bunda," ucap Afrin.

Cup

Afrin tiba-tiba mencium pipi Yasna membuat Yasna terkejut, tapi tersenyum juga, bolehkah Yasna serakah dengan meminta Afrin menjadi anaknya? Yasna sudah sangat menyayangi Afrin, tak rela rasanya jika harus berpisah.

Dikejauhan Afrin membalikkan tubuh dan melambaikan tangannya, Yasna juga membalas lambaian itu dengan tersenyum.

Dihari yang berbeda Yasna kembali menunggu Afrin ditempat yang sama dan kali ini Yasna dibuat terkejut, karena Afrin membawa begitu banyak makanan.

"Sayang, ini kenapa banyak banget makanannya?" tanya Yasna.

"He he he, aku minta sama Oma biar dibawain banyak," jawab Afrin, Yasna menanggapinya dengan senyuman.

"Memangnya Afrin bisa habisin makanan sebanyak ini?" tanya Yasna, yang dijawab gelengan oleh Afrin.

"Kalau nggak habis lain kali jangan bawa makanan banyak-banyak ya! Nanti kalau nggak habis, makanannya akan sedih karena nggak dimakan, sama seperti Afrin jika temannya pergi main Afrin nggak diajak pasti sedih kan?" tanya Yasna, yang kembali diangguki Afrin.

"Mulai besok bawa bekalnya secukupnya saja, oke!" seru Yasna.

"Aku kan mau bagi sama Bunda," sela Afrin.

"Kalau mau bagi sama Bunda, ditambah sedikit saja, Bunda juga makannya nggak sebanyak itu," ujar Yasna.

"Iya, besok Alin bilang cama Oma, bekalnya nggak boleh banyak-banyak," ujar Afrin.

"Anak pintar," puji Yasna.

"Karena sekarang makanan Afrin banyak, boleh nggak dibagi sama teman-teman?" tanya Yasna.

Afrin terlihat berpikir, ia ragu apakah harus membagi makanan yang dibawanya pada teman-temannya yang selama ini selalu mengejeknya? Tapi jika tidak dibagi makanan ini akan terbuang.

"Boleh," jawab Afrin akhirnya.

Yasna memanggil anak-anak yang sedang bermain, anak-anak senang bisa mendapat kue dan cemilan membuat Afrin tersenyum, karena mereka tidak mengejek Afrin.

*****

"Bagaimana mengajarmu disana Na?" tanya Hilman.

"Baik-baik saja Yah," jawab Yasna tersenyum.

"Kamu sepertinya senang sekali," tanya Alina.

Yasna bersandar dipundak sang Ibu, ia merasa beruntung memiliki orang tua seperti mereka, yang selalu ada untuknya.

"Menjadi orang tua ternyata sangat menyenangkan ya Bu," ujar Yasna.

"Tergantung pemikiran orang tersebut," sela Alina.

"Maksud Ibu?" tanya Yasna.

"Setiap manusia pasti punya pola pikir yang berbeda, ada beberapa diantara mereka anak adalah anugrah, ada beberapa juga yang menganggap anak hanya menambah beban," jawab Alina.

"Memang ada yang berpikir seperti itu?" tanya Yasna.

"Ada, kalau tidak kita tidak mungkin mendengar berita ada anak dibuang ditempat sampah, ataupun didepan panti asuhan," jawab Alina.

"Padahal melihat senyum mereka adalah obat yang paling mujarab," ucap Yasna.

"Bahkan lelahnya Ayah bisa hilang begitu saja hanya dengan melihat senyum putri Ayah seperti saat ini," ujar Hilman.

"Ayah... Maafin Yasna sudah memberi luka pada Ayah, meski Ayah tak mengatakan apapun, tapi Yasna tahu Ayah pasti sedih dengan kegagalan Yasna," ujar Yasna, beralih memeluk sang Ayah.

"Ayah memang sedih, tapi Ayah akan jauh lebih sedih jika melihat putri Ayah tersiksa," ujar Hilman sambil mengusap kepala Yasna.

.

.

.

.

.

1
Happy Kids
ga sadarr kl ada kemungkinan cowo nikah sama yusna. duda yg punya anak kan ga masalah wkwkwk
Happy Kids
terlalu pede.. jika ditengah tengah ditikung org yaaa ga masalah
Diana Silaen
rasain lu aydin
Diana Silaen
dasar aydin goblok udah tau pelacur masih di dengerin
Aco Acosetya
ko tanyak gua tanyak dia lah
Erina Situmeang
jangan pernah berjanji kalau tidak bisa menepati nya
Erina Situmeang
semoga bertemu zahran
Erina Situmeang
amin
Diana Silaen
ibu Nayla yg donorin
Diana Silaen
kasian yasna
Diana Silaen
tante Yasna baik
Diana Silaen
😭😭😭
Risna Wati
Kecewa
Risna Wati
Buruk
v_cupid
👍
v_cupid
gak tau malu banget celina ini
v_cupid
motivasi
v_cupid
❤️
v_cupid
👍 tegas
v_cupid
aneh celina ini.. setelah sekian tahun baru ribut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!