Arqian Yulandres, seorang CEO muda di perusahaan Yulandres Grup. Ia sosok yang dikenal berwibawa dikalangan pembisnis lainnya.
Viona Adira, gadis berparas cantik yang juga anak dari seorang pengusaha dikota itu bernama Rico Adira, pemilik perusahaan Adira Corp.
Qian diharuskan pulang ke tanah air karna akan diangkat menjadi CEO pengganti sang ayah. Tak disangka kepulangannya ke tanah air bukan hanya karna ia akan diangkat menjadi CEO, namun ternyata orang tuanya telah menyiapkan perjodohan untuknya dengan seorang gadis manis yang memiliki sikap bar bar diatas rata rata.
"Kamu nggak tergoda sama aku mas? Cantik gini masak dianggurin. rugi loh, nanti kalau aku diambil orang gimana?" ucap Vio menggoda sang suami.
"Cih lebay, tiap hari juga kamu 'minta"
Bagaimana kisah selanjutnya? apakah Qian menerima perjodohan itu? nantikan kisahnya di "Cinta Tuan Muda Arogan"
Dilarang plagiat,, Dilarang Hate Komen
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ANIVITA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Lamaran?!
Satu minggu kemudian,
Hari ini adalah hari pertemuan Vio dengan calon suaminya.
"Vio, buruan dandan yang cantik. Calon suami kamu nanti malem mau dateng sekalian lamaran" ucap mama Diana membangunkan sang anak perempuan yang masih bergelung dengan selimutnya.
"Iya ma, bentar"
"Buruan!!" Seru mama Diana karna anaknya telah tidur sejak pulang kerja tadi bahkan belum mandi.
"Vio males ma"
"Buruan mandi, kasian papa malu kalo sampe kamunya lama"
Mendengar ucapan sang mama membuat Vio langsung membuka matanya.
Ia langsung menuju kamar mandi dan mulai membersihkan tubuhnya.
Tak lama kemudian, mama Diana kembali masuk kedalam kamar sang anak dan memberikannya sebuah dress kebaya yang warnanya senda dengan milik calon suaminya.
"Apasih ma pake baju kayak gini kayak mau lamaran aja" celetuk Vio.
"Lah kan emang mau lamaran. Kan mama udah bilang, calon suamimu akan datang sekaligus lamaran"
Vio membulatkan matanya
"Apa?! Kan Vio belum siap siap ma!" Protesnya.
"Nah kan tadi mama udah nyuruh kamu siap siap kan"
"Lah terus gimana ini ma? Vio nggak bisa dandan" rengeknya.
"Ya udah mama panggilin Mua dulu kalau gitu"
Vio mengangguk setuju,
15 menit kemudian, Mua yang diminta mama Diana telah datang.
Ia segera memoles wajah Vio sesuai permintaannya yaitu natural tapi masih terkesan mewah.
Beberapa saat kemudian, rombongan keluarga calon suami Vio telah datang.
Jumlahnya kurang lebih ada 20 orang.
Tak lama kemudian, pintu kamar Vio diketuk seseorang.
Tok
Tok
Tok
"Masuk" teriak Vio yang masih didandani.
Tak lama orang itu masuk.
Mata Vio membelalak sempurna saat melihat siapa yang datang.
"Kiaa" teriaknya sambil masih didandani membuat sang Mua kerepotan.
"Jangan gerak gerak nona"
"E eh, maaf mbak" Vio hanya cengar cengir.
Beberapa saat kemudian Vio sudah selesai didandani.
Ia segera memeluk sahabatnya itu.
"Kamu kok bisa disini?" Tanyanya.
Kia memukul pelan lengan sahabatnya.
"Kamu mau lamaran nggak bilang bilang, kalau papa kamu nggak ngabarin aku pasti aku nggak tau"
Vio hanya cengengesan
"Aku juga nggak tau kalau hari ini aku lamaran, mama aja ngomongnya dadakan"
Kia manggut manggut mengerti
"Kamu liat calonku tadi nggak?" Tanya Vio pada Kia.
Kia menggeleng
"Tadi pas aku masuk rumah mobil rombongan baru masuk gerbang, jadi aku nggak liat deh. Tapi kalau dilihat sih kekayaan mereka jauh diatas kamu. Semuanya pake mobil mewah"
"Oh ya?"
Kia mengangguk
"Jangan jangan kamu dinikahin sama om om lagi" Kia menduga duga.
Vio memukul lengan sahabatnya itu
"Nggak mungkin papa jodohin aku sama om om" jawab Vio kesal, padahal ia juga sempat berfikir seperti itu namun ia menepisnya.
Beberapa saat kemudian, bang Vino kakak Vio masuk ke kamar sang adik.
"Ayok abang bantu turun"
"Lah kenapa harus dibantu bang?"
"Kamu nggak liat rok kamu itu. Sempit banget itu, buat turun tangga aja susah" tunjuk Bang Vino pada rok sang adik.
"Kan bisa lewat lift bang" elaknya.
"Nggak boleh kata papa"
"Ya udah deh, kalau gitu Vio pengen digendong"
"Heh ngapain pake gendong, cukup abang tuntun" kesal sang abang.
"Tapi Vio pengen digendong abang. Nanti kalau aku dah nikah kan abang nggak bisa gendong aku lagi" ucapnya mengiba.
Mau tak mau bang Vino mengiyakan permintaan sang adik.