Possessive Brothers

Braaakkk....

pintu ruang kelas terbuka lebar.

Masuk wanita paruh baya dengan tinggi semampai dan masih cantik diusianya saat ini.

Marvin dan yang lainnya mengenal siapa wanita paruh baya tersebut. Seperti yang sudah dibahas sebelumnya jika yang akan menjadi wali kelas mereka adalah pelatih bela diri mereka saat mereka kecil.

"Selamat pagi semua. Perkenalkan nama ibu Isvara Jehan. Ibu akan menjadi wali kelas 12 IPS 1 selama 1 tahun ke depan. Jadi ibu mohon bantuannya untuk kalian semua."ucap Ibu Isvara memperkenalkan diri.

"Karena ibu termasuk guru baru di sekolah ini jadi ibu belum mengenal keseluruhan murid di kelas ini namun juga ada beberapa murid yang cukup familiar bagi saya di sini. Tak kenal maka tak sayang bukan ,Jadi sebagai awal bagaimana jika satu persatu memperkenalkan diri di depan kelas dimulai dari meja yang paling depan."

Satu persatu murid maju ke depan untuk memperkenalkan diri hingga tiba giliran barisan tempat Marvin duduk.

Marvin maju ke depan tersenyum ramah pada ibu Isvara yang dibalas senyum kembali. Isvara tentu saja mengenal siapa remaja laki-laki yang tersenyum padanya tersebut.Anak laki-laki yang dulu dirinya latih beladiri sekarang sudah tumbuh menjadi remaja laki-laki yang sangat tampan dengan postur tubuh tinggi tegap.

"Nama saya Marvin A."ucap singkat Marvin memperkenalkan diri.

'astaga ini bocah mirip banget seperti Mike waktu masih muda irit bicara.' batin Isvara saat mendengar Marvin. memperkenalkan diri.

"Perkenalan dirinya cuma sebatas itu saja tidak ada yang mau ditambahkan Marvin."Isvara bertanya kepada Marvin.

"Tanpa saya perkenalan diri pun semua di sini sudah kenal saya termasuk Ibu juga bukan."

Ibu Isvara menghela nafas panjang saat mendengar jawaban dari Marvin tersebut.

"Baik-baik Ibu nyerah kalau sudah ngomong sama kamu Vin. Dari dulu kalau ngomong dingin sekali sih Vin mirip seperti Daddy kamu. Sudah kamu bisa kembali ke tempat duduk."

Marvin mengendikan bahu sambil berjalan menuju bangkunya yang berada.

"Giliran selanjutnya, karena sebagian siswa yang duduk di belakang saya sudah banyak mengenal akan saya skip perkenalan dirinya kecuali siswi yang duduk di depan meja Marvin silakan maju ke depan."

Siswi yang dimaksud adalah Queen. Sejak pertama Isvara masuk kelas 12 IPS 1, dirinya sangat memperhatikan sosok Queen yang sangat mirip dengan sahabat dekat nya saat masih muda. Isvara menatap Queen dengan mata berkaca-kaca, bayi perempuan yang dulu pernah dirinya gendong dan sempat dinyatakan hilang saat berumur 2 tahun saat ini sudah berdiri di depannya.

Queen menyadari jika dirinya ditatap intens oleh wali kelasnya tersebut tetapi Queen berusaha mengindahkannya sama sekali.

"Halo semua, kenalkan nama saya Florentina Queensha P. Saya murid baru di sekolahan ini. Mohon bantuannya semua."Queen menyapa dengan suara ceria dan lembut.

"Di akhir nama itu huruf P kepanjangan dari apa Queen kalau Ibu boleh tahu??"

"Huruf P nya itu Pratama Bu. Jadi Queen itu adik kandung saya bu."bukan Queen yang menjawab tetapi Ken yang memberitahu siapa Queen sebenarnya.

Bisik-bisik dalam kelas mulai terdengar, saat mengetahui jika siswi baru yang masuk ke dalam kumpulan dari para most wanted adalah salah satu anggota keluarga Pratama.

Siapa sih yang tidak mengenal keluarga Pratama di  EIS ini. EIS sendiri merupakan singkatan dari  Excelsior Internasional School dan didirikan oleh empat keluarga paling berpengaruh di ibukota dan dunia. Salah satunya adalah keluarga Pratama.

"Bukannya keluarga Pratama itu keturunannya tidak ada yang perempuan ya setahu aku anak dari tuan Aryan dan Tuan Hendra laki-laki semua."Celetuk salah satu siswa yang bernama Tanisha.

"Atau jangan-jangan Queen adalah anak haram lagi di keluarga Pratama."

Braaaak......

Kennard mengebrak meja tak terima adik kesayangannya dibilang anak haram oleh salah antek dari Gauri yang bernama Tanisha.

"Tarik kata-kata lu barusan,, kalau lu nggak tahu apa-apa tuh jangan asal ngomong, jangan asal tuduh!!"seru Kennard marah.

Queen menatap tajam dan melangkah cepat ke arah dimana siswi yang menyebut dirinya anak haram.

Queen mencengkram erat kerah baju dengan menggunakan kedua tangannya Queen mengangkat tubuh Tanisha sehingga membuat Tanisha sulit untuk bernafas karena cengkraman erat yang dilakukan oleh Queen. Apa yang dilakukan oleh Queen begitu cepat sehingga tidak diduga sama sekali oleh murid-murid yang lain dan Isvara selaku wali kelas, Sehingga menimbulkan kehebohan di dalam kelas.

"Lee---passin guuue. Gue bakal tuntut lu atas apa yang lo lakuin ke gue saat ini"ujar Tanisha terbata-bata.

"Queen lepasin Tanisha. dia tidak bisa bernafas itu."

"Laporin aja gue nggak takut."Queen bukannya mengendurkan cengkraman tetapi malah mencengkram kerah semakin erat.

Entah mendapat kekuatan dari mana Queen dapat mengangkat tubuh Tanisha yang memiliki ukuran tubuh lebih besar daripada Queen.

Sedangkan Marvin dan yang lainnya masih terdiam tak percaya melihat aksi yang dilakukan oleh Queen saat ini di kelas. Di mana yang biasanya Queen terlihat tidak pernah emosi ketika bersama mereka tetapi berbeda dengan sekarang emosi Queen saat ini benar-benar lepas kontrol. Isvara yang melihat tingkah laku Queen saat ini mengingatkan dirinya pada sahabat baiknya yang merupakan ibu dari Queen sendiri yaitu mama Zailine saat seumuran dengan Queen sekarang. Di mana jiwa badas dan bar-bar Zailine menurun sekali pada putri bungsu keluarga Pratama tersebut.

'buset lah ini mah kayak Aline banget waktu muda kalau ada yang nyenggol macan tidurnya bangun dah.kalau dulu pawangnya Aline si Hendra terus ini pawang anaknya siapa ya.' batin Aunty Isvara.

Marvin dan Ken yang terlebih dahulu sadar dari keterkejutannya segera menghampiri Queen untuk melerai.

"Dek udah, lepasin dulu ini kerahnya bisa mati anak orang kamu cengkeram erat gini."Ken membujuk Queen untuk melepaskan cengkraman kerah pada Tanisha.

Queen menggeleng kan kepala"nggak bisa bang, dia dengan seenaknya sudah memfitnah aku dengan bilang aku anak haram padahal sudah jelas-jelas Papa pernah tes DNA untuk pembuktian kalau aku memang anak mereka. Bukan seperti yang dia tuduhkan tadi. AKU NGGAK TERIMA BANG!!! AKU CAPEK SELALU DIBILANG ANAK HARAM DARIDULU."jerit Queen keras.

Jeritan Queen terdengar hingga kelas sebelah sehingga menarik perhatian murid-murid di kelas sebelah dan beberapa guru yang memang kebetulan melintas di depan kelas 12 IPS 1.

Beberapa guru pun mencoba masuk ke dalam kelas namun dihalangi oleh Daniel dan Romeo yang berjaga tepat di belakang pintu kelas atas perintah Aldino.

Marvin yang melihat Queen semakin lepas kontrol emosinya segera memeluk Queen seraya membisikkan kata-kata penenang agar emosi Queen tidak semakin meledak.

"Sayang sudah ya ini dilepas dulu cengkramannya. Kamu tidak perlu sampai ngelakuin kayak begini biar ini jadi urusan aku sama yang lainnya Oke. kamu tenang dulu ya."Marvin membujuk Queen dengan sangat lembut sehingga perlahan pun mengendurkan cengkraman pada Tanisha yang terlihat tak sadarkan diri karena  pingsan.

Marvin pun membawa Queen keluar dari kelas diikuti oleh Ken ,Al, Kania ,Romeo ,Daniel dan si kembar.