NovelToon NovelToon
Ketabahan Adikku

Ketabahan Adikku

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen Angst
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: Amie.H

Menjadi anak terakhir kata orang adalah hal sangat menguntung kan, sebab akan dimanja dan mendapatkan full kasih sayang dari orangtua dan kakak-kakaknya.
tapi tidak bagi adikku, meski lahir dari sebagai anak terakhir dari empat bersaudara dia justru banyak menyimpan keinginan bahkan tak jarang mendapatkannya dengan berkerja keras tanpa sepengetahuan orangtua kami.


bagaimana ceritanya, mari ikuti dan pantau terus ceritanya☺️😇

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Amie.H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 3.

tepat pukul tujuh lewat empat puluh lima menit, aku dan billy memasuki studio teater. Tentu saja dengan membawa cemilan yang sudah di beli oleh billy.

Pukul sembilan tiga puluh film pun selesai. sebelum pulang ke rumah, kami menyempatkan makan malam di warung tenda pinggir jalan. Bukan karna tak bisa makan di cafe yang ada di dalam mall, hanya saja lebih enak makanan pinggir jalan menurutku. Lebih mengenyangkan.

"anaa, boleh aku bicara serius?" tanya billy disela-sela makan kami.

"boleh, bicara apa?" tanya ku mendongak menatap nya yg masih mengunyah nasi didalam mulutnya.

"sambil makan aja ya, ada sesuatu yang mau aku bilang sama kamu" katanya dengan nada sedikit serius.

"iyaaa bilang aja, aku akan dengar kan" jawab ku tersenyum.

"apa kamu serius dengan hubungan kita atau masih mau main-main ana? Mengingat umur kamu masih belasan tahun, sementara aku sudah hampir dua puluh lima" tanya nya membuatku tersendak.

aku pun bingung harus menjawab apa, bahkan aku bingung akan menjurus kemana pertanyaan yang billy lontarkan ini.

"maksud kamu nanya seperti itu apa? Kamu tidak yakin dengan aku, karna umur ku masih belasan ini?" aku bertanya balik pada nya yang langsung membuat nya menggelengkan kepala.

"tidak bukan begitu. Aku hanya memastikan, jika kamu mau serius maka aku siap melanjutkan hubungan kita ke tahap selanjutnya. Tapi andai kamu hanya ingin main-main, aku tidak bisa ana" jawab billy.

"tidak ada yang sedang bermain-main dalam hubungan ini billy, andai aku belum siap untuk kejenjang berikutnya bukan berarti pun aku tidak serius. Aku hanya akan berusaha menjaga hatiku, dan tidak mempermainkan hubungan kita. Jika kamu mau kita berkomitmen, mari kita berkomitmen untuk menjaga hubungan ini dan hati kita masing-masing. Tapi jika kamu mau buru-buru untuk melangkah ke jenjang berikutnya, aku tidak bisa billy." jawabku dengan nada serius pula.

"lalu kapan kamu siap ana?" tanya billy.

"aku tidak bisa memastikan billy, aku masih memiliki banyak tanggungan terutama pada adik-adikku yang masih sekolah dan memerlukan bantuan dariku" jawab ku menatap mata billy dengan berkaca-kaca.

"baiklah ana, aku percaya sama kamu. Mari kita berkomitmen menjaga hati kita masing-masing, dan aku akan menunggu hingga kamu siap menjalin hubungan dengan ku hingga kejenjang yang lebih serius lagi" katanya sambil mengenakan sebuah cincin emas yang dia ambil dari saku celana nya.

"i-ini apa billy?" tanya ku dengan wajah kaget.

"bukan apa-apa ana, ini hanya tanda jika kita berjanji untuk berkomitmen. Agar kamu ingat jika sudah ada aku yang mengikat komitmen kita" jawab nya dengan senyum lebar.

Aku pun tertawa kecil mendengar perkataan billy, rasa nya sangat tidak karuan. Kaget yang pasti, karna sebelumnya dia tak pernah berbicara hingga menjurus ke arah sana.

"baiklah, terimakasih. Ayo habiskan makanannya dan kita lekas pulang, sudah hampir larut" kataku yang langsung di angguki oleh billy.

Setelah selesai, billy membayar semua makanan kami. Ia juga membungkuskan pecel ayam untuk keluarga ku, kurang baik apa bukan.

Setelah sampai dirumah, ternyata pintu rumah masih terbuka lebar. Terlihat beberapa orang masih mengobrol di halaman depan rumah kontrakan berjejer itu.

"assalamualaikum" salam ku dan juga billy setelah sampai di halaman rumah.

"waalaikumsalam" jawab mama cepat yang sedang berada di depan tv.

"ayok masuk dulu" kataku meminta billy untuk singgah walau hanya sebentar.

"kalian sudah pulang, duduk dulu nak billy. Biar ibu panggil bapak dan buat kan minuman dulu" kata mama.

"terimakasih bu, gak perlu repot. Saya mau ketemu bapak saja, jika tidak keberatan" kata billy membuat mama menyeritkan kening, namun tanpa bertanya mama langsung menganggukan kepala dan memanggil bapak yang mengobrol dengan tetangga.

"ada apa nak billy?" tanya bapak sambil duduk di sebelah billy dengan raut wajah heran.

"tidak ada apa-apa pak, hanya saya mohon izin untuk menjalin komitmen dengan ana sebelum kami menjalin hubungan ke jenjang yang lebih serius lagi. Maaf jika ini terkesan mendadak" kata billy membuat mama dan juga bapak saling berpadangan.

"maksudnya berkomitmen gimana ini nak? Apa secara tidak langsung kamu melamar anak bapak?" tanya bapak dengan nada sedikit tegas.

"belum pak, kami masih menjalin komitmen untuk serius kedepannya. Saya dan juga ana, akan saling menjaga hati kami. Anggap saja, kami berpacaran" jawab billy.

"hmmm bapak tau nak billy bermaksud baik, tapi apa tidak sebaiknya jika kalian tidak melakukan itu. Maksud bapak, takut jika nanti kalian justru kebablasan karna berfikir kalian sudah menjalin komitmen itu" jawab bapak.

"maksud bapak, jadi saya harus gimana? Saya dan ana saling mencintai pak, saya akan serius dengan ana hingga ana siap untuk saya pinang." jawab billy kembali membuat bapak menyeritkan kening dan menatap aku.

"jadi, ana yang belum siap untuk ke jenjang lebih serius?" kata bapak sambil menatap ku.

Aku pun menganggukan kepala sebagai tanda.

"jika begitu, bapak tidak bisa membiarkan kalian bersama. Maaf nak billy, sepertinya nak billy bisa mendapatkan perempuan yang lebih baik dari anak bapak" kata bapak membuatku dan billy sama-sama terkejut.

"ma-maksud bapak?" tanya billy dengan gemetar.

"maaf nak billy, meskipun ana anak bapak. Tapi andai dia salah, bapak tidak akan membenarkan nya. Nak billy sudah benar mau menjalin hubungan serius dengan ana, tapi ana menolak dengan bahasa komitmen. Itu menurut bapak, salah!" jawab bapak dengan nada tegas.

Aku dan billy pun diam sambil menundukkan kepala.

"ana, apa yang kamu pikirkan ketika menolak niat baik billy?" tanya bapak pada ku.

"ana, ana masih muda pak. Ana masih mau kerja dan membantu adik-adik untuk sekolah hingga selesai, ana juga masih ingin membantu perekonomian keluarga kita" jawabku sambil menundukkan kepala.

"hanya itu?" tanya bapak. Aku pun menganggukan kepala sebagai jawaban.

"baik, kalau begitu. Nak billy, jika nak billy ingin serius dengan ana silahkan bawa wali nak billy untuk melamar anak bapak" kata bapak dengan raut wajah serius.

Aku dan billy sama-sama kaget dengan keputusan bapak.

"tapi pak,,,,"

"tidak ada tapi tapian ana. Dengar ana, sekolah adik-adikmu dan perekonomian keluarga kita itu tugas bapak sebagai kepala rumah tangga ana bukan tugas kamu. Nak billy sudah berniat baik untuk meminang kamu, kamu pernah dengar kan jika anak perempuan pantang menolak jika ada lamaran pertama kali datang" kata bapak membuatku terdiam.

"baik pak, billy akan bawa wali billy untuk datang melamar ana. Sebelumnya maaf pak, billy yatim piatu dan hanya tinggal dengan tante juga sepupu billy" kata billy membuat bapak menganggukan kepala.

"tidak apa nak, bapak akan terima siapa pun yang datang dengan nak billy nanti. Untuk hari nya silahkan kabari ana saja biar ana menyampaikan pada kami" kata bapak yang langsung di angguki oleh billy.

"baik bapak, terimakasih. Kalau begitu, billy pamit pulang. Hari sudah semakin malam, ini ada sedikit untuk adik-adik" kata billy menyerahkan bungkusan pecel ayam tadi pada bapak dan juga mama.

"terimakasih nak, dan hati-hati dijalan" jawab bapak ketika billy menyalami tangan nya dan juga mama.

Setelah billy berpamitan, aku pun mengantarkannya hingga sampai di motor yang terparkir tak jauh dari kontrakan.

"maaf ya ana, malah begini jadi nya?" kata billy dengan nada rendah.

"tidak apa bil, aku akan menerima keputusan bapak" jawabku dengan wajah tertunduk.

"ana, aku gak akan melarang kamu berbakti pada orangtua mu. Aku gak akan meminta kamu berhenti bekerja, kita akan berjalan bersama ana. Aku janji" kata billy menggenggam kedua tangan ku.

"apa kamu serius dengan apa yang kamu bilang billy?" tanya ku memastikan.

"iyaaa aku sangat serius, mungkin ini sangat terburu-buru untuk kamu yang masih belasan tahun. Tapi, aku mengerti. Aku akan mengimbangi kamu dalam hal apapun, ah yaa pegang ini" kata billy sambil membuka dompetnya dan mengeluarkan dua buah kartu debit dari sana.

"apa ini?" tanya ku dengan bingung.

"ini atm gaji dan juga tabungan aku selama ini, kamu boleh pegang yaa" jawabnya dengan senyum lebar.

Aku pun kaget dengan apa yang di lakukan oleh billy, aku belum menjadi istrinya tetapi dia menyerakan semua uangnya padaku. Astagfirullah....

Bersambung...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!