Kehidupan Dengan Sistem Kekayaan

Ruangan VIP Itu sangat meriah banyak lelaki Yang bernyanyi ketawa bersama satu sama lain.

"Bro... kamu sangat sukses Sekarang..."

"Ya Begitulah... " Widodo menjawab melalui bahu yang terangkat.

"Dia pacarmu? sudah berapa lama bro"

"hanya beberapa bulan... "

"Selamat ya bro... sudah mapan, punya pacar cantik pula... di tunggu married nya bro... "

"Terima kasih... Untuk menikah masih banyak hal yang harus di lakukan jadi belum ada rencana" Wanita riasan tebal yang menggandeng lengan Widodo berkata sambil tertawa.

"Sayang di mana pertunjukan yang kamu katakan?"

"Benar... sebentar lagi..." Widodo tersenyum sambil melihat kearah Lisin.

Mematikan musiknya Widodo mengambil perhatian kemudian berkata melalui mikrofon.

"Baiklah semuanya seperti yang kalian ketahui alasan kenapa kita berkumpul adalah untuk melepas rasa rindu temu yang telah lama berpisah karena kesibukan masing-masing"

Melihat Widodo semua orang mengangguk, "Mungkin bagi kalian, ini hanya pertemuan biasa namun bagiku ini adalah titik harapan kalian, Kembali aku sudah sukses banyak hal sudah kumiliki, namun melihat kembali kebersamaan bersama kalian semua aku jadi ingat, setidaknya kita harus membantu mereka yang belum mencapai titik kesuksesan"

Untuk beberapa orang yang merasa belum sukses merasa malu dan banyak orang melihat Lisin.

Sukses... sukses apanya kalian semua hanyalah katak di dalam sumur, hal seperti itu saja sudah bangga, sepertinya kalian belum melihat orang sukses sejati, jika aku perlihatkan isi saldo ku apa kalian ingin bunuh diri... jika ia akan ku carikan tali buat kalian gantung diri.

"Ya... di antara kalian ada yang sukses ada yang tidak, jadi aku ingin mereka yang memiliki pekerjaan mapan dengan insentif yang baik dapat membantu mereka yang belum bekerja atau yang udah bekerja namun berpenghasilan kecil" semua orang melihat kembali ke arah Lisin.

Hade... kenapa kalian melihat kearah ku lagi, apa aku terlihat berpenghasilan kecil?... Jika aku berpenghasilan kecil apa yang di hasilkan orang lain.

Sebenarnya Lisin juga berniat menjadikan teman-temannya sebagai karyawan di beberapa perusahaan yang dia milikki seperti Sultan namun karena sifat mereka seperti ini apa boleh buat kenapa aku harus memaksa mereka.

"Teman-teman aku sebagai manajer di hotel nusa dua hanya memiliki 5 lowongan kerja dan untuk yang tidak berkesempatan jangan berkecil hati kalian bisa ke yang lainnya siapa tau ada lowongan di sana" sebenarnya bosnya Widodo telah mencari 5 karyawan magang di hotel dan karena kepercayaan, Widodo di percayakan untuk mencari kandidatnya.

"Widodo, kamu baik sekali... "

"Benar aku akan mendaftar... "

"Bro untuk satu slot sudah ku berikan kepada Lisin jadi tinggal Empat slot lagi... " Widodo berkata dengan tenang namun dalam hatinya dia sangat bahagia.

"Lisin kamu sangat beruntung, jika itu aku... akan ku Terima dengan senang hati" Banyak teman yang lain sangat iri dengan keberuntungan Lisin.

"Tidak tertarik... Kasikan saja slot itu ke yang ini" Sangat mengejutkan, sebenarnya Lisin menolak bekerja di hotel terkenal, kau tau gaji bulanan sekitar 3juta dan itu belum insentif yang lain.

"Sombong sekali kamu... Bro Widodo hanya ingin membantumu mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dari pada menjadi Driver Ojol dan kamu menolaknya" Salah satu temanya sangat marah, saat dia tau bisa bekerja di hotel dia sangat bersemangat namun orang lain yang berkesempatan menolaknya bagaimana dia tidak marah.

"Kalau begitu aku memberikan slot itu ke kamu saja" Lisin tidak peduli dengan bekerja di hotel.

"Dasar ojol kamu sangat berbeda dengan bro Widodo, walaupun dia tidak setampan kamu setidaknya dia sudah sukses belum lagi dia baik hati, punya pacar cantik, mau membantu dengan yang lain, sedangkan kamu..."

"Sudah teman-teman... saat ini kita harusnya happy-happy jangan hiraukan Lisin Yang tidak ingin bekerja di perhotelan" Widodo bertindak seperti pahlawan.

haha... Sayang sekali Lisin tidak bisa menjadi bawahan ku, Namun ini sudah cukup menjatuhkannya di mata teman-teman alumni, orang lain dapat menilai perbedaan besar antara aku dan dirinya.

Lisin duduk sendirian lagi, jika aku tau seperti ini lebih baik aku tidak datang, sebenarnya aku tidak ingin menggunakan kekayaan untuk mendapatkan teman, aku hanya ingin berteman dengan orang lain atas diriku yang sederhana ini bukan diriku yang kaya karena sistem. Aku terlalu meremehkan kehidupan sosial, Lisin hanya bisa menghela nafas.

Jika dia mengatakan sebagai pemilik KTV mungkin semua orang akan antri menjadi temanya namun ini bukan yang di inginkan Lisin, karena teman seperti ini bukan teman sejati, mereka akan dengan mudah meninggalkanmu saat kamu dalam kondisi terburuk.

"Boleh aku duduk di sini?" Suara halus mengalihkan dunia Lisin, walaupun gadis di depannya sangat sederhana namun kecantikan dapat di lihat dari balik kesederhanaannya tersebut.

"Boleh... siapa yang melarang mu?" Lisin sangat terhibur setidaknya dia masih memiliki teman yang peduli dengannya walaupun hanya satu orang.

"Lisin kamu tidak apa-apakan?" Vita bertanya dengan khawatir.

"Memangnya aku kenapa?... Aku tidak kenapa-kenapa kok" Lisin menjawab sambil tersenyum.

"Hehe... jangan pikirkan perkataan orang lain"

Benar juga dia kan menyukaiku... Lisin menatap Vita entah kenapa dia sangat tertarik dengan gadis yang ada di depannya saat ini.

"Kenapa kamu tidak datang bersama pacar kamu?"

"Pacar... " Vita menggelengkan kepalanya.

"Ingin jalan... hanya kita berdua?" Lisin mendekatkan diri sambil menatap Vita.

ini... apakah dia mengajakku untuk berkencan? aku tidak percaya akan semudah ini berbicara dengan Lisin.

"Boleh... " Vita menjawab sambil mengangguk.

Sebelum memutuskan keluar Lisin dan Vita Melihat Santi berkata dengan keras kearah Widodo.

"Katakan di mana bos KTV Diva ini berada?" Mendengar sang Primadona kelas Berteriak semua orang menatapnya.

"Aku tidak tau... " Widodo menjawab dengan jujur.

"Kamu tidak tau... bukanya kamu bilang sebelumnya jika kamu mengenalnya dan mendapatkan tempat VIP semuanya gratis karenanya?" Santi sangat marah dia telah siap menjadi wanita simpan jadi dia tidak ingin gagal.

"Aku benar tidak tau... Staf karyawan hanya berkata jika Tempat VIP Dan Semua Gratis telah di berikan, karena kami adalah temannya, selebihnya aku tidak tau... " kau tau Wanita jika mengamuk adalah mahluk yang paling menakutkan.

"Sial... Mobil sport ku... Mobil sportnya ada di bawah... " Santi sangat lelah walaupun dia ingin menjadi wanita simpanan namun orang lain tidak dapat di temukan.

"Mobil sport?... Teman-teman lihat di Grup aku tadi memfotonya saat di tempat parkir"

"Sial... ini Lamborghini bro... "

"Jadi ini mobil sportnya bos pemilik KTV ini... "

"Pantas saja primadona kelas sangat gila ingin bertemu dengan bos pemilik KTV ini"

"Di Google... Lamborghini edisi terbatas ini seharga 22,5Milyar"

"Sial... ini mah orang sukses sejati... "

Kemudian semua orang melihat kearah Widodo jika di bandingkan dengannya seperti langit dan bumi.

Bro Lamborghini itu mobilku, jika kalian sebelumnya masih mengganggap ku teman tanpa memandang status aku tidak akan pelit meminjamkannya kepada kalian. Lisin mendesah tidak peduli dengan apa yang di perdebatkan oleh mereka, dia menarik lengan Vita berniat meninggalkan KTV Diva.

"Vita... kenapa kamu pergi dengannya, dia itu hanya Ojol kamu pasti akan di tinggalkan jika dia dapat pesanan, jika kamu ingin pergi aku bisa mengantarkan mu" Orang ini salah satu pengejar Vita, dia berpenampilan mewah, hari ini dia rental mobil dan ingin mengajak keluar Vita namun di dahului oleh Lisin bagaiman dia bahagia.

"Tidak... aku akan pergi dengan Lisin saja" Mendengar jawaban Vita membuat Lelaki tersebut hanya menggeleng kecewa, sial... apakah karena Lisin tampan dan sebagai Ojol dia tidak mempermasalahkannya... Hidup ini tidak adil orang lain sangat tampan namun dirinya.

Vita... kamu, sial... ini adalah gadis idaman laki-laki, tanpa memandang status dia tetap ingin bersamaku.

Widodo melihat kepergian Lisin menjadi sangat bahagia mengingat rencana mempermalukan Lisin di depan yang lain berakhir sukses, dan matanya menyalah saat dia melihat orang berjas dan berdasi datang kearah ruang VIP.

"Teman-teman Aku kedatangan Bos Ku jika kalian bisa menyenangkannya kalian pasti akan mendapatkan slot pekerjaan" Widodo mematikan musik kemudian melewati Lisin yang sedang bersama Vita berniat menjabat tangan Bosnya.

Semua orang sangat bersemangat ini adalah bos besar dari Bro Widodo jadi mereka dengan pasti akan mencari muka. namun yang membuat semua orang tercengang adalah Bos tersebut mengabaikan Widodo dan secara langsung menyapa Lisin.

"ini... "

"Senang bertemu dengan Bapak Lisin... "

Semua orang menjatuhkan rahang ke lantai, Bos seperti dia menyanjung Lisin yang hanya seorang Ojol... apakah ini pertunjukan.

Santi yang galau juga tercengang apa lagi Widodo dia sangat malu menerima tatapan aneh dari semua orang.

Bos... saya di sini kenapa kamu menyapanya Widodo bertanya dalam hatinya menjadi ketakutan dan bingung mungkinkah Lisin ini memiliki latar belakang yang kuat.

"Bapak Lisin kita bertemu di kediaman keluarga irawan saat itu mungkin kamu tidak mengenalku ini kartu namaku"

"Jadi kamu salah satu anggota Keluarga irawan" Lisin berkata dengan santai namun bos itu sangat bahagia.

Baik itu keluarga irawan, Gubernur, dan orang-orang penting lainya semuanya menyanjung Lisin demi mendapatkan koneksi dengannya bagaiman dia bisa melepaskan kesempatan ini.

Apa lagi perubahan besar terjadi baru-baru ini, dia tidak menyangka jika beberapa saham yang di miliki keluarga irawan akan di alihkan atas nama Lisin bukankah ini setara dengan bos kedua di perhotelan nusa dua.

"Bapak Lisin ini Pemegang saham kedua di perhotelan itu berarti bos kamu juga Widodo" Bos itu mengenalkan status Lisin kepada Widodo dan semua orang.

"Sebagai manajer di perhotelan nusa dua Widodo ingin merekrut ku sebagai pegawai hotel"

"Apa..."

Sebagai bos dengan dengan banyak pengalaman dia melihat sekeliling langsung mengetahui apa yang sebenarnya terjadi, Widodo ini tidak tau diri... ingin merekrut Bos perhotelan untuk menjadi karyawan hotel... apakah ada di dunia ini.

"Widodo... Mulai Hari ini kamu di pecat... "

Diam... dia ingin pamer kesuksesan di depan bosnya namun berakhir dengan kehilangan pekerjaan.

"Lisin... tolong lihat kita kan teman dan aku tidak tau jika kamu pemegang saham perhotelan"

semua orang shock dangan apa yang terjadi mereka tidak menyangka jika bos perhotelan akan rendah hati sedemikian dan itu masih teman mereka. Sekarang mereka semua mengerti apa itu jangan menilai buku dari sampulnya.

"Ayo Vita kita pergi... " Vita yang dari tadi linglung mengikuti Lisin ke tempat parkir.

Lisin tentu saja tidak peduli dengan Widodo dan teman sekelasnya, dia membuka pintu Lamborghini dan masuk kedalam mobil.

"Kenapa kamu diam masuklah... " Vita dengan malu duduk di dalam mobil sport, sedangkan dari dalam ruang KTV dapat di dengar suara mobil sport.

"Ledakan kenalpot... "

"Suara ini mungkinkah... " Santi dan teman-temannya dapat melihat Lamborghini meninggalkan Parkiran dari lantai atas.

Santi sangat menyesal karena orang yang selama ini menjadi bos KTV dan pemilik Mobil sport adalah Lisin yang selalu dia pandang rendah, Berlutut di lantai Santi hanya bisa menyesali perbuatannya.

"Aku berdiri di depan gunung Semeru namun tidak dapat mengenalinya" Satu kata untuk Santi sangat tidak dapat melihat gunung Semeru, Buta.

"Baiklah semuanya keluar... " Manajer KTV Diva mendatangi mereka semua.

"Bos Lisin hanya ingin berteman tanpa memandang setatus kalian namun kalian mengecewakannya" Menggelengkan kepala kemudian berkata lagi, "Bos dengan baik memesan Tempat VIP terbaik, Menanggung semua tagihan, Namun kalian memperlakukannya seperti ini, sepertinya kalian harus mencari obat penyesalan"

Semua orang meninggalkan KTV Diva Dengan sangat menyesal... terutama Santi dia menggila dengan merusak beberapa properti.

"Aaaaa... sial... "

"Penjaga usir wanita gila ini..." Penjaga berdatangan.

"Sayang kenapa kamu meninggalkan ku" Widodo menarik lengan pacarnya.

"Kamu tidak memiliki pekerjaan mau kamu kasih apa diriku? Apa lagi mobil kredit ini kamu akan bayar dengan apa" di bawah tatapan banyak orang Wanita riasan tebal itu pergi meninggalkan Widodo.

Semua orang akhirnya mengerti siapa pecundang sebenarnya.

Bersambung...