Assalamu'alaykum
Selamat datang di karyaku dan terima kasih sudah membaca dan mendukung cerita ini.
🌺
WARNING!!
KARYA MENGANDUNG BAWANG DAN KEHALUAN TINGKAT TINGGI BAHKAN DILUAR NALAR MANUSIA NORMAL!
Pernahkah kalian berfikir jika anak genius itu ada? Jika di film mungkin sudah kita temui, yang berjudul baby bos.
Di dalam dunia nyata, kehadiran anak jenius memang jarang terjadi, namun mereka juga memiliki bukti Ekisitensi yang dapat dilihat dari begitu banyaknya kemajuan yang terjadi saat ini.
Namun bagaimana ketika kalian dipertemukan dengan anak genius berusia 2 tahun yang bisa menggebrak dunia dengan hasil ciptaannya.
🌺🌺
Fajri Hanindyo. Sang Anak genius, memiliki IQ yang sangat tinggi Yaitu 225. Ia lahir dari malam dimana rusaknya mahkota Fajira, sang ibunda. Dengan otak yang genius tanpa sadar, ia bekerja sama dengan Ayahnya dan membuat Fajri menjadi anak yang kaya raya dalam waktu singkat ketika berhasil memproduksi mesin rancangannya sendiri.
Irfan yang yang begitu mendambakan sentuhan Fajira berusaha untuk membuat gadis itu kembali kedalam pelukannya. Keegoisannya runtuh, ketika ia berhasil menemukan Fajira dan juga mendapatkan bonus seorang anak yang tampan yaitu Fajri.
bagaimana kisah selanjutnya? yuk baca cerita ini.
terima kasih
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bucin fi sabilillah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
16. Aji Hanya Mau Bunda
"Bunda, apa aku punya ayah?"
deg....
"ayah Fajri ada nak"
"dimana Bunda? Ayah Aji dimana?" desak Fajri
"Ayah Aji ada sayang, dia jauh gak ada disini nak"
"di mana Bunda? siapa Ayah Aji? hiks.. hiks..."
Fajira menatap Fajri yang sudah menangis, namun masih menuntutnya untuk memberitahu siapa Ayah kandungnya.
"Bunda belum bisa cerita nak. Bunda takut nanti Aji bertemu dengan Ayah, Aji akan meninggalkan Bunda sendiri" ucap Fajira serak menahan tangisnya, namun ia tidak bisa berbohong dengan perasaannya saat ini.
"siapa ayah Aji bunda" tanya Aji dengan lirih dan tidak ingin di bantah.
"Dia orang yang hebat nak, dia orang kaya. Maafkan Bunda ya"
"apa karna kita orang miskin membuat Ayah tidak mau menerima kita?"
"Sayang jangan membenci Ayah ya nak. Bagaimanapun juga dia Ayah kamu. Jika suatu hari kalian di pertemukan jangan pernah meninggalkan Bunda. Hanya Aji yang Bunda punya sekarang. Maafkan Bunda karna tidak pernah bercerita tentang ini, karna Bunda takut kamu akan mencari keberadaan ayah dan pergi meninggalkan Bunda sendiri"
Fajira terisak sambil memeluk Fajri. Sementara pria kecil itu tidak tega melihat Bunda perempuan yang paling ia sayangi itu tengah menangis.
"Bunda, Aji gak akan meninggalkan Bunda. Maafkan Aji sudah membuat Bunda menangis" Fajri mengusap air mata Fajira yang mengalir.
"Gak sayang, Bunda yang minta maaf karna Bunda belum bisa memberitahu siapa Ayah Aji nak"
"Gak papa Bunda. Aji hanya mau Bunda aja, Gak mau yang lain. Aji sayang bunda" ucapnya terisak sambil memeluk Fajira erat.
"apapun yang terjadi jangan tinggalkan Bunda sayang, Bunda hanya punya Aji dalam hidup Bunda" Fajira menatap Fajri yang masih terisak.
"iya Bunda"
Mereka masih saling berpelukan dan saling menghangatkan satu sama lain. Fajira dengan lembut mengelus kepala Fajri hingga ia terlelap, begitu juga dengan Fajira yang perlahan mengantuk, hingga ia memutuskan untuk ikut beristirahat sambil memeluk Jagoan kecilnya.
Hingga senja menjelang, Fajira terbangun dalam keadaan gelap, tanpa ada cahaya di dalam kamar itu.
"dimana aku? apa aku masih ada di bumi? belum mati kan?" racaunya setengah sadar.
Perlahan ia berjalan dan menghidupkan lampu kamarnya. Ia melihat sekeliling dan berkaca.
"astaga, hehe ternyata menangis bisa sampai seperti ini?" Fajira terkekeh melihat mata sembab dan hidungnya yang memerah, efek dari menangis tadi.
"sayang bangun nak. Aji bangun lagi sayang. sudah sore"
"hmmm.."
"Fajri sayang, bangun yuk, tapi Aji mau memperbaiki laptop kakak kamar sebelah nak"
"engh.. iya Bunda, peluk dulu" Kebiasaan Fajri ketika bangun tidur bermanja dengan Fajira.
"mandi dulu ya sayang biar segar" ucap fajira sambil memeluk putra kecilnya.
"iya Bunda. Kapan kita ke pasar Bunda?"
"hmm gimana kalau hari sabtu sayang? Bunda libur jadi kita bisa sekalian pergi main. Kita pergi ke pasar, toko buku habis itu pergi jalan-jalan deh kemanapun Aji mau nak"
"iya Bunda boleh juga. Aji mandi dulu bunda"
"iya sayang, habis itu kita makan ya"
"iya bunda"
Fajri mandi terlebih dahulu, di dalam kamar mandi ketika asik menyabuni badannya, ia termenung mengingat percakapan bersama dengan bunda tadi.
Apa segitu tidak maunya ayah menerima aku dan Bunda karna kami miskin? siapa ayah aku sebenarnya? tuhan pertemuankan kami dengan cara yang baik. Siapapun Ayah semoga ayah di berikan kesehatan dan keselamatan dalam hidupnya.
"sayang, sudah selesai mandinya?" panggil Fajira
"sudah bunda" Fajri segera menyelesaikan mandinya dan bergegas keluar lalu memakai baju yang sudah di siapkan oleh Fajira.
"makan dulu sayang"
"suapi Aji ya Bunda sambil memperbaiki laptop kakak"
"iya nak"
Fajri mengambil peralatan dan laptop yang akan ia perbaiki, dengan telaten ia menghidupkan laptop itu dan melihat satu persatu kendala yang terdapat di dalamnya. Setelah mengetahui apa yang menjadi penyebabnya, Fajri segera membuka komputer lipat itu dengan hati-hati agar tidak merusak komponen yang lain.
"makan dulu sayang"
"iya bunda"
"hmm Bunda Aji keluar dulu sebentar. Mau ambil sesuatu"
"hati-hati sayang jangan lama-lama"
"iya bunda"
Fajri keluar dan mengambil beberapa barang yang dirasa bisa digunakan untuk memperbaiki laptop itu. Perlahan tapi pasti ia memperbaikinya. Tidak butuh waktu lama, Fajri sudah menyelesaikan pekerjaannya dengan baik.
tok...tok...tok...
"Fajri" panggil pemilik laptop.
"iya kak, masuk aja, Aji lagi memperbaikinya"
"iya dek. gimana bisa gak?"
"bisa kak, ini hampir selesai"
Aji mencoba menghidupkannya terlebih dahulu sebelum memasang kembali barang-barang yang sudah ia pretel.
"kita coba dulu kak"
tik..tik...tik...
"udah bisa ya kak?" sambungnya.
"uwaaah hebat banget dek" ucapnya berbinar
"terima kasih kaka"
Fajri memasang kembali laptop itu dengan baik dan rapi, memastikan agar tidak ada satupun baut yang tertinggal.
"ini kak sudah selesai" Fajri menyerahkannya kepada kakak kamar sebelah.
"hmm Fajri, kakak belum ada uang untuk membayarnya tapi kakak lagi butuh dek. Begini kakak ada ponsel, ini masih bagus baru satu tahun ini kakak beli hanya saja dia sering mati-mati. Kalau kakak bawa ke service center bisa kena 800-900 ribu. Mana tau Aji bisa memperbaikinya Ambil aja untuk Aji. Tapi kalau gak bisa nanti bilang lagi sama kakak. gimana?" ucapnya sambil menyerahkan ponsel dengan kamera depan yang bulat di tengahnya.
"hmm, gimana bunda?"
"apa Aji bisa memperbaikinya nak?"
"hmm Aji coba dulu bunda"
Fajri mencoba untuk menghidupkan ponsel itu dan mencari permasalahannya.
"kakak yakin mau memberikan ponsel ini kepada Aji?" tanya Pria kecil itu ketikah mengetahui letak permasalahan pada ponsel itu.
"iya ambil aja kalau Aji bisa memperbaikinya"
"okeh deal ya kak" ucap Aji mengulurkan tangannya.
"deal. Terima kasih ya Fajri, kak Fajira"
"sama-sama kak"
"kalau begitu kakak pergi dulu ya, permisi" perempuan itu berlalu dari kamar mereka.
"Aji bisa memperbaikinya nak?" ucap Fajira setelah mahasiswi tadi pergi.
"bisa Bunda, ini hanya kabelnya sedikit longgar Bunda. Lumayankan gak jadi beli ponsel baru hehe"
"ya sudah perbaiki lah nak"
Perlahan Fajri membuka ponsel itu dan memperbaikinya, tak butuh waktu lama ponsel itu kembali berfungsi dengan baik tanpa hambatan. Sehingga membuat Fajri merasa senang karna tidak perlu mengeluarkan uang untuk membeli ponsel yang baru.
"hmm Bunda Aji lupa bilang sama bunda"
"apa nak?"
"om Irfan menawarkan Aji untuk kerja sama memproduksi mesin cuci dan mesin ginsetnya Bunda"
deg...
Kenapa harus berurusan lagi dengan mereka.
"Aji mau?"
"mau Bunda, apalagi omnya baik sama Aji. Om Ray dan om Irfan"
Apa reaksi kamu jika kamu tau kalau Irfan Adalah Ayah kamu nak.
"ya sudah, kalau Aji mau silahkan hubungi om Irfan, tapi kalau gak bisa gak usah di paksa ya sayang"
"iya bunda"
"kalau Fajri yang harus ke tempat om itu gak usah saja, nanti kalau dia mau disini, minta tolong sama Uwak ya nak"
"iya bunda"
"berarti Aji boleh memproduksi mesin Aji Bunda?" sambungnya.
"boleh sayang. Tapi hati-hati jangan sampai tertipu ya"
"iya Bunda, terima kasih karna Bunda tidak meninggalkan Aji dalam keadaan apapun" ucapnya dengan mata yang berkaca-kaca.
"iya sayang, Bunda tidak akan meninggalkan Aji kecuali tuhan yang memanggil Bunda nak"
"iya Bunda. Aji janji akan membahagiakan Bunda sampai kapanpun"
"iya nak, kita berjuang bersama ya sayang"
"iya Bunda"
Hari ini terasa begitu emosional bagi ibu dan anak itu, mereka sama-sama berperang dengan fikiran masing-masing. Tanpa di sadari oleh Fajira, ia membuka peluang sebesar-besarnya bagi Irfan untuk masuk kedalam hidupnya lagi.
Mereka saling menghibur dengan rasa yang terpendam masing-masingnya. Sepandai apapun mereka menyembunyikan perasaan itu, tetap saja emosi yang terpendam akan selalu muncul dan akan meluap ketika ingin di luapkan.
💖💖💖
TO BE CONTINUE