Aisyah yang mendampingi Ammar dari nol dan membantu ekonominya, malah wanita lain yang dia nikahi.
Aisyah yang enam tahun membantu Ammar sampai berpangkat dicampakkan saat calon mertuanya menginginkan menantu yang bergelar. Kecewa, karena Ammar tak membelanya justru menerima perjodohan itu, Aisyah memutuskan pergi ke kota lain.
Aisyah akhirnya diterima bekerja pada suatu perusahaan. Sebulan bekerja, dia baru tahu ternyata hamil anaknya Ammar.
CEO tempatnya bekerja menjadi simpatik dan penuh perhatian karena kasihan melihat dia hamil tanpa ada keluarga. Mereka menjadi dekat.
Saat usia sang anak berusia dua tahun, tanpa sengaja Aisyah kembali bertemu dengan Ammar. Pria itu terkejut melihat wajah anaknya Aisyah yang begitu mirip dengannya.
Apa yang akan terjadi selanjutnya? Apakah Ammar akan mencari tahu siapa ayah dari anak Aisyah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16. Positif Hamil
Setelah mendaftar di dokter kandungan, Aisyah dan Alby menunggu namanya dipanggil. Dia hanya menunduk dengan tangan masih gemetar.
Aisyah tak menyangka jika perbuatan haram dia dan Ammar akan menjadi benih. Saat melakukan itu, dia tak takut karena berpikir jika pria itu pasti akan menikahinya. Tapi, kenyataan yang dia terima saat ini membuat dia menjadi takut.
"Ya, Tuhan. Ampuni dosa-dosaku. Aku tau ini pasti peringatan darimu. Tapi, kenapa semua harus aku saja yang menanggungnya sendiri. Sedangkan dia bahagia dengan pasangannya," gumam Aisyah dalam hatinya.
Tak berapa lama, nama Aisyah di panggil. Dia tampak ragu untuk berdiri. Alby menganggukkan kepalanya, mengisyaratkan agar bawahannya itu jangan ragu.
Alby kembali menggenggam tangan Aisyah, berjalan masuk ke dalam ruang dokter. Seperti suami istri yang akan memeriksakan kandungannya.
"Selamat Siang Pak Alby, Bu Aisyah," sapa Dokter saat mereka telah masuk.
"Selamat Siang, Dok," balas Alby.
Aisyah hanya diam. Dia tak tahu harus berkata apa. Pandangannya kosong. Dia tampak seperti agak linglung. Alby lalu mengajaknya duduk.
"Ada yang bisa saya bantu?" tanya Dokter itu dengan ramah.
"Kami tadi baru periksa ke dokter umum. Setelah diperiksa, Dokter menyimpulkan kalau Aisyah kemungkinan hamil. Untuk hasil yang lebih pasti, dia meminta kami untuk periksa ke sini," ucap Alby dengan suara yang tenang.
Dokter itu tersenyum saat mendengar penjelasan dari Alby. Dia mengangguk tanda mengerti.
"Baiklah, saya mengerti. Untuk memastikan samua, saya akan melakukan beberapa tes. Pertama istri Bapak harus melakukan tes urine dengan menggunakan tespek. Setelah itu saya akan melakukan USG," ujar Dokter.
Alby tak membantah saat Dokter mengira dia dan Aisyah adalah pasangan suami istri. Baginya yang terpenting menjalani pemeriksaan terlebih dahulu.
Dokter lalu memberikan tespek dan meminta Aisyah untuk melakukan tes urine. Gadis itu tampak ragu.
"Hanya beberapa menit, Aisyah. Kita akan tahu segalanya," ucap Alby mencoba menenangkan.
Aisyah mengangguk, meskipun hatinya berisik dan berdebar kencang. Dia berusaha berpikir positif, tetapi sepertinya kedamaian itu sulit dijaga. Dia merasa bingung dan tidak siap dengan hasil apapun yang mungkin akan dia lihat dan dengar.
Dengan langkah ragu dia akhirnya berdiri dan berjalan ke kamar mandi. Seperti yang diterangkan dokter, dia melakukan hal yang sama.
Aisyah menarik napas dalam untuk memenangkan dirinya. Dia sebenarnya belum siap untuk menerima kenyataan jika benar dirinya positif hamil.
Setelah beberapa saat dia memasukan tespek ke urinnya, dia lalu mengangkatnya. Aisyah melihat dua garis merah. Badannya terasa lemah. Dia tak sanggup lagi menopang bobot tubuhnya.
Aisyah akhirnya terduduk di lantai. Tangisnya pecah. Tak tahu lagi apa yang akan dia lakukan menerima kenyataan pahit ini.
"Sebenarnya apa rencana-Mu Tuhan. Aku rasanya ingin menyerah dengan ujianmu ini. Mentalku benar-benar terkuras. Jiwaku tidak sedang baik-baik saja. Aku memendam semuanya tanpa seorangpun yang mengetahui keadaanku. Mereka tertipu dengan senyum manisku, wajah ceriaku, dan dengan tawaku. Kepalaku hampir pecah dan aku benar-benar lelah. Rasanya ingin berhenti sejenak untuk bernapas dengan lega," gumam Aisyah pada dirinya sendiri. Air matanya turun dengan deras membasahi pipinya.
Cukup lama Aisyah di kamar mandi. Hal itu membuat Dokter dan Alby jadi kuatir. Pria itu lalu meminta izin pada dokter untuk mengetuk pintu kamar mandi. Pria itu mengetuknya beberapa kali.
"Aisyah, apa kamu baik-baik saja? Kamu tak apa-apa 'kan? Kamu sudah terlalu lama di dalam!" seru Alby dengan suara yang khawatir, sambil mengetuk pintu kamar mandi.
Tidak ada jawaban dari dalam kamar mandi. Alby semakin khawatir dan mengetuk pintu lagi. "Aisyah, tolong buka pintunya. Aku ingin memastikan kamu baik-baik saja," ucap Alby dengan suara yang lebih keras.
Alby menunggu beberapa saat, tapi masih tidak ada jawaban. Dia lalu meminta bantuan dokter untuk membuka pintu kamar mandi. Dokter lalu memberikan kuncinya. Saat pintu terbuka, Alby melihat Aisyah duduk di lantai, dengan wajah yang basah oleh air mata. "Aisyah ...," ujar Alby dengan suara yang lembut, sambil berlari menghampiri Aisyah.
Alby menggendong tubuh Aisyah. Dokter meminta pria itu untuk membandingkan gadis itu di tempat tidur.
Tespek yang berada di tangan Aisyah, di minta dokter. Dia lalu tersenyum.
"Selamat Pak, istri Anda positif hamil," ucap Dokter dengan senyuman. Dokter itu mengira Aisyah terduduk di kamar mandi karena wanita itu kelelahan.
Alby tak menjawab ucapan selamat dokter tersebut. Dia justru memandangi wajah Aisyah. Gadis itu terlihat sangat syok.
"Untuk memastikan kesehatan janin, saya akan melakukan USG," ujar Dokter.
Dia meminta bantuan bidan untuk memberikan gel ke perut Aisyah. Dia hanya diam dan pasrah dengan apa yang Dokter lakukan. Sambil melakukan USG, Dokter menjelaskan semuanya pada Alby.
Alby memandangi Aisyah dengan penuh perhatian, sementara dokter melakukan USG pada perut Aisyah. Dia tidak mengatakan apa-apa, hanya memandang wajah Aisyah yang masih terlihat syok.
Dokter menjelaskan hasil USG kepada Alby, tentang kesehatan janin dan perkembangan kehamilan Aisyah. Alby mendengarkan dengan serius, tapi pandangannya tetap tertuju pada Aisyah.
Aisyah sendiri masih diam, tidak mengatakan apa-apa. Dia hanya memandang ke arah lain, tidak memperhatikan apa yang sedang dilakukan dokter. Alby bisa melihat ketakutan dan kebingungan di wajah Aisyah, dan dia merasa perlu untuk menenangkannya.
Setelah dokter selesai melakukan USG, Alby memegang tangan Aisyah dan memberikan senyum lembut. "Aku di sini, Aisyah. Jangan kuatir. Seharusnya kamu senang karena ada mahluk hidup yang baru dalam tubuhmu," ucap Alby.
Alby membantu Aisyah bangun dan mereka kembali duduk di hadapan dokter.
Dokter lalu memberikan resep obat, tepatnya vitamin. Setelah semua selesai, Alby langsung pamit. Dia terus menggenggam tangan Aisyah menuju parkir. Gadis itu tak menolak apa yang Alby lakukan. Dia tetap diam tak bersuara sepatah katapun.
Alby memutuskan untuk membawa Aisyah ke apartemen miliknya. Gadis itu lagi-lagi tak menolak. Saat telah berada di dalam apartemen, Alby meminta Aisyah untuk duduk di sofa ruang keluarga. Dia lalu memesan makanan untuk mereka.
Alby memutuskan untuk membawa Aisyah ke apartemen. Dia takut gadis itu melakukan sesuatu jika dibiarkan sendirian.
"Aku janji akan menjagamu. Tak akan aku biarkan ada wanita lain lagi yang melakukan hal serupa dengan apa yang pernah Syifa lakukan. Mengakhiri hidupnya karena hamil di luar nikah," gumam Alby dalam hatinya.
seperti cintanya alby yg nyantol di hati wanita yg sudah hamil anak orang lain.../Smile//Smile/
next...
alby rela melakukan ini...
ngelamar nih ceritanya si alby?
Jadi ikuti sajah Aisyah