"A-apa ini?" lirih An Yue menatap sendu sosok pria di depannya.
Demi membuat kekasihnya menjadi seorang Kaisar An Yue, Ratu lblis di Dunia bawah dengan suka rela turun dari tahtanya lalu memberikannya pada kekasihnya.
Namun, apa yang dia dapatkan setelah
melakukan banyaknya pengorbanan untuk pria itu?Hanya sebuah pengkhianatan yang tak pernah An Yue duga dan tak akan pernah An Yue lupa.
Di hari pernikahannya bukannya mendapatkan sebuah kehidupan yang indah An Yue harus merenggang nyawa di tangan calon suaminya sendiri.
"Di kehidupan ini aku kalah tapi di kehidupan
selanjutnya aku akan menjadi Dewi Kehancuran untuk kalian semua!"
************
"Aku kembali, tunggu akan kedatanganku!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CancerGirls, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16. Mengunjungi An Yue?
" BAGAIMANA BISA?" Kaisar Zhu mendengar akan pernyataan Tabib yang mengatakan jika Pangeran Kedua baik-baik saja padahal tadi An Yue mengatakan jika Pangeran Kedua juga terkena racun.
" Panggilkan Gadis Itu," perintah Kaisar Zhu entah pada siapa.
" Siapa?" Pangeran Kedua menatap Kaisar Zhu dengan dingin.
" Siapa Lagi Jika Bukan Anak Pembawa Sial Itu," ketus Kaisar Zhu.
" Apanya Yang Pembawa Sial? Dia Punya Nama Dan Namanya An Yue Aku Yang Memberikannya Nama Itu, Lagi Pula Anda Ingin Memanggilnya Untuk Apa Di Larut Malam Seperti Ini?" Pangeran Kedua memang dingin dan irit bicara namun jika sudah
berhubungan dengan An Yue maka dia akan menjadi cerewet.
" Tentu Saja Sekarang! Jika Besok Bagaimana Jika Keadaan Putra Mahkota Dalam Bahaya?"
bentak Kaisar Zhu.
" Dan Yang Mulia Pikir An Yue Akan Dengan Tangan Terbukanya Begitu Akan Menolong Putra Mahkota? Harusnya Anda Sadar Yang Mulia Apa Yang Dikatakan Okeh An Yue, Jika Dia Mau Harusnya Saat Dia Memberikan Aku Penawar Racun Maka Disaat Itulah Ia
Memberikannya Juga Tapi Apa Yang Dia Lakukan?" pertanyaan Pangeran Kedua
membuat Kaisar Zhu terdiam mematung.
Kaisar Zhu masih mengingat jelas bagaimana
gadis kecil itu justru memberikan penawar racun pada Pangeran Kedua tapi tidak dengan Putra Mahkota.
Kaisar Zhu tidak bodoh dia tahu dari tatapan gadis kecil itu juga rupanya sangat membenci
mereka.
" Yang Mulia Saya Hanya Mengatakan Satu Kalimat .." Pangeran Kedua menjeda kalimatnya dengan menatap Kaisar Zhu dengan dalam dan tatapan penuh arti.
sedangkan Kaisar Zhu hanya bisa terdiam
dengan mendengarkan apa yang dikatakan oleh Pangeran Kedua selanjutnya.
" Jika Kau Ingin Melihat Akan Duplikat Diri Yang Mulai Maka Lihatlah An Yue, Anak Itu
Adalah Duplikat Nyata Versi Anda Sendiri Yang Mulia, Keras Kepalanya, Sifat Angkuh Dan Sombongnya, Liciknya, Tangguhnya Dan Jeniusnya Bahkan Mungkin Melebihi Anda, Dia Adalah Duplikat Anda Jadi Pahami Diri Anda Sendiri Sebelum Bertemu Dengannya,"
ujar Pangeran Kedua yang berbalik pergi begitu saja.
ketahuilah jauh di lubuk hatinya Pangeran Kedua juga cemas namun mereka di latih
dengan keras hingga membuat hati mereka menjadi batu.
sebenarnya Pangeran Kedua sedikit membenci Putra Mahkota dan juga Kaisar Zhu yang tidak perhatian sama sekali pada adik kecilnya.
ya kemarin Pangeran Kedua mencari tahu apa yang terjadi di istana ini selama dia pergi selama 2 tahun.
hal yang membuatnya murka adalah beberapa minggu setelah di meninggalkan istana, adiknya hampir merenggang nyawa lantaran dia sakit tapi Kaisar Zhu tidak mengirimkan tabib bahkan hanya untuk
memberikan seperak saja koin tidak membuat adiknya harus berjuang antara hidup dan mati di tengah sakitnya dan juga kelaparan.
bersyukur ada Jingmi sang pelayan sang adik
yang wanita itu mengorbankan dirinya untuk mencuri makanan walau dia harus di hajar habis-habisan oleh pelayan lainnya.
selain itu, kenyataan lain tentang adiknya yang manis justru berubah menjadi kejam
karena pelayannya terluka membuat anak kecil itu menjelma menjadi sosok yang kejam membuat Pangeran Kedua murka.
memikirkan semua itu ingin sekali Pangeran Kedua membunuh Kaisar Zhu dan Putra Mahkota yang tidak memperhatikan adik kecilnya.
sedangkan Kaisar Zhu hanya bisa terdiam mematung mencerna apa yang dikatakan oleh Pangeran Kedua mengenai anak kecil itu adalah duplikatnya.
ingatannya entah kenapa justru mundur pada saat pertarungan yang terjadi beberapa jam lalu, ia jelas melihat dengan mata kepalanya
sendiri bagaimana gadis itu dengan brutalnya memangkas semua musuh sampai tumbang.
bahkan tangannya yang kecil tak membuatnya ragu untuk mengayunkan pedang merahnya.
" Tidak Tidak...Aku Tidak Mungkin Mengakui Makhluk Lemah Itu Sebagai Putriku, Apa Yang Kuat Darinya Dia Hanya Anak Kecil Yang Tahunya Merengek Saja," kata Kaisar Zhu
dengan nada sinis.
Kaisar Zhu lupa bahwa selama ini tak pernah satu kali pun An Yue datang merengek padanya, jangankan merengek bahkan memunculkan batang hidungnya di depannya saja tidak pernah kecuali kejadian tadi.
bahkan jika itu target mereka bukan Pangeran Kedua maka dengan senang hati An Yue akan tetap berada di kamarnya.
" Tabib Jaga Putra Mahkota!" perintah Kaisar Zhu yang berlalu pergi begitu saja.
Kaisar Zhu pergi dari kediaman Putra Mahkota menuju ke tempatnya yaitu kediaman naga sebagai kediaman Kaisar.
...****************...
matahari telah berada di timur dengan cahaya hangatnya menyebar dan menyinari akan alam semesta seperti sedangan menunjukan jika sinanya membawa kehangatan pada mereka semua umat makhluk hidup.
di dapur istana sudah ada sosok pemuda yang terus memasukan makanan ringan di
keranjang yang dia bawah, jika ada yang bertanya siapa pria itu maka jawabannya adalah pria itu tak lain dan tak bukan adalah
Pangeran Kedua Jun Hui.
pagi-pagi sekali pria itu sudah masuk dapur Istana utama hanya ingin mencarikan makanan untuk sang adik tercintanya.
" Apa Semuanya Sudah Siap?" tanya Pangeran Kedua pada pelayan yang dia bawah.
" Sudah Siap Pangeran," kedua pelayan itu langsung saja membawa makanan mereka
semua.
dengan langkah lebarnya Pangeran Kedua berjalan keluar dari dapur utama dengan kedua pelayan di belakangnya.
setelah berjalan beberapa saat akhirnya
mereka sampai di kediaman Tulip sang adik, Pangeran Kedua langsung membuka gerbangnya matanya sedikit menyipit kalah
puluhan prajurit telah berlatih di halaman depan dengan pemimpinnya Tang San.
" JANGAN LEMAH! TETAP BERLARI!" teriak Tang San yang sedang mengawasi akan anggota mereka yang sedang berlatih dengan kedua kaki mereka di ikat dengan sekarang pasir masing-masing satu kaki maka satu karung pasir.
tak hanya kaki di punggung mereka atau bawa bahu mereka juga tergantung dua karung pasir yang ada di bahu masing-masing.
beberapa orang sudah santai berlari seperti tidak ada beban apapun karena mereka sudah terbiasa namun, ada sebagian yang rasanya mau mati saja menghadapi akan ujian seperti ini.
yah, orang-orang yang berlari kencang itu adalah mereka yang sejak awal mengikuti An Yue sedangkan yang mati segan tak mau itu
adalah Brandon dan teman-temannya yang baru beberapa hari lalu dia rekrut.
" Tang San Tidak Bisakah Kita Istirahat Sebentar? Aku Sangat Lelah," kata Brandon.
sebenarnya Brandon tidak tega melihat akan banyaknya anggotanya yang kini sangat lelah, ia tak ingin mereka tersiksa seperti itu namun melihat akan kegigihan Tang San membuat Brandon tersadar bahwasannya Tang San dan
lainnya kuat karena melakukan pelatihan ini.
" Jangan Protes! Pelatihan Yang Kalian Dapat Ini Hanyalah Awal Perkenalan Saja, Latihan
Yang Akan Kalian Dapatkan Dari Nona An Yue Nanti Di Luar Jangkauan Manusia, Kalian
Benar-benar Akan Di Latih Sampai Merasa Kalian Berada Di Ujung Kematian. Jadi, Tetap
Perkuat Fisik Kalian Sebelum Nona An Yue Turun Tangan." kata Tang San dengan tegas.
mendengar akan hal itu Brandon dan anak buahnya yang lain hanya bisa menghela napas saja, ini saja mereka sudah
menganggapnya tidak manusiawi bagaimana dengan latihan gadis kecil yang kata Tang San di luar manusia, memikirkannya saja sudah membuat mereka ketar ketir karenanya.
" Tang San Dimana An Yue?" tanya Pangeran Kedua yang tiba-tiba muncul di belakang Tang San.
Tang San yang mendengar akan suara itu langsung berbalik dan kaget saat melihat akan Pangeran Kedua yang ada di belakangnya saat ini.
" Salam Pangeran kedua," Tang San dan lainnya segera membungkukkan badan mereka terhadap Pangeran Kedua.
" Dimana An Yue?" tanya Pangeran Kedua dengan dingin.
" Nona Mungkin Jam Segini Masih Tidur Pangeran," jawab Tang San dengan suara
tegasnya.
ia paling tahu akan kebiasaan Nonanya itu yang sangat tidak suka di ganggu ketika tidur atau bisa dikatakan dia benci di bangunkan pada pagi harii seperti ini.
" Jika Pangeran Kedua Ingin Menemuinya Maka Langsung Saja Ke Kamarnya Tapi Jangan Bangunkan Ya, Nona Dua Tahun
Terakhir Ini Tidak Suka Bangun Pagi Dan Jika Ada Yang Mengganggu Tidurnya Dia Akan Mengamuk," kata Tang San yang hanya di balas anggukan kepala oleh Pangeran Kedua.
" Kalian Bawa Makanan Itu Ke Dapur Aku Akan Ke Kamar Tuan Putri," Pangeran Kedua
langsung saja berjalan meninggalkan mereka begitu saja.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...