NovelToon NovelToon
Cinta Itu Sakit Tapi Dia Tetap Pemenangnya

Cinta Itu Sakit Tapi Dia Tetap Pemenangnya

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Fantasi / TimeTravel / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Romansa
Popularitas:717
Nilai: 5
Nama Author: Marya Juliani Jawak

Sebuah kisah asmara dia orang anak remaja yang sudah berjalan hingga 2 tahun lamanya. Perjalanan cinta yang indah tapi retak di tengah perjalanan.

Dihadapkan dengan cinta baru oleh kehadiran orang yang baru. Perasaan yang dulu membara kini terasa hampa dan dingin.

Mampukah mereka mempertahankan kisah cinta mereka yang retak menjadi utuh. Atau melepaskan demi cinta baru yang membuat mereka bahagia. Mari kita ikuti kisah cinta mereka. Selamat membaca

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Marya Juliani Jawak, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Permata dan Ivana

Sesampainya di asrama, Valdo langsung menuju asrama tingkat tiga cowok. Dia ingin menjumpai Bang Diva untuk memberikan titipan Permata.

Tok... tok... tok....

"Permisi Bang, Bang Diva ada?" Tanya Valdo ketika sudah masuk kedalam kamar abang tingkat nya.

"Masuk aja Valdo. Diva di tempat tidurnya lagi telponan" Ucap Edward seangkatan Diva

"Oke Bang. Makasih." Jawab Valdo dan menghampiri Diva di tempat tidurnya.

"Bang Div... " Panggil Valdo mengalihkan perhatian Diva.

"Sayang bentar ya, ada Valdo." Ucap Diva pada Ivana.

"Valdo? Mana dia?" Tanya Ivana dari seberang telepon

"Ini sayang." Diva pun mengarahkan HP nya kepada Valdo.

"Valdo.... " Sapa Ivana senang. Ia melambaikan tangannya ketika melihat Valdo

"Ia kak. Salam ya kak." Valdo membalas lambaikan tangan Ivana.

"Kak, bentar ya. Aku pinjam Bang Diva nya dulu."

"Berapa lama? Jangan lama - lama. Aku masih kangen sama cowok aku." Jawab Ivana yang membuat Diva tertawa kecil.

"Bentar aja kok kak. Gak sampai 5 menit."

"Ya udah deh. Awas kalau lama aku jitak kepalamu." Ancam Ivana

"Ya udah bentar ya yank." Pamit Diva membisukan panggilan mereka.

"Kenapa? Tumben lo kesini?" Tanya Diva heran. Terlebih dia jarang punya urusan dengan Valdo.

"Ini Bang titipan dari Permata." Valdo memberikan amplop tersebut.

Diva membuka amplop tersebut terdapat surat dan uang.

Dari : Permata

Untuk : Bang Diva

Halo Bang, ini Permata yang kemarin di kantin. Ini Permata ganti uang abang ya. Terimakasih

Salam : Permata

"Oh ya udah makasih ya Val." Ucap Diva tulus

"Sans aja Bang. Ya udah gue balek ke asrama gue ya bang. Permisi." Pamit Valdo lalu pergi dari kamar Diva.

Diva melanjutkan acara telponan nya dengan Ivana.

...----------------...

Pagi hari di ruang makan Permata dan Herlina lagi sarapan dengan tenang. Mereka makan masakan bunda permata.

"Enak juga ya masakan bunda aku." Ucap Herlina tanpa malu mengklaim bunda permata bunda nya juga.

"Ia enak banget. Terlebih kalau makan sama ayah dan bunda. Lo belum pernah kan merasakan makan dengan keluarga cemara." Ledek Permata membuat Herlina cemberut. Permata hanya bisa tersenyum puas melihat Herlina kalah telak.

Melati dan para geng nya baru datang memasuki ruang makan. Di tangan mereka sudah ada sarapan yang mereka bawa dari dapur. Mereka melihat sekeliling dan menemukan Permata dan Herlina. Mereka memberi kode mata satu dengan yang lain untuk mendekati tempat duduk Permata dan Herlina.

"Ehem.... sepertinya ada yang bawa bekal dari rumah." Suara keras Melati mampu memecahkan suasana ruang makan. Semua mata tertuju pada mereka. Jangan lupa dengan wajah sinis nya.

"Sepertinya begitu. Dapat bekal dari Ayah tercinta."

Lanjut Micel yang membuat Permata dan Herlina mengerti bahwa mereka lagi menyindir Permata.

"Lo nyindir kami?" Tanya Herlina mulai panas. Tapi tidak di gubris geng Melati.

"Gaya elit, ayah sulit. Lihat aja penampilannya ke perusahaan. Dengan PD sang anak bangga akan kehadiran Ayahnya. Bikin nama kampus kita malu aja gak sih" Ucap Caca yang membuat mereka tertawa puas.

Herlina hendak berdiri melabrak geng Melati tapi di tahan oleh Permata.

"Per, lepas per. Mereka harus diberi pelajaran." Emosi Herlina

"Awh.... awh.... awh.... " Lihat aja tu, temannya kepanasan sedangkan pelaku biasa aja. Tebal banget ya mukanya." Ucap Donna memanaskan suasana.

"Ia benar lagi" Ucap mereka kompak

"Kalian kalau mau cari ribut jangan disini. Di ruang direktur sana!" Bela Ivana yang baru datang. Ia mendengar perkataan geng Melati yang menurutnya sudah keterlaluan.

Geng Melati sedikit terkejut melihat kehadiran kakak tingkat kelas mereka. Kak Ivana dan sahabatnya Dini berjalan menghampiri meja mereka.

"Punya mulut tapi seperti tidak di sekolahkan ya." Ucap Dini menyindir geng Melati.

"Permata gak papa dek? Gak usah dengerin perkataan mereka." Nasihat Ivana mengelus punggung Permata. Berharap adek tingkatnya tidak sakit hati.

"Ia omongan mereka gak usah diambil hati. Orang omongan gak beretika" Ucap Dini meyakinkan lagi. Akhirnya Dini dan Ivana sepakat duduk disamping Permata dan Herlina.

"Makasih kak. Permata baik - baik aja kok. Kakak tenang aja." Senyum Permata meyakinkan semuanya. Tapi membuat geng Melati tidak senang akan respon Permata.

...****************...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!