Gendhis harus merelakan pernikahan mereka berakhir karena menganggap Raka tidak pernah mencintainya. Wanita itu menggugat cerai Raka diam-diam dan pergi begitu saja. Raka yang ditinggalkan oleh Gendhis baru menyadari perasaannya ketika istrinya itu pergi. Dengan berbagai cara dia berusaha agar tidak ada perceraian.
"Cinta kita belum usai, Gendhis. Aku akan mencarimu, ke ujung dunia sekali pun," gumam Raka.
Akankah mereka bersatu kembali?
NB : Baca dengan lompat bab dan memberikan rating di bawah 5 saya block ya. Jangan baca karya saya kalau cuma mau rating kecil. Tulis novel sendiri!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Yune, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26
"Maksud Bapak, apa? Saya pindah divisi?" tanya Clara terkejut ketika dipanggil oleh Dion.
"Ya, Clara. Saya ingin kamu mengembangkan dirimu di divisi lain. Sudah saya bicarakan juga dengan Raka dan dia setuju. Mulai Minggu depan kamu akan berada di divisi keuangan," jawab Dion dengan tenang.
Clara membelalakkan matanya. Tidak menyangka pemanggilannya kali ini untuk dipindahkan divisi. Dia sudah nyaman menjadi asisten Raka. Menurutnya, berada di posisi tersebut semakin memudahkannya untuk mendekati atasan yang menjadi pujaan hatinya itu.
"Saya tidak terima bila dipindahkan begini. Pak Raka tidak mengatakan apa pun. Kinerja saya bagus selama ini. Berikan alasan yang masuk akal bila ingin saya menerima keputusan ini," tukas Clara.
Dion menatap Clara dengan menaikkan alisnya. Perempuan di hadapannya ini cukup cantik. Sayangnya, Clara mengincar sahabatnya yang sudah memiliki istri. Sepertinya, dunia memang sudah gila.
Perempuan yang masih single berebut mendapatkan hari suami orang. Sedangkan, dia begitu sulit mencari pujaan hati.
"Alasannya adalah Raka sudah mendapatkan asisten pribadi yang sesuai dengan keinginannya. Saya harap Anda memahami bila kenyamanan adalah hal yang paling utama dalam bekerja," ujar Dion berusaha memperhalus ucapannya.
Secara tidak langsung, Dion mengisyaratkan bila Raka tidak nyaman berada di dekatnya. Wajah perempuan itu memerah. Dia sudah berusaha untuk mendekati atasannya tetapi hasilnya nihil. Justru, saat ini Raka mendepaknya dari jabatan yang telah dia raih dengan susah payah.
"Kalau begitu, saya sendiri yang akan berbicara dengan Pak Raka. Sejauh ini, dia tidak mengatakan apa pun tentang kinerja dan apa pun yang salah dengan pekerjaan yang saya lakukan. Saya tetap tidak terima dengan keputusan ini," balas Clara kemudian berdiri.
Dion melipat kedua tangannya di dada. Awalnya, dia kira Clara adalah perempuan yang cukup menarik. Akan tetapi, Dion putuskan untuk tidak memasukkan Clara ke daftar perempuan yang akan didekatinya.
"Silakan saja, tanya pada atasanmu. Dia akan mengatakan secara langsung alasan pemindahanmu kali ini," kata Dion menyunggingkan senyumnya.
Clara segera pergi dari ruangan Dion. Saat ini, Clara tahu kalau Raka bekerja ditemani oleh sang istri. Alasannya karena Raka mual dan sulit berkonsentrasi bila berjauhan dari istrinya itu.
Tidak peduli dengan pesan Raka yang mengatakan untuk mengetuk pintu terlebih dahulu, Clara membuka pintu dengan tiba-tiba. Perempuan itu sontak terkejut ketika mendapati Raka dan Gendhis sedang bermesraan.
Pria itu bekerja dengan memeluk Gendhis. Clara langsung shock dan menutup mulutnya dengan tangan. Ternyata bos yang selama ini memperlakukannya dengan dingin sangat manja pada sang istri.
"Apa yang kamu lakukan, Clara?" tanya Raka terkejut dengan kedatangan Clara.
Awalnya Gendhis ingin berdiri, tetapi Raka mencegahnya. Dia berbisik pada Gendhis. "Tetap seperti ini, Sayang. Kamu obat mualku," bisik Raka.
Clara menutup pintu ruangan Raka. Dia berjalan perlahan sambil menenangkan hatinya sendiri. Jujur saja, dia cukup terkejut dengan pemandangan di depannya.
"Tolong bersikap profesional, Pak. Saya tidak melakukan apa pun, tetapi mengapa Pak Dion memanggil saya dan memindahkan saya ke divisi lain? Apa salah saya?" tanya Clara tanpa mempedulikan kehadiran Gendhis.
Gendhis menguraikan tangan Raka yang melingkari pinggangnya. Dia tidak ingin Raka diisukan sebagai atasan yang tidak profesional.
"Aku tetap di dekatmu, tetapi tidak begini, Mas."
Gendhis segera berdiri dan duduk di kursi yang memang berada di sebelah Raka. Awalnya, Raka hanya meminta untuk ditemani duduk bersebelahan sambil menemaninya bekerja. Akan tetapi, pria itu ingin memeluknya. Jadilah, Gendhis mengabulkan permintaan Raka.
Wanita hamil itu menatap Clara yang terlihat dipenuhi amarah. Padahal, Gendhis sudah mengatakan untuk bersikap biasa saja. Dia tahu kalau mendapati posisi Clara saat ini tentu dengan penuh perjuangan. Akan tetapi, sudut hati kecilnya juga membenarkan perbuatan Raka yang memindahkan Clara.
Pernikahan mereka baru saja membaik, Raka mulai terbuka dengan perasannya. Gendhis tentu tidak ingin ada perempuan muda yang terlihat dengan jelas menyukai suaminya berada di dekat Raka.
"Justru, dengan pemindahan kamu ke divisi lain. Saya ingin kamu bersikap lebih profesional, Clara," jawab Raka.
"Maksud Bapak, apa? Saya sudah bekerja dengan baik, merangkak dari bawah hingga menduduki posisi asisten manager. Tentu saja tidak ingin kembali memulainya dari awal dengan pindah ke divisi lain," tukas Clara dengan cepat.
Bila Clara dipindahkan ke divisi lain tentu dia harus beradaptasi dengan cepat. Biasanya dia berjibaku dengan klien untuk mendapatkan sebuah proyek atau memberikan masukan untuk perusahaan. Saat ini, dia harus mempelajari keuangan. Tentu hal itu sangat sulit dan membutuhkan waktu.
"Saya tidak nyaman berada di dekatmu. Saya mual dan berujung muntah bila kamu terus berada di sekitar saya," ujar Raka dengan jujur.
"Itu bukan sebuah alasan, Pak. Saya ini asisten Bapak. Pastinya saya harus selalu berada di samping, Bapak. Bukan malah istri Bapak yang terus menerus mendatangi kantor," balas Clara menyindir kehadiran Gendhis.
"Jaga ucapanmu, Clara. Kehadiran Gendhis di sini agar saya lebih fokus bekerja. Kurasa, cukup perdebatan kita. Kamu tetap pindah divisi. Posisimu sudah digantikan oleh orang lain," tukas Raka.
Tangan Clara mengepal, dia merasa ada ketidakadilan di sini. Perempuan itu tidak merasa bahwa kehadirannya membuat Raka khawatir dengan hubungannya dengan Gendhis.
"Saya tidak terima dengan semua ini. Lihat saja, saya akan adukan pada CEO Perusahaan. Anda tidak bisa memperlakukanku seperti ini," ujar Clara kemudian berlalu dari ruangan Raka.
***
Bersambung...
Terima kasih telah membaca. ❤️
Ambisinya bikin otaknya jd gk waras.. mending jd ja* lang aja sekalian..