NovelToon NovelToon
Bukan Cinderella-nya

Bukan Cinderella-nya

Status: sedang berlangsung
Genre:Hamil di luar nikah / Diam-Diam Cinta / Dijodohkan Orang Tua / Pembantu
Popularitas:2.4k
Nilai: 5
Nama Author: Nitzz

Nathaniel Alvaro, pewaris muda salah satu perusahaan terbesar di negeri ini, hidup dalam bayang-bayang ekspektasi sang ibu yang keras: menikah sebelum usia 30, atau kehilangan posisinya. Saat tekanan datang dari segala arah, ia justru menemukan ketenangan di tempat yang tak terduga, seorang gadis pendiam yang bekerja di rumahnya, Clarissa.
Clarissa tampak sederhana, pemalu, dan penuh syukur. Diam-diam, Nathan membiayai kuliahnya, dan perlahan tumbuh perasaan yang tak bisa ia pungkiri. Tapi hidup Nathan tak pernah semudah itu. Ibunya memiliki rencana sendiri: menjodohkannya dengan Celestine Aurellia, anak dari sahabat lamanya sekaligus putri orang terkaya di Asia.
Celeste, seorang wanita muda yang berisik dan suka ikut campur tinggal bersama mereka. Kepribadiannya yang suka ikut campur membuat Nathan merasa muak... hingga Celeste justru menjadi alasan Clarissa dan Nathan bisa bersama.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nitzz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

29. Pagi Setelah Pesta

Malam telah berlalu, meninggalkan jejak tegang dan kecanggungan di seluruh rumah keluarga Alvaro. Pagi itu, suasana jauh berbeda dari biasanya. Udara terasa sunyi, bahkan para pelayan pun bekerja dengan gerakan yang lebih lambat, seperti meraba-raba batasan yang baru saja berubah.

Clarissa berdiri di depan pintu kamar Madeline, menggenggam kedua tangannya yang berkeringat. Ia menelan ludah sebelum akhirnya mengetuk pelan.

"Masuk," suara dari dalam terdengar datar.

Clarissa membuka pintu dan melangkah masuk. Madeline duduk di depan meja riasnya, masih mengenakan jubah tidurnya. Sorot matanya di cermin bertemu pandang dengan Clarissa.

"Saya... saya ingin minta maaf, Nyonya," kata Clarissa pelan.

Madeline tidak langsung menjawab. Ia mengambil botol parfum, menyemprotkannya ke udara, lalu berdiri dan berbalik menghadap Clarissa.

"Kamu sudah bicara di depan semua orang. Saya rasa permintaan maafmu sekarang hanya pelengkap." Nada suaranya tenang, tapi ada ketegasan yang tak terbantahkan.

"Saya hanya... saya cuma ingin dunia tahu bahwa saya bukan seseorang yang harus disembunyikan. Selama ini saya diam karena takut mempermalukan Nathan, takut jadi bahan omongan. Tapi semakin saya sembunyi, semakin orang mengira saya nggak pantas. Jadi kemarin malam... saya cuma ingin menunjukan kalau saya layak berdiri di sampingnya. Meski mungkin caranya salah."

"Masalahnya bukan itu, Clarissa. Kamu tahu dari awal, saya tidak setuju. Bukan karena kamu pelayan. Tapi karena saya tahu, cinta tanpa kedewasaan akan berubah menjadi kerakusan. Dan saya melihat gelagat itu." Madeline mendekat. "Kamu berubah sejak bersama Nathan. Kamu bukan Clarissa yang saya bantu dulu."

Clarissa terdiam. Bibirnya bergetar, tapi tak ada kata yang keluar. Madeline menghela napas, lalu memalingkan wajah.

"Keluar. Saya butuh sendiri."

Clarissa pun menunduk dan keluar dari kamar Madeline dengan langkah berat.

*

Di ruang makan, Nathan duduk dengan wajah lelah. Rambutnya masih sedikit berantakan, dan dia belum menyentuh roti panggang di piringnya. Ketika Madeline muncul dan duduk di seberangnya, ia hanya bisa mendongak pelan.

"Kita harus bicara," ucap Madeline sambil menuang teh.

Nathan mengangguk. "Aku tahu."

"Aku bukan membencinya, Nathan. Aku hanya khawatir. Aku sudah melihat terlalu banyak orang yang berubah karena harta. Cinta yang tak kuat akan hancur saat diguyur kemewahan."

Nathan menunduk. "Tapi aku belum tahu apa-apa tentang Clarissa. Aku baru sadar semalam... aku bahkan nggak tahu siapa keluarganya, apa tujuannya."

Madeline mengangkat alis. "Dan kamu masih ingin melanjutkan hubungan dengan seseorang yang kamu sendiri belum yakin siapa dirinya?"

Nathan tak menjawab.

*

Sementara itu, di taman belakang, Celeste sedang memberi makan ikan-ikan koi. Matanya terlihat letih, tapi ia tetap tersenyum saat para pelayan lain lewat. Beberapa dari mereka menyapa, namun tatapan mereka penuh rasa iba.

Tak lama kemudian, Madeline mendekatinya.

"Pagi yang tenang, ya?" tanya Madeline.

Celeste berdiri dan tersenyum sopan. "Iya, Tante. Semoga Tante istirahatnya cukup."

Madeline menatap wajah Celeste lama. "Terima kasih sudah menemani pesta semalam. Kamu cantik sekali. Semua tamu kagum."

Celeste menunduk, malu. "Saya hanya melakukan yang bisa saya lakukan."

"Dan kamu melakukannya dengan anggun. Aku senang Nathan punya teman seperti kamu di rumah ini."

Celeste hanya bisa tersenyum, meski di dalam dirinya ada perasaan hangat dan pahit bercampur.

Dari balik jendela dapur, Clarissa mengintip adegan itu dengan mata yang tak bisa menyembunyikan kejengkelan. Pujian itu, perhatian itu, semuanya seperti ditusuk ke dadanya. Ia mengepalkan tangan, mencoba menahan luapan amarah yang kembali membuncah.

Tapi ia sadar, kini ia bukan lagi Clarissa yang hanya melayani makanan. Ia adalah gadis yang dicintai Nathan.. setidaknya, ia masih percaya itu. Dan ia tidak akan menyerah begitu saja.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!