NovelToon NovelToon
Bu Fitri Guru Terbaik

Bu Fitri Guru Terbaik

Status: tamat
Genre:Tamat / Berondong / Bullying di Tempat Kerja / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Wanita Karir / Keluarga / Karir
Popularitas:1k
Nilai: 5
Nama Author: Serena Muna

Fitriyani Nurjannah adalah seorang guru honorer selama 15 tahun di SMA 2 namun ia tak pernah menyerah untuk memberikan dedikasi yang luar biasa untuk anak didiknya. Satu persatu masalah menerpa bu Fitri di sekolah tempat ia mengajar, apakah pada akhirnya bu Fitri akan menyerah?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Serena Muna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Laporan Observasi

Fitri, dengan sabar dan penuh perhatian, duduk di kursi depan kelas X E. Hari ini adalah hari presentasi tugas kelompok tentang laporan observasi yang telah mereka kerjakan. Satu per satu kelompok maju ke depan kelas untuk mempresentasikan hasil observasi mereka.

Kelompok pertama, yang terdiri dari Ani, Budi, dan Citra, memilih untuk mengamati lingkungan kantin sekolah. Mereka mengamati jenis makanan yang dijual, kebersihan kantin, dan interaksi antara penjual dan pembeli.

"Kami menemukan bahwa kantin sekolah ini cukup bersih," kata Ani, ketua kelompok. "Namun, masih ada beberapa pedagang yang kurang memperhatikan kebersihan makanan yang mereka jual."

Budi kemudian menjelaskan tentang jenis-jenis makanan yang dijual di kantin. "Ada nasi, mie, bakso, soto, dan berbagai macam jajanan," katanya. "Namun, kami melihat bahwa makanan yang paling banyak dibeli oleh siswa adalah mie instan."

Citra menambahkan bahwa interaksi antara penjual dan pembeli di kantin cukup baik. "Para pedagang ramah dan sopan kepada pembeli," ujarnya. "Namun, terkadang ada beberapa pedagang yang kurang jujur dalam memberikan kembalian."

Fitri mendengarkan presentasi kelompok pertama dengan seksama. Ia memberikan beberapa pertanyaan dan masukan kepada mereka.

"Laporan kalian sudah cukup baik," kata Fitri. "Namun, alangkah lebih baik jika kalian menambahkan data kuantitatif tentang jumlah pembeli yang membeli setiap jenis makanan."

Kelompok pertama menerima masukan dari Fitri dan berjanji akan memperbaikinya.

Kelompok kedua, yang terdiri dari Dedi, Eka, dan Fani, memilih untuk mengamati taman sekolah. Mereka mengamati jenis tanaman yang ada di taman, kebersihan taman, dan aktivitas yang dilakukan oleh siswa di taman.

"Kami menemukan bahwa taman sekolah ini memiliki berbagai macam tanaman," kata Dedi. "Ada pohon-pohon besar, tanaman hias, dan bunga-bunga yang indah."

Eka menjelaskan bahwa taman sekolah ini cukup bersih. "Petugas kebersihan selalu membersihkan taman setiap hari," ujarnya. "Namun, masih ada beberapa siswa yang kurang peduli dengan kebersihan taman."

Fani menambahkan bahwa taman sekolah ini sering digunakan oleh siswa untuk bersantai dan belajar. "Pada saat istirahat, banyak siswa yang duduk-duduk di taman sambil membaca buku atau mengerjakan tugas," katanya.

Fitri kembali memberikan masukan kepada kelompok kedua. "Laporan kalian sudah sangat baik," kata Fitri. "Kalian telah mengamati taman sekolah dengan sangat detail."

Kelompok kedua merasa senang mendapatkan pujian dari Fitri.

Demikianlah presentasi dari kelompok-kelompok lainnya. Masing-masing kelompok memiliki topik observasi yang berbeda-beda. Ada yang mengamati perpustakaan sekolah, laboratorium sekolah, atau bahkan toilet sekolah.

Fitri merasa senang melihat antusiasme siswa-siswanya dalam mengerjakan tugas laporan observasi ini. Ia berharap, kegiatan ini dapat meningkatkan kemampuan mereka dalam mengamati dan memahami lingkungan sekitar.

****

Setelah semua kelompok selesai mempresentasikan hasil laporan observasi mereka, Fitri berdiri di depan kelas dengan senyum bangga. Ia melihat murid-muridnya telah bekerja keras dan menunjukkan kemampuan yang luar biasa dalam menyelesaikan tugas ini.

"Anak-anak, kalian semua luar biasa!" kata Fitri dengan suara penuh semangat. "Ibu sangat bangga dengan hasil kerja keras kalian. Laporan observasi yang kalian buat sangat detail dan informatif."

Fitri kemudian meminta seluruh siswa untuk bertepuk tangan untuk diri mereka sendiri. Ia ingin mereka menghargai usaha dan kerja keras yang telah mereka lakukan.

"Ayo, beri tepuk tangan yang meriah untuk diri kalian sendiri!" kata Fitri sambil bertepuk tangan lebih dulu.

Siswa-siswa X E pun dengan senang hati bertepuk tangan untuk diri mereka sendiri. Mereka merasa bangga dan puas dengan hasil kerja mereka.

"Kalian telah menunjukkan bahwa kalian adalah siswa-siswa yang hebat," kata Fitri. "Kalian memiliki kemampuan untuk mengamati, menganalisis, dan menyajikan informasi dengan baik."

Fitri kemudian memberikan pesan yang menarik untuk para anak didiknya. Ia ingin mereka tidak hanya menjadi siswa yang pintar, tetapi juga menjadi manusia yang peduli dengan lingkungan sekitar.

"Anak-anak, jangan pernah berhenti belajar dan mengamati," kata Fitri. "Dunia ini penuh dengan hal-hal menarik yang bisa kalian pelajari. Teruslah mencari tahu dan mengembangkan diri kalian."

Fitri juga mengingatkan mereka untuk selalu menjaga lingkungan sekitar. Ia berharap mereka bisa menjadi generasi muda yang peduli dengan keberlangsungan bumi.

"Lingkungan ini adalah tempat kita tinggal," kata Fitri. "Kita harus menjaganya agar tetap bersih dan sehat. Mulailah dari hal-hal kecil, seperti membuang sampah pada tempatnya dan menghemat air."

Fitri berharap pesan yang ia berikan dapat membekas di hati para siswa. Ia ingin mereka menjadi siswa yang tidak hanya pintar, tetapi juga memiliki karakter yang baik dan peduli dengan sesama serta lingkungan.

"Ibu percaya, kalian semua akan menjadi orang-orang yang sukses di masa depan," kata Fitri. "Teruslah berjuang dan jangan pernah menyerah."

Fitri mengakhiri sesi presentasi hari ini dengan senyum hangat. Ia merasa senang dan bangga menjadi bagian dari perjalanan belajar siswa-siswanya.

****

Di kelas XII IPA 1, Bu Shanty, guru fisika yang terkenal tegas dan galak, sedang mengajar materi tentang cahaya dan bunyi. Suaranya yang tegas dan menggelegar, ditambah dengan wajahnya yang garang, membuat suasana kelas menjadi tegang. Tak jarang ada siswa yang salah menjawab pertanyaan Bu Shanty, alhasil Bu Shanty langsung memberikan pertanyaan yang lebih sulit lagi.

"Anak-anak, perhatikan baik-baik penjelasan saya ini!" kata Bu Shanty dengan suara lantang. "Cahaya dan bunyi itu memiliki sifat yang unik dan menarik untuk dipelajari."

Bu Shanty kemudian mulai menjelaskan tentang sifat-sifat cahaya dan bunyi. Ia menggunakan istilah-istilah fisika yang rumit dan sulit dipahami oleh sebagian siswa. Tak jarang ia memberikan pertanyaan-pertanyaan yang membuat siswa-siswa tersebut merasa bodoh.

"Siapa yang bisa menjelaskan apa itu gelombang cahaya?" tanya Bu Shanty dengan tatapan tajam.

Beberapa siswa mencoba menjawab pertanyaan Bu Shanty, namun jawaban mereka selalu salah di mata Bu Shanty. Bu Shanty tidak pernah memberikan pujian atau semangat kepada siswa-siswanya. Ia selalu mencari kesalahan dan kekurangan dalam jawaban mereka.

"Jawaban kalian salah!" kata Bu Shanty dengan nada merendahkan. "Kalian ini bagaimana, masa pertanyaan mudah seperti ini saja tidak bisa jawab?"

Siswa-siswa kelas XII IPA 1 pun menjadi takut dan tidak percaya diri untuk menjawab pertanyaan Bu Shanty. Mereka merasa bodoh dan tidak mampu belajar fisika. Suasana kelas menjadi semakin tegang dan tidak menyenangkan.

Saat Bu Shanty sedang asyik menjelaskan materi, ia melihat ada dua siswa yang sedang mengobrol di belakang kelas. Bu Shanty pun langsung emosi dan melempar penghapus papan tulis ke arah siswa tersebut.

"Kalian ini apa-apaan, sih?" bentak Bu Shanty. "Saya sedang menjelaskan materi, kenapa kalian malah mengobrol?"

Kedua siswa tersebut terkejut dan langsung terdiam. Mereka tidak menyangka Bu Shanty akan semarah itu.

"Kalian berdua, maju ke depan sekarang!" perintah Bu Shanty dengan suara geram.

Kedua siswa tersebut pun dengan takut maju ke depan kelas. Mereka sudah pasrah menerima hukuman dari Bu Shanty.

"Kalian berdua, berdiri di depan kelas sampai jam pelajaran saya selesai!" kata Bu Shanty. "Dan jangan sekali-kali lagi mengobrol saat saya sedang mengajar!"

Kedua siswa tersebut hanya bisa mengangguk pasrah. Mereka berdiri di depan kelas dengan wajah malu dan menyesal.

1
Nusa thotz
aku tidak akan pernah kembali....copy paste?
Mika Su
kasihan kena omel guru galak
Mika Su
aku suka banget karena ceritanya beda sama yang lain
Serena Muna: makasih kakak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!