NovelToon NovelToon
Cinta Yang Terbalaskan Oleh Takdir

Cinta Yang Terbalaskan Oleh Takdir

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Percintaan Konglomerat / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Karir / Persahabatan / Romansa
Popularitas:377
Nilai: 5
Nama Author: Rumah pena

Ini adalah kisah antara Andrean Pratama putra dan Angel Luiana Crystalia.

kisah romance yang dipadukan dengan perwujudan impian Andrean yang selama ini ia inginkan,

bagaimana kelanjutan kisahnya apakah impian Andrean dan apakah akan ada benis benih cinta yang lahir dari keduanya?

Mari simak ceritanya, dan gas baca, jangan lupa like dan vote ya biar tambah semangat.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rumah pena, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 17 — Surat dari Lautan Jauh

Bogor, Tiga Tahun Setelah “Di Antara Gelombang” Terbit.

Suasana rumah Andrean pagi itu sunyi. Matahari baru nongol, tapi Kayla udah di dapur, bikin sarapan buat Reyhan dan Anelia. Andrean duduk di meja makan, matanya mandang amplop cokelat yang udah kusam di tangannya. Ada cap pos dari Kenya.

Dia dapet surat itu seminggu lalu, tapi baru hari ini dia berani buka.

Anelia duduk di sebelahnya, mainin pensil warna. “Papa, itu surat dari siapa?”

Andrean ngelus kepala anak perempuannya. “Teman lama papa, Nel.”

Anelia cuma angguk, lalu balik lagi gambar kupu-kupu. Kayla liat dari dapur, matanya lama nempel di Andrean.

---

Setelah anak-anak berangkat sekolah, Andrean duduk di ruang kerja. Lampu meja nyala, meski matahari udah tinggi. Tangannya pelan-pelan ngebuka surat itu.

Isinya cuma beberapa lembar kertas lusuh, tulisan tangan yang dia kenal banget—Angel.

“Kalau surat ini sampai di tangan lo, berarti gue udah nggak ada lagi di dunia ini, Dre.”

Andrean tarik napas panjang. Suara Angel kayak ngiang di kepalanya.

“Gue nggak nyesel ninggalin semua demi jalan yang gue pilih. Tapi ada satu hal yang pengen gue titip.”

Lembar berikutnya ada foto. Anak kecil, sekitar lima tahun. Rambut ikal, kulit kecoklatan, senyum lebar ngebuka gigi susunya.

“Namanya Lian. Dia anak gue. Dan... anak lo juga.”

Jantung Andrean kayak berhenti berdetak. Tangannya gemeteran megang foto itu.

Angel lanjut nulis:

“Gue nggak pernah nyari lo buat minta tanggung jawab. Gue cuma pengen dia punya pilihan. Kalau lo mau, jemput dia. Kalau nggak, gue nggak akan nyalahin.”

Andrean nutup surat itu. Tangannya neken keras di meja, gemetar.

Kayla masuk pelan, naruh secangkir teh. “Dari Angel?”

Andrean cuma angguk. “Dia punya anak. Anak gue.”

Kayla diem lama. Dia duduk di kursi seberang Andrean, natap suaminya lama, kayak nyari sesuatu di balik tatapan itu.

“Apa yang mau lo lakuin?” tanya Kayla pelan.

Andrean tutup mata sebentar. “Gue harus jemput dia.”

---

Dua Minggu Kemudian. Kenya.

Andrean berdiri di depan rumah sederhana, dindingnya dari papan kayu tua. Udara panas, tapi hati Andrean lebih gerah.

Pintu kebuka. Seorang wanita tua keluar. Dia jaga anak itu sejak Angel nggak ada.

“Dia lagi main di belakang,” katanya dalam bahasa Inggris patah-patah.

Andrean jalan pelan ke halaman belakang. Di situ, ada anak kecil lari-lari ngejar bola. Rambutnya ikal, kulit sawo matang, matanya tajam tapi ada kebaikan di sana.

Anak itu berhenti, ngeliat Andrean lama. Nggak bilang apa-apa, cuma diem.

Andrean jongkok, tatap mata anak itu. “Nama kamu Lian?”

Anak itu angguk.

Andrean telan ludah. “Gue... papa kamu.”

Lian nggak jawab. Dia ngeliat wajah Andrean, lama. Terus tiba-tiba dia lari, peluk Andrean kenceng.

Suara tangisan Lian pelan, tapi bikin hati Andrean remuk total.

---

Sebulan Kemudian. Bogor.

Kayla berdiri di pintu rumah, ngeliat Andrean turun dari taksi sambil gendong Lian. Anelia dan Reyhan berdiri di belakang Kayla, bingung, penasaran.

“Siapa itu, Ma?” tanya Reyhan.

Kayla tarik napas, lalu senyum pelan. “Adik kalian.”

Andrean masuk rumah, naro Lian di depan mereka.

“Ini Lian,” kata Andrean. “Dia adik kalian.”

Anelia maju, senyum lebar. “Aku Anel! Mau main bareng?”

Lian angguk pelan.

Kayla natap Andrean. Ada banyak hal di tatapan itu—perih, bingung, takut. Tapi juga ada keberanian. Dia pegang tangan suaminya.

“Selamat datang di rumah, Lian,” bisiknya.

Andrean narik napas lega. Dia tau, perjalanannya belum selesai. Tapi sekarang, rumah mereka bertambah satu orang lagi.

Dan itu... awal cerita baru.

---

Bersambung...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!