NovelToon NovelToon
Cinta Tanpa Pilihan

Cinta Tanpa Pilihan

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Ketos / Nikahmuda / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Romansa / Enemy to Lovers
Popularitas:900
Nilai: 5
Nama Author: Clarissa19

harap bijak dalam membaca. ini hanya cerita fiksi
angga dan Laura. 2 pasangan yang masih duduk di bangku sekolah atas yang terpaksa harus memiliki ikatan yang kuat karena perjodohan dari keluarga mereka.
mereka tidak punya pilihan selain menerima perjodohan ini.
angga si cowok alim yang tidak pernah meninggalkan sholatnya dan tidak pernah berpacaran atau mabuk mabukan. harus terpaksa menikahi seorang gadis yang sangat berbeda dengan dirinya.
bagaimana nasib Angga dan Laura kedepannya? ayo baca cerita ini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Clarissa19, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

ep 2

" wah! Gimana kehidupan gw nantinya?" ujar Angga mengusap pipinya yang terasa panas. kalian Fikir tamparan seorang wanita itu tidak sakit? tentu saja sakit, lebih sakit dari tamparan laki laki jadi jadian.

Cekleek

pintu terbuka, lalu masuk 2 cowok tampan, tidak kalah tampan dengan angga.

" kenapa pipi Lo ngga? Ko merah?" tanya Jupiter, temanya angga, wakil OSIS.

" di gigit nyamuk" jawab angga asal.

" keren banget tu nyamuk bisa bikin pipi Lo merah kek gini" ujar bintang, temanya angga, salah satu anggota OSIS.

Angga mengabaikan kedua temannya. Dia memilih fokus memeriksa proposal yang ada di atas mejanya.

" ngga, gimana dana untuk acara ulang tahun sekolah? Udah terkumpulkan?" tanya Jupiter.

" Kiara belum ngebahas masalah dana, nanti gw tanyain " ujar Angga.

Yaa, 1 bulan lagi sekolah mereka akan mengadakan acara ulang tahun sekolah yang ke 40 tahun.

" nanti pulang sekolah kita harus rapat? " tanya bintang.

Angga mengangguk" kita harus membahas tentang persiapan untuk acara " ujar Angga.

Angga sangat sibuk untuk sekarang dan kedepannya. Anggota OSIS lain tentunya juga sibuk. Mereka harus menyiapkan acara semenarik mungkin dan memastikan acara berjalan dengan lancar.

Itulah nasib OSIS, selain belajar pelajaran sekolah mereka juga harus mengurus masalah OSIS. Kalo kata Laura sih, OSIS itu babu sekolah. Mau aja di suruh suruh Tanpa di gaji. Mending jadi murid biasa.

•\=\=\=\=•

" Lo kenapa sih? Dari tadi cemberut terus" tanya Luhan.

Laura menatap sahabatnya, lalu melihat seluruh kelas yang sudah di isi beberapa siswa. Dia kembali menatap Luhan.

Laura berfikir, apa dia harus bercerita pada Luhan? Laura butuh teman cerita, jika terus di pendam yang ada dia semakin stress. lagian jika bukan Luhan dia harus bercerita pada siapa? Pada dina? Nggak mungkin lah! Dina itu suka bocor halus nggak bisa jaga rahasia.

Lebih aman bercerita pada Luhan, rahasia di jamin aman. Luhan ini tidak bocor dan juga tidak ember, sangat bisa di percaya.

" nanti pas jam istirahat pertama kita bicara di rooftop ya? Ada yang mau gw ceritain ke Lo" ujar Laura " jangan ajak Dina" lanjutnya lagi.

Luhan mengangguk faham. Jika di larang mengajak teman mereka yang suka bocor itu berarti yang mau di ceritakan ini masalah serius.

" oke! aman itu" jawab Luhan.

Bersamaan dengan itu, Dina masuk ke kelas dengan wajah keruh. Entah apa yang membuat gadis itu terlihat tidak bersemangat.

" kenapa Lo?" tanya Laura.

" paling karna adiknya tu" ujar Luhan yang sangat faham dengan permasalahan hidup dina yang tidak jauh jauh dari masalah adiknya.

" huwaaa!!!" teriak Dina kencang membuat seisi kelas terkejut dan menatap heran pada Dina.

" suara Lo emang nggak pernah berkurang ya, heran gw" ujar Lidia, wakil ketua kelas.

" kenapa sih?" tanya Laura kesal, Dina bukanya menjawab pertanyaannya malah berteriak berpura pura menangis.

" adek gw nyebelin banget anjir, masa dia boleh berangkat sekolah dengan bawa motor sendiri sedangkan gw nggak boleh" ujar Dina.

Laura menghela nafas panjang. Sedangkan Luhan sudah menduga jika masalahnya pasti tentang hal hal seperti ini.

" jawabannya simpel, Lo anak angkat dia anak kandung. jadi wajar dong orang tua Lo ngasih apapun yang adik Lo mau" ujar Laura yang mengopori.

Ibaratnya gini wirr, udah ada api malah di siram dengan bensin. Semakin besar lah apinya bukan padam.

" menurut gw sih, Lo harus banyak banyak sabar dan sadar" ujar Luhan yang ikut ikutan memanasi.

" masa gw anak angkat? Nggak mungkin lah" ujar Dina.

Dina duduk di tempatnya yang berada di belakang tempat duduk Luhan dan Laura. dia nampak sedang berfikir, wajahnya terlihat seperti orang binggung.

" emang iya gw anak angkat?" tanyanya serius.

Luhan dan Laura sontak tertawa. Dina percaya dengan ucapan mereka? Yang benar saja. Mereka hanya asal ngomong.

" bercanda Din, jangan di anggap serius" ujar Laura di sela sela tawanya.

Dina cemberut. Dia lupa jika kedua temannya ini memang suka bercanda tidak jelas.

•\=\=\=\=\=\=•

Begitu jam istirahat pertama tiba. Laura dan Luhan pergi ke rooftop berdua. Sedangkan Dina? dia sedang ke kantin dengan Lidia.

Laura duduk di kursi kayu yang ada di rooftop. Sedangkan Luhan duduk di atas meja yang ada di samping Laura.

" apa yang mau Lo ceritakan?" tanya Luhan melirik Laura.

" gw di jodohin " ujar Laura serius.

" what?!" seru Luhan kaget. " sama siapa?"

Baru di bilang mau di jodohkan saja Luhan terkejut. Apa lagi tahu siapa calon suaminya. Di jamin Luhan lebih terkejut.

" itu si ketua OSIS sok alim" jawab Laura.

" APA?!" teriak Luhan membuat telinga Laura berdenging.

Laura mengusap telinga dan menatap kesal pada Luhan " bisa budek gw lama lama" ujar Laura.

" Lo serius? Angga orangnya? " tanya Luhan memastikan.

Sulit di percaya, Angga cowok teladan, kebanggaan sekolah dan tidak pernah absen di mushola sekolah di jodohkan dengan Laura yang tidak pernah nampak di mushola? Laura yang datang ke sekolah sesuka hati dan sering di hukum karena tidak mengerjakan pr.

Serius? Mereka di jodohkan?

" emang gw kelihatan lagi bohong?" ujar Laura ketus.

Luhan turun dari meja, dia berdiri di depan Laura menatap serius sahabatnya itu.

" mending Lo tolak lau, gw kasihan sama Angga kalo dapat jodoh kek Lo" ujar Luhan .

Brugh!

" arghhhhh, anjing!!!" teriak Luhan menjerit kesakitan memegang burungnya yang baru saja mendapat tendangan maut dari Laura.

Luhan meringkut di lantai rooftop mengigit bibirnya menahan ngilu pada burungnya. Sial! Ini benar benar menyakitkan.

" sakit banget babi!!" desis Luhan.

" sorry" ujar Laura merasa bersalah. Dia berjongkok di dekat Luhan. Tidak tahu harus apa. " sini gw cek patah apa nggak" celetuk Laura.

" gila Lo!!"

Laura meringis menatap bersalah pada Luhan. Sumpah! Kakinya terangkat sendiri dan langsung tendang.

" lagian Lo sih ngeselin banget, seharusnya yang kasihan itu gw" ujar Laura.

ingin sekali Luhan lempar Laura ke bawah rooftop. Untung dia bukan psikopat. seharunya Luhan tidak lupa dengan fakta Laura yang tidak pintar mengontrol anggota tubuhnya.

" bantu gw bangun" ujar Luhan.

Laura menurut, dia menarik tangan Luhan membantu Luhan untuk bangun.

" bantu gw ke UKS" ujar Luhan.

Laura nurut lagi, dia memapah Luhan turun dari roof top. Dengan susah payah dia menuruni tangga menahan tubuh berat Luhan.

" tubuh Lo berat banget sih, banyak dosa Lo" ujar Laura.

" Lo aja yang lemah, badan ko kecil banget nggak ada gizinya " ledek Luhan.

" gw dorong Lo ke bawah tangga baru tahu rasa " ujar Laura kesal.

Luhan langsung menutup bibirnya rapat rapat. Jika dia menjawab ' dorong aja kalo Lo berani' di jamin Laura lansung mendorongnya detik itu juga. Karena Laura paling tidak bisa di tantang.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!