NovelToon NovelToon
TERBAKAR PESONA ZARA

TERBAKAR PESONA ZARA

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa Fantasi / Teen School/College / Mengubah Takdir / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Bad Boy / Idola sekolah
Popularitas:10.6k
Nilai: 5
Nama Author: Telo Ungu

"Kenapa selalu gue yang harus ngertiin dia? Gue pacar elo Marvin! Lo sadar itu ga sih? Gue capek! Gue muak!" ucap Ranu pada kekasihnya dengan nada marah.

"Maafin gue, Ranu. Gue ga maksud buat ngerebut Kara dari elo" Zara menatap takut takut pada Ranu.

"Diem! Gue ga butuh omongan sampah elo ya" Ucap Ranu dengan nada tinggi.
.
.
.

"Shit! Mati aja elo sini Zara!" hardik Fatiyah setelah membaca ending cerita pendek tersebut.

Fatiyah mati terpanggang setelah membakar cerpen yang dia maki maki karena ending yang tak dia sukai. Dia tidak terima, tokoh kesayangannya, Ranu harus mati mengenaskan di akhir cerita. Tapi, siapa sangka kalau Fatiyah yang harusnya pergi ke alam baka malah merasuki tubuh Zara. Tokoh yang paling dia benci. Bagaimana kelanjutan kisahnya. Kita lihat saja. Apakah Fatiyah bisa menyelamatkan tokoh favoritnya dan mengubah takdir Ranu? Apakah dia malah terseret alur novel seperti yang seharusnya?

sorry guys, harus revisi judul dan cover soalnya bib...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Telo Ungu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Revisi POV Ranu

Aku Ranu, tunangannya Marvin. Semua murid di SMA Pelita Bangsa pasti tahu kisah percintaanku. Kami sudah bertunangan selama tiga tahun setelah aku mengejar ngejarnya dari kelas satu SMP. Aku masih ingat di kelas tiga SMP, Marvin tiba tiba menerima pernyataan cintaku dan mengajakku bertunangan. Aku sungguh sangat bahagia. Akhirnya, penantianku terbayar juga. Crushku menerima cintaku. Cintaku tidak bertepuk sebelah tangan.

Tapi, semua itu berubah saat cewek gatal bernama Zara muncul. Dia sudah seperti negara api yang menyerang teritorial negara impianku sehingga hubunganku yang adem ayem menjadi goyah. Selain itu, semua orang orang di sekitarku perlahan menjauhiku dan membenciku. Terutama Marvin.

Marvin banyak berubah sekarang. Sosok Marvin itu dulunya terlihat dingin dan cuek pada semua cewek, termasuk diriku. Sejak kenal Zara, Marvin malah berubah begitu ceria dan ekspresif hanya di depan Zara Zara ini. Aku tidak mengerti dukun mana yang ia datangi hingga peletnya begitu manjur. Setiap memikirkan ini, aku selalu kesal pada Zara.

Lalu, satu hal yang aku ingat sekali. Tepatnya di tahun pertama aku mengenal Zara. Zara ino selalu bertingkah aneh. Setiap kami berpapasan dimanapun, Zara akan mengendalikan situasi yang membuatku terpancing untuk bersikap kasar padanya. Hal itu terjadi berulang ulang kali hingga membuatku emosi betulan. Aku jadi membencinya.

Aku juga berubah menjadi orang yang begitu gampang terpancing emosi ketika melihat wajahnya. Apalagi disaat Zara berusaha mencuri curi fokus dan perhatian Marvin dariku. Aku sebal selalu terjebak dan didorong olehnya dalam skenario buatannya itu. Aku tak ubahnya seperti orang yang dipaksa menjadi tokoh antagonis yang jahat dan bengis dalam cerita hidupnya. Sedangkan, Zara menjadi pihak protagonis perempuan utama yang selalu disakiti olehku dan Marvin, dia akan jadi pahlawan yang membela Zara. Hanya Zara seorang.

Ditambah dengan dua teman Marvin yang bertindak seperti pengawalnya, Catur dan Detra. Dua teman Marvin yang dulunya dekat denganku berubah ikut membenciku dan pasang badan membela Zara. Sial! Sial! Aku tidak suka skrip yang seperti ini. Aku hanya mempertahankan kepemilikan ku. Namun, aku terlihat seperti seorang perebut disini.

Aku sangat cemburu pada Zada. Aku juga sangat marah ketika melihat perubahan Marvin dengan mata kepalaku sendiri. Terpampang nyata bagaimana tingkat perubahan yang Marvin lakukan mulai sikap, tindakan, dan bahkan ucapan Marvin yang berubah dari dingin menjadi hangat hanya untuk orang yang baru dia kenal. Sedangkan, aku yang sudah mengenalnya bertahun tahun tidak pernah mendapatkan perlakuan serupa.

Gilanya, Marvin selalu saja membela Zara dan memprioritaskannya tanpa dia sadari. Dia lebih memilih membela Zara daripada aku, Ranu tunangannya sendiri. Alasan yang selalu bilang padaku adalah kasian.

F*CK!

Alasan boring! Bohong! Tipuan!

Memang titisan Walid. Penuh dusta. Marvin lebih cocok jadi anak Walid dan Zara jadi anaknya Dewi. Paslah mereka orang orang gila. Kasian Zara, kasian katanya. Cih! Apa dia tak ada batang otakkah?

Marvin ini tak nampakkah hatiku yang dia sakiti bertubi tubi. Dia tidak pernah merasa kasian padaku yang harus terus terusan menahan cemburu. Kenapa harus Zara, Zara, dan Zara. Dunia ini bukan hanya tercipta untuk Zara. Hidupku juga bukan untuk Zara. Aku tidak ingin tunduk dengan Zara! Ingin ku remukkan dua orang nih. Jadi macam batu digerus!

Rasanya emosiku sudah sampai ke ubun ubun saking kesalnya aku. Aku semakin benci kali. Benci banget pada cewek gatal itu. Ku amati, semakin kesini, tingkah Zara tak pernah gagal membuatku jengkel di mataku.

Zara ini pintar kali playing victim. Apa yang dia keluarkan dari mulutnya itu selalu lain. Ia mengucapkan hal yang bertolak belakang dengan kenyataan. Zara juga sering memfitnahku yang tidak tidak. Bodohnya aku kejebak terus dalam skenario dia. Tak ada satupun yang percaya pembelaanku. Macam akulah penjahat disini. Padahal dialah setannya!!!!! Hah!! Geramnya aku nih!!!

Inginku sumpal mulutnya yang sering berbohong pada semua orang. Suka sekali pencitraan. Mungkin dia obsesi dipanggil tuan putri. Cih, tuan putri katanya. Tuan putri keledai cocok dia!

Zara itu petantang petenteng sekali. Zara berkata lantang pada semua orang kalau dia tidak ingin merebut Marvin dariku. Namun, dia selalu menerima dengan lapang dada cenderung sentuhan-senguhan fisik dari Marvin. Dipeluk, dia terima. Di rangkul apalagi. Dih! Dih! Menggatal! Tel-gatel! Apa ku dorong dia ke parutan kelapa biar badannya tidak menggatal lagi dan jiwa jiwa pelakornya itu musnah?!

Walid! Kenapa kau tidak jemput saja pezina satu ini. Gatal sekali dia sebadan badan. Punya orang pengen sekali direbut. Sampah! Murahan! Aku sudah tak bisa lagi menghardiknya dengan bahasa kebun binatang saking tak tahu lagi ingin berkata kata. Semesta, tolonglah aku. Kenapa Zara tidak kau hapuskan dari dunia ini! Menyampah saja. Aku malas melihatnya. Selalu membuatku refleks meludahinya. Cuih! Putih! Masih untung aku tidak mual tak berkesudahan setiap melihat tingkah sok polos dan lugunya itu.

Aku semakin membencinya. Amat sangat benci! Aku benci Zara bertambah tenar di sekolah. Sedangkan aku dijauhi. Aku juga benci semua orang mendukung tingkah lakunya yang menjijikkan itu. Gila! Memang sudah gila gila mereka tersihir pesonanya Zara. Mungkin Zara memakai susuk. Makanya dia dibela terus oleh orang banyak.

Aku marah! Kesal! Jengkel! Benci pol!!! setiap kali Zara bertingkah sok polos dan lugu. Padahal Zara itu ular beludak, king kobra, ular piton! Pokoknya tipe ular ular berbisa yang siap menerkamku kapan saja dan merampas semua orang yang ku sayangi di sekitarku.

Kelakuan buruk Zara di mataku malah makin menjadi jadi sejak kami satu kelas. Dia dengan mudahnya menggeser keberadaan-ku di sisi Marvin. Dia dengan sombongnya duduk bersama Marvin. Padahal tempat itu seharusnya milikku.

God! Rasanya setiap kali aku melihatnya modus pada Marvin di kelas, ingin ku tendang batang lehernya. Namun, aku tetap berusaha tenang supaya Marvin tidak makin menjauhi diriku. Kenapa orang sepertinya malah begitu diidolakan oleh siswa Pelita Bangsa. Mereka juga memberinya julukan Primadona Pelita Bangsa dan tuan putri. Cih! Najis! Julukan itu terlalu mulia untuk seorang pelakor tak tahu diri sepertinya.

Oh iya, satu lagi! aku baru ingat. Ada satu waktu, setelah pertengkaran ku di kantin. Aku melihat seperti ada perubahan tertentu dari sikap Zara yang tidak aku pahami. Zara yang ini seperti bukan Zara yang biasanya ku kenal. Dia lebih tenang dan cenderung menasihatiku. Bukan seperti Zara yang pintar membuat situasi berpihak pada dirinya dan menjebakku seperti biasa.

Entah setan apa yang memberinya ilham padanya sehingga tidak lagi dekat dekat dengan tunanganku, Marvin. Bagiku ini sangat mencurigakan. Ingat! Aku ini sedang berhadapan dengan orang yang hampir dua tahun ini begitu produktif, agresif, dan obsesi untuk merebut harta berhargaku. Lalu, tanpa ada alasan ia tiba tiba berubah. Padahal tak ada petir yang menyambar dirinya sehingga Zara ini mau bertobat. Sikap, ucapan, dan tindakan Zara berubah 180°. Ia begitu enggan dekat dengan Marvin. Terkesan berbalik arah dan tidak lagi bersitegang denganku untuk merebutkannya.

Aku makin menaruh curiga dengan kelakuannya. Hal seperti ini yang membuatku bingung sekaligus was-was. Ditambah lagi Zara tiba tiba dengan baiknya menawarkan diri untuk bertukar tempat duduk denganku. Padahal sudah hampir dua tahun ini aku berkali kali mencoba merebut posisi kursi di samping Marvin. Namun, selalu berakhir gagal.

Ada apa ini? Apakah matahari akan terbit dari arah timur? Atau ada udang dibalik bakwan. Semakin aneh, semakin mencurigakan, semakin aku was was dan tertantang untuk merobek topeng polosnya itu. Aku curiga ada strategi baru yang akan dijalani kali ini untuk meraup lebih banyak simpati orang lain.

Rupanya, tebakanku ada benarnya juga. Kali ini sepertinya Zara mengubah cara bermainnya. Aku sudah menduga bahwa ia memang sengaja pura pura menjauh dari Marvin. Zara pasti ingin membuat Marvin makin tertantang untuk mendapatkannya. Buktinya, dia tidak hanya membuat Marvin selalu membelanya dan membantunya tanpa Marvin sadari. Namun, Zara juga berhasil menjerat sepupuku, Lengkara.

Bak petir menyambar di siang bolong. Zara malah membuat sebuah pengakuan paling fenomenal bagiku dan juga semua siswa SMA Pelita Bangsa. Zara mengklaim bahwa dirinya dan Lengkara sudah resmi berpacaran. Hah! Zara pikir aku bisa percaya begitu saja. Tentu saja tidak. Zara bahkan tidak pernah berinteraksi sedikitpun dengan sepupuku. Bagaimana bisa Lengkara tiba tiba menjadi pacarnya. Ini mungkin hanya pengalihan isu untuk menjebak-ku dan membuatku lengah.

Awalnya aku tidak percaya klaim sepihak itu. Agak aneh dan cenderung mustahil tengang pengakuan fenomenalnya itu. Namun, dalam beberapa waktu belakangan ini, aku melihat bahwa Zara memang begitu gencar mendekati Lengkara. Sedangkan, Lengkara sendiri malah terlihat begitu cuek.

Nah, kan apa aku bilang. Sudah terbaca di mataku sih. Sudah ku duga ya, Lengkara ini tidak benar bener pacaran dengan Zara. You know lah, di keluarga besarku gosip Lengkara suka dengan batangan sudah merebak. Makanya sangat mustahil kalau Lengkara benar benar pacaran dengan Zara.

Tapiiii, sejujurnya aku tidak peduli. Zara benar benar pacaran atau tidak. Bagiku yang penting, aku sudah membuat kesepakatan dengan Lengkara. Kami sepakat kalau Lengkara harus membuat Zara jatuh cinta dengannya sehingga tidak lagi mengusik hubunganku dengan Marvin.

Dari pengamatan ku, yaaaa. Sialnya, Lengkara sepertinya terlihat gagal kali ini. Padahal Lengkara sudah memintaku untuk berteman dengan Si gatal itu. Lihat, betapa banyak pengorbanan yang harus ku tempuh demi keutuhan rumah tanggaku. Lengkara memaksaku berteman dengan Zara sebagai syarat perjanjianku dengan Lengkara disepakati.

Hasilnya, memang Zara memang sudah tak mengusik Marvin lagi. Tapi, Marvin yang malah makin gencar mendekati Zara. Aku tahu itu.Sontak saja, aku emosi dan ingin mengajak Zara duel seperti biasanya. Tapi, lagi lagi Lengkara menahan dan membujukku untuk bersabar dengan tingkah si pelakor itu. Demi kelancaran hubungan Lengkara dengan Zara.

...****************...

Emosiku meledak! Ketika Zara berkata kalau dirinya sudah tidur dengan Marvin. Ditambah dia bilang Marvin pasti akan membuangnya cepat atau lambat. Tentu saja aku tidak terima hal ini. Aku menghantamnya dengan membabi buta. Selain itu, ada satu hal lagi yang Zara bilang kalau dia sudah tahu rencanaku dengan Lengkara.

Sial! berarti aku harus merubah rencana lagi untuk menjerat Si gatal itu. Aku membuat rencana pamungkas untuk mencoreng nama baik Zara. Aku ingin menjebak Zara di malam ulang tahun Marvin. Aku akan menjebak Zara dengan obat perangsang sehingga Lengkara bisa memperkosanya.

Aku juga sudah mengatakan rencanaku ini pada Lengkara. Lengkara malah tidak menyetujui rencanaku. Lengkara bilang, dia masih mau berusaha dulu membuat Zara jatuh cinta secara normal padanya. Baru dia akan mengajak Zara tidur dengannya suka rela.

...****************...

Semakin dekat menuju hari ulang tahun Marvin. Aku merasa hubungan Lengkara dan Zara malah makin renggang dan Zara malah lebih dekat dengan cowok lain. Zara kembali pindah tempat duduk. Sekarang, dia malah duduk di belakang bersama Hisbi. Selain itu, dia juga terlihat sering mengobrol dengan Catur. Memang yaa, jiwa jiwa gatalnya tidak bisa sembuh. Semua laki laki ingin didekatinya. Kenapa tidak Walid tanya saja ke Zara daripada tanya ke Dewi.

"Walid nak Zara boleh?"

Pasti Zara akan mau dengan suka rela.

...****************...

Tingkah Zara makin plin-plan. Lihat saja saat pelajaran olahraga. Zara malah berulah lagi dia caper menyemangati Marvin seperti yang ku lakukan. Tentu saja aku yang sudah menahan nahan amarahku selama ini, sontak tersulut. Aku memakai makinya dan menghinanya. Tapiiiii, dia sok bijak menceramahiku. Sok suci!

Sejak kejadian itu, Marvin kembali makin dingin padaku. Sikapnya berubah seperti dulu lagi. Hal ini membuatku jengah dan tak terima. Ini semua gara gara sund*l itu. Kalau saja Zara dari awal tidak masuk ke dalam kehidupan kami, aku pasti sudah bahagia dengan tunanganku itu.

Sudah banyak perempuan yang bertingkah serupa dengan Si gatal itu dan sudah puluh kali aku meringkus mereka juga supaya tidak menganggu hubunganku. Namun, hanya si gatal Zaranj*Ng ini yang begitu kuat seperti ulat bulu. Tak mati mati. Bini Walid! Keturunannya Walid! Menggatal!!!!

Aku kembali membicarakan rencanaku Lengkara. Akhirnya Lengkara setuju. Aku akan merencanakan penjebakan itu serapi mungkin tepat dimalam ulang tahun Marvin supaya Marvin tahu betapa murahannya Zara itu.

Aku juga sudah mencegah Lengkara untuk dekat dekat dengan Zara akhir akhir ini supaya perempuan gatal itu tidak menaruh curiga pada kami berdua. Kita lihat saja Zara. Kamu tidak akan lolos dari jebakan ku. Dunia akan melihat siapa sosok Zara yang sebenarnya dibalik topeng polosnya itu. Semua orang harus tahu kalau hanya ada Ranu disisi Marvin. Bukan Zara atau ulat ulat lainnya. Hanya Ranu yang pantas bersanding dengan seorang Marvin.

Tunggu tanggal mainnya Zara. Puas puaslah kau tertawa kali ini. Nikmati waktu luangnu sebelum kamu akan dimaki maki oleh semua orang. Ku pastikan tidak ada lagi yang akan berada di kubumu dan membelamu. Hahahahahahhahahaha hahahahahhahaha (Tertawa jahat dan menyeramkan).

To Be Continue

1
nathalia
babi bgt nih cowok, ngomongnya gak bermaksud selingkuh tapi tingkahnya aja begini
Rias Gremory
/Facepalm//Facepalm/ Fatiyah mati gegara kucing 😅😅
Dewi hartika
jangan patah semangat buat ceritanya lanjut thorr..
Telo Ungu: Terima kasih kak Dewi. Nantikan kelanjutannya yaaa. ♥️♥️♥️
total 1 replies
Nur Adam
lnjut
Cicih Sutiasih
aku mampir😊
Telo Ungu: terima kasih sudah mampir. love love
total 1 replies
Ayari Khana
Keren parah!
Telo Ungu: wow, terima kasih kak
total 1 replies
bea ofialda
Aku suka banget tokoh utamanya, terasa sangat hidup. ❤️
Telo Ungu: terima kasih komentarnya kak.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!