Seorang gadis Pustakawan yang merupakan seorang kutu buku harus menerima kenyataan bahwa ia tewas saat ia menamatkan novel kesukaannya berjudul "Moonira".
Namun bukannya menuju akhirat, gadis itu justru masuk ke dunia novel kesayangannya dan ditunjuk sebagai calon Helena yang menyalurkan berkat dari dewi Selene kepada kerajaan Welf. Disana ia ditemukan oleh seorang Adipati kerajaan Welf yang merupakan high Elf.
Bagaimana kisah gadis itu di dunia Moonira? Apakah gadis itu berhasil menjadi seorang Helena dan bagaimana kisah cinta gadis itu dengan sosok Adipati yang terkenal sebagai dewa kematian di dalam peperangan? Apakah cinta mereka bersatu atau justru kandas di tengah jalan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arthystrawberry23, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
XXIII Kesedihan Roselina.
"Tulisan Rune?" Beo raja ketika mendengar kata asing yang diucapkan oleh Roselina.
Roselina terdiam tidak langsung menjelaskan kepada raja mengenai apa itu tulisan Rune, tatapan Roselina mengarah pada Ernathan yang berdiri di sampingnya seakan memberi kode apakah ia harus menceritakan hal ini pada raja atau tidak.
Mengetahui maksud dari tatapan Roselina, Ernathan menggeleng pelan sembari menatap Roselina dengan dalam, melihat respon Ernathan, Roselina kembali menatap kearah sang raja.
Roselina menjelaskan bahwa bahasa yang digunakan oleh mendiang tuan Albert adalah bahasa jerman yang ditulis menggunakan huruf alfabet Rune.
Tentu saja hal itu tidak dapat dipahami oleh para high elf yang ada di kerajaan karena bahasa jerman berasal dari dunia di kehidupan Roselina sebelumnya, ingin rasanya Roselina memberitahukan hal itu.
Namun karena Ernathan melarangnya untuk bercerita karena bagaimanapun saat ini identitas Roselina sangat rahasia, hanya beberapa high elf yang mengetahui identitas sebenar dari Roselina.
Dengan sedikit merubah penjelasannya, ia mengatakan bahwa bahasa yang digunakan oleh mendiang tuan Albert adalah bahasa para dewa dan dewi, sedangkan tulisan Rune adalah tulisan para suci, maka dari itu para high elf tidak bisa memahami isi dari buku karya mendiang tuan Albert.
Lalu ratu menambahkan bahwa mengapa Roselina bisa memahami buku karya mendiang tuan Albert karena status Roselina sebagai Helena agung sehingga ia memiliki kemampuan untuk memahami bahasa dan tulisan para dewa dewi.
Awalnya raja percaya-percaya saja dengan penjelasan Roselina, namun saat ratu membisikkan sesuatu pada raja, membuatnya paham bahwa Roselina hanya beralibi dan ratu akan menjelaskan semuanya kepada raja.
"Baiklah, sungguh luar biasa, aku menunggu kehebatanmu di masa depan Roselina," ujar raja memuji Roselina.
Suara tepukan tangan terdengar menggema di seluruh ruangan, sesaat setelah suara tepukan tangan reda, raja menatap kearah keempat gadis yang berdiri di samping para menteri dan memberi kode untuk keempat gadis itu.
Melihat kode dari raja, keempat gadis itu berjalan ke depan Roselina membuat Roselina mengerutkan keningnya bingung.
Keempat gadis itu membungkuk bersimpuh di depan Roselina. Roselina yang melihat itu terkejut, sang raja mulai memperkenalkan keempat gadis itu pada Roselina.
Yah keempat gadis itu adalah para Helena yang berasal dari kerajaan lain, mereka adalah Helena yang mewakili setiap kerajaan tanah kelahiran mereka dalam menerima berkat dari dewi bulan saat insiden Cladis menyerang kerajaan mereka.
Mendengar penjelasan dari raja, Roselina menatap leher keempat gadis itu secara bergantian dan ia melihat dengan jelas sebuah liontin melekat indah di leher jenjang mereka.
Hitam, hijau tua, biru, dan silver, warna-warna itu adalah warna identitas dari kerajaan mereka. Tanpa sadar Roselina menyentuh lehernya dimana liontin miliknya berada.
Sama seperti saat pertama kali Roselina mengetahui identitas ratu, kali ini Roselina merasakan sesuatu dalam dirinya ketika melihat sosok para Helena.
Salah seorang dari gadis itu berdiri, Roselina terpaku memandang kecantikannya. Gadis bermata silver memperkenalkan dirinya sebagai Tritania Draken Alexandria.
Tritania Draken Alexandria adalah seorang putri tunggal dari raja kerajaan Aelesthia. Kerajaan Aelesthia dijuluki sebagai elf langit karena daerah kekuasaan mereka di langit bahkan kerajaan mereka adalah kerajaan yang terapung diatas langit.
Putri Tritania Alexandria memiliki sayap tipis di punggungnya berwarna silver yang berkilau memberi tanda bahwa dirinya berasal dari keluarga kerajaan.
Selanjutnya gadis di samping putri Tritania berdiri, gadis itu memiliki mata berwarna biru terang dan memperkenalkan dirinya sebagai Lysandra Marinda Hestia.
Lysandra adalah high elf bangsawan tingkat tinggi, dia adalah putri dari adipati kerajaan Lumithiel yang dijuluki sebagai kerajaan laut. Sama seperti dengan kerajaan Aelesthia, kerajaan Lumithiel berada di tengah laut dan menguasai sihir manipulasi air.
Gadis di samping Lysandra berdiri dan memperkenalkan dirinya sebagai Diana Lilibeth Lumira Syuaeluna. Diana memiliki mata berwarna hijau gelap yang menandakan bahwa ia berasal dari kerajaan Sylvaeluna yang merupakan kerajaan elf hutan.
Dan yang terakhir adalah Helena dari kerajaan Delf yang bernama Charlita Namiluna yang memiliki warna mata jingga yang menandakan bahwa Charlita adalah seorang elf, bukan high elf.
"Mereka adalah para Helena dari setiap kerajaan yang ada di dunia Moonira, saat pelatihan Helena mereka akan menjadi rekanmu," jelas raja.
Mendengar itu Roselina mengangguk pelan dan tersenyum menatap kearah para Helena. Para Helena yang melihat Roselina tersenyum terpaku terpukau melihat kecantikan Roselina, karena bagi mereka sosok Roselina adalah gadis suci titisan dari dewi bulan.
Roselina membungkukkan badannya memperkenalkan dirinya. Para Helena terkejut melihat Roselina membungkuk padanya, melihat reaksi para Helena membuat Roselina merasakan de javu.
Roselina bangkit dari posisi bungkuknya dengan ekspresi kikuk, melihat ekspresi Roselina membuat raja tertawa diikuti oleh para high elf yang melihat ekspresi Roselina yang bagi mereka sangat lucu.
Di samping Roselina terlihat Ernathan berusaha menahan tawanya dengan menggigit ujung bibir bawahnya, begitu juga dengan pangeran Alarion, tapi hanya pangeran Aegis yang tidak tertawa melainkan tersenyum tipis.
"Roselina sepertinya kau lupa bahwa dalam dunia Moonira kau memiliki status sosial paling tinggi karena kau disebut sebagai perwakilan dari dewi Moonira, maka dari itu mereka tentu saja terkejut ketika melihatmu membungkuk," jelas ratu sembari tertawa kecil.
Melihat reaksi seluruh high elf yang menertawakannya membuat Roselina memperlihatkan ekspresi raut wajah kesalnya, namun seketika ia tersenyum.
Dirinya merasa senang dan tenang karena walaupun Roselina berada di tempat baru, namun seluruh elf menerimanya dengan baik dan mendapatkan perlakuan yang baik.
Roselina menoleh kearah Ernathan sembari tersenyum, begitu pula dengan Ernathan yang ikut tersenyum.
...****************...
Kini Roselina berada di kamarnya di kediaman Ernathan, ia bersantai di balkon kamarnya sembari memandang kearah bulan purnama yang sempurna menyinari malam.
Tak lama Ernathan datang dan menghampiri Roselina, menyadari kehadiran Ernathan, Roselina menoleh ketika Ernathan berdiri di sampingnya.
"Apa yang kau lakukan diluar malam-malam begini? Nanti kau masuk angin," ujar Ernathan sembari memakaikan mantel di tubuh Roselina agar ia tidak kedinginan.
"Tidak apa-apa, aku hanya sedang mencari angin segar saja, oh iya bagaimana pertemuannya? Apa semuanya lancar?" Tanya Roselina sembari menatap kearah bulan.
"Ya semuanya lancar, besok malam istana akan mengadakan pesta penyambutan untuk dirimu dan juga para Helena," jawab Ernathan sembari menatap kearah Roselina.
"Hmm..." Setelah respon singkat Roselina, suasana kembali senyap.
Angin malam bertiup lembut, membuat apapun yang menerpa bergerak mengikuti arah tiupan angin malam. Ernathan tidak henti-hentinya menatap kearah Roselina yang menikmati keindahan bulan dimalam hari.
"Dewi bulan sangat baik yah, aku sangat senang dengan kehidupanku sekarang, aku dikeliling oleh para elf yang baik," jelas Roselina sembari terus menatap bulan.
"Bisa dibilang kehidupanku sebelum reinkarnasi cukup berat, namun begitu aku masih tetap bertahan demi ibuku," ujar Roselina yang seketika raut wajahnya berubah menjadi sedih ketika ia teringat dengan ibunya.
"Bagaimana keadaan ibu sekarang? Apa ibu baik-baik saja tanpaku? Apa ibu meminum obat ibu tepat waktu?" Air mata menggenang di pelupuk matanya.
"Aku rindu denganmu ibu, maafkan aku karena aku pergi tanpa berpamitan dengan ibu, aku tahu ibu pasti terpuruk karena kematianku, maafkan aku ibu jika aku tidak bisa menjadi anak yang baik selama ini." Tubuh Roselina bergetar, air mata mengalir dari pelupuk matanya.
"Aku rindu ibu, maafkan aku ibu, maafkan aku karena sudah meninggalkan dirimu seorang diri di usiamu yang sudah sangat renta" Roselina meremas dadanya karena kesedihan yang mendalam ia rasakan.
Wajah lembut ibunya terbayang dalam benak Roselina, kenangan indah yang mereka lalui bersama membuat dada Roselina semakin sesak membuatnya meremas kuat dadanya sembari menangis dalam diam.
Ernathan melihat Roselina semakin rapuh segera memeluk tubuh Roselina dengan erat.
"Menangislah Roselina, luapkan semua emosimu, tak ada yang mendengarmu disini," bisik Ernathan dan seketika tangis Roselina pecah.
Roselina meluapkan semua rasa sedihnya, suara tangis Roselina terdengar menggema di kesunyian malam.
Ernathan semakin memeluk Roselina erat, entah kenapa mendengar tangisan Roselina membuat Ernathan juga ikut merasakan sakit. Tangan Ernathan mengelus pelan rambut Roselina yang rapuh dalam pelukannya.
Di keheningan malam ini, Roselina yang selama ini baik di kehidupan terdahulu hingga saat ini berusah bersikap kuat akhirnya menunjukkan sisi lemahnya pada Ernathan.
To be continued...