NovelToon NovelToon
Cinta Yang Datang Tiba-tiba

Cinta Yang Datang Tiba-tiba

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:4.4k
Nilai: 5
Nama Author: Puspita.D

Melia menangis sejadi-jadinya saat terpaksa harus menerima perjodohan yang tak di inginkan. pasal nya melia sudah memilki kekasih yang begitu ia cintai.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puspita.D, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7

setelah bertemu dengan devi beberapa hari lalu. Melia merasa sedikit beruntung karna apa pun yang terjadi pria yang menikahinya tak pernah berniat mencampakan nya. Saat tanpa sengaja melia melirik pada kalender yang ada di samping nya duduk. Melia baru teringat bahwa sudah satu bulan ia tak kedatangan tamu.

"seperti nya tanggal mens ku sudah terlewat 2 minggu dan akhir-akhir ini aku juga merasa pusing" melia bermonolog dengan diri nya sendiri tiba-tiba dari arah pintu belakang arkan datang membawa kayu bakar ..Brak...suara kayu yang di jatuh kan mengejutkan melia "astagfirullah...mas ! Kamu ngagetin aku aja" kata melia " emang lagi ngelamunin apa de'?" tanya arkan sembari tersenyum. "ngapain ngelihatin kalender de', apa kamu sudah pengen pulang?" melia berpikir sejenak.

"mas aku nggak tega kalo ninggalin ibu merawat bapak dalam kondisi yang seperti ini" arkan melepas kaos nya yang telah basah oleh keringat lalu duduk di samping istri nya. "de' bapak sudah membaik, nanti kita akan sering-sering berkunjung kemari, sudah satu setengah bulan kita di sini" "iya juga sih, tapi mas janji ya kita akan sering berkunjung" arkan mengangguk lalu pergi untuk membersihkan diri.

Sore hari nya melia mengungkapkan keinginan nya kembali pada rumah kecil mereka. "hmm padahal ibu seneng kalian di sini, tapi.. Mau bagaimana lagi putri ibu sudah berkeluarga sekarang, ibu cuma bisa mendoakan semoga kalian bahagia selalu dan segera dapat momongan" kata ibu melia dengan senyum lebar. "oya ibu nggak bisa ngasih apa-apa ibu cuma mau nitip salam dan terimakasih ibu kepada tuan dan nyonya drajat karna sudah mau nerima putri ibu. Tolong sampaikan ya nak" melia mengangguk ragu dengan senyum tipis.

Pagi nya arkan dan melia memulai perjalanan mereka. "de' kita mampir ke kota dulu ya? Kita beli kebutuhan sehari-hari kita" kata arkan. "emang mas masih punya uang? Uang yang mas kasih ke aku masih sedikit soal nya nggak akan cukup kalo buat beli stok kebutuhan" arkan tersenyum. "mas masih ada simpenan kok".

Sampai di kota mereka belanja secukup nya untuk satu minggu, saat sedang asik belanja melia melihat apotek di ujung pasar. "mas aku..ke apotek dulu ya, aku mau beli obat mas tunggu sini aja" kata melia tanpa menunggu jawaban arkan ia pergi meninggalkan arkan bersama dengan barang belanjaan.

"mba beli tes pack" kata melia kepada penjaga apotek " yang biasa atau yang mahal mba?" "yang biasa aja" melia juga tak lupa beli obat sakit kepala untuk alasan. Saat meninggalkan apotek melia melihat seorang wanita paruh baya yang tak asing bagi nya.

"mama...." wanita yang di panggil menoleh sejenak lalu menutup wajah nya kembali. "mama, berhenti!" namun wanita yang di panggil terus berjalan dengan cepat hingga akhir nya ia terjatuh. "mama...jangan pernah berfikir untuk lari lagi dari ku, katakan di mana putri ku. Kenapa mama hanya sendiri" melia mencengkeram tangan nyonya drajat dengan erat.

"maaf kan mama mel, andai waktu itu mama tak egois mungkin semua ini tak terjadi" dengan derai air mata nyonya drajat mencoba menjelaskan. "apa maksud mama?" "papa nya arkan telah meninggal dalam kecelakaan, saat itu radit dan papa nya berniat mengajak kania jalan-jalan tapi naas mereka mengalami kecelakaan" nyonya drajat terisak sesaat melanjutkan kembali cerita nya.

"papa dan kania meninggal di tempat kejadian sedangkan radit dia kehilangan satu kaki nya" bagai di sambar petir kepala melia terasa di hantam benda berat rasanya menerima kenyataan buruk ini. "mama benar-benar manusia kejam!" "aku benci mama aku berharap tidak akan bertemu dengan mama lagi" saat melia melangkah pergi kata-kata nyonya drajat kembali menghentikan nya.

"melia apa kamu tak ingin membawa mama bersama mu, mama sudah tak punya apa-apa, mama mohon" kata nyonya drajat dengan tak tau malu nya. Melia kembali menghampirinya "maaf ma tidak ada tempat bagi orang seperti mama, baik itu rumah, atau pun di hatiku, tak ada lagi jadi jangan berharap apa pun". "maafkan mama mel, mama menyesal" "penyesalan mama sudah tidak ada artinya, sekarang katakan di mana makam putri ku." "di pemakaman umum perbatasan kota ini".

Setelah mendapat jawaban melia kembali menemui arkan, "de' dari mana saja kenapa lama sekali, hampir satu jam mas nungguin" cerocos arkan yang sedikit kesal. "maaf mas ayo, sekarang kita pulang nanti di perbatasan kota saat ada pemakaman kita mampir ya mas"...arkan semakin di buat bingung dengan permintaan istri nya.

Setelah kepergian melia nyonya drajat terisak ia masih duduk bersimpuh, dengan susah payah berjalan radit yang kehilangan satu kaki nya menghampiri sang mama. "ma ada apa kenapa mama menangis di tengah pasar begini" nyonya drajat mengusap air mata nya. "nggak ada apa-apa...ayo kita pulang" ajak nya pada radit putra sulung nya.

Sesampainya di pemakaman perbatasan kota melia turun membeli bunga dan air, arkan yang bingung hanya bisa mengikuti langkah istri nya, sampai pada saat melia berhenti di sebuah makam yang berjejer yang satu panjang layak nya makam orang dewasa yang satu kecil seperti makam anak kecil.

"de' makam siapa ini" melia tak menjawab arkan mencoba membaca nama yang tertera di batu nisan ia merasa tak percaya. "nggak mungkin, ini nggak mungkin papa dan kania nggak mungkin mereka pergi secepat itu. Arkan mendoakan mendiang putri dan papa nya walau dengan penuh derai air mata.

Ketika sampai di rumah kedua nya saling diam dengan isi pikiran masing-masing. Melia tak ingin bercerita tentang pertemuan nya dengan mama mertuanya, ia masih trauma tinggal bersama mertua, ia takut atkan akan luluh dan mengijin kan mama nya tinggal bersama nya kembali. "tidak..tidak" lirih melia.

"de' dari mana kamu tau makam papa dan kania ada di situ dan siapa yang kasih tau kalau mereka sudah meninggal?" tanya arkan saat akan tidur, melia sudah menyiapkan jawaban dari pertanyaan arkan. "mmm itu...tadi waktu beli obat aku bertemu dengan seseorang yang katanya mengenal keluarga kita dari situ dia dapat info, seperti yang kita tau sekarang mas." "sudah lah mas jangan bertanya lagi kepalaku sangat sakit hatiku hancur menerima kenyataan bahwa putri ku sudah tiada."

Melia terbangun saat tiba-tiba ia merasa mual. Ia berlari menuju kamar mandi dan memuntah kan semua isi perut nya. Arkan yang mendengar suara air di tengah malam terbangun. "de' ada apa? Apa kamu masuk angin?" melia menggeleng dengan senyum tipis penuh arti. "lalu kenapa kamu muntah-muntah de'" melia menunjukan alat tes kehamilan yang baru saja ia gunakan.

dengan mata berkaca-kaca arkan memeluk istri nya. "terima kasih de' ini hadiah paling indah yang mas dapat kan selain maaf mu" isak tangis haru menghiasi sunyi nya malam.

1
atik
lanjut thor, semangat
Puspita.D: terima kasih atas dukungan nya.
total 1 replies
atik
bagus
Jeje
Next
🐌KANG MAGERAN🐌
mampir kak, semangat dr 'Ajari aku hijrah' 😊
IamEsthe
Maaf ya. sekedar saran aja. dalam satu bab, jangan sampai templat tempat atau waktu lebih dari dua ya. ini kamu udah sampe tiga atau empat template.
IamEsthe: coba cek personal chat dr aku ya /Smirk/
Puspita.D: boleh ganti tempat tapi cuma satu kali ngk boleh ganti lalu balik lagi gitu ya kak
total 8 replies
IamEsthe
"Nak, ibu dan bapak tidak bisa menolak perjodohan ini karena ketidakmampuan kami di masa lalu, kami terpaksa menerimanya," ucap Ibu dengan raut wajah penuh rasa bersalah bla bla bla
IamEsthe
Dialognya sebenarnya benar, cuman kurang sedikit aja.

"Bagaimana dengan mimpiku, Bu? Apa aku tak berhak untuk memiliki mimpi atau mewujudkannya?" Melia nelangsa, dengan derai air mata bla bla bla
Puspita.D: waah makasih banyak kak atas saran nya,
total 1 replies
IamEsthe
diinginkan. bukan dipisah ya.
IamEsthe
Untuk fungsi kata 'di' ada 2, sbg penunjuk dan sbg kalimat kerja.


semisal,
Di hadapan
Diduga

dan untuk nama menggunakan huruf kapital. Melia


dan untuk kata -nya itu digabung, bukan dipisah ya.
Puspita.D: terimakasih banyak kaka sudah berbagi cara menulis yang benar☺️
total 1 replies
Fastandfurious
Wow, nggak nyangka sehebat ini!
Kami
Aku jadi bisa melupakan masalah sehari-hari setelah baca cerita ini, terima kasih author!
Gaara
Gak kecewa sama sekali! 😃
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!