NovelToon NovelToon
Sistem Gadis SMA

Sistem Gadis SMA

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / TimeTravel / Sistem / Mengubah Takdir / Transmigrasi ke Dalam Novel / Penyeberangan Dunia Lain
Popularitas:4.7k
Nilai: 5
Nama Author: Lady Anggora

Kirana alexa Larasati , seorang gadis cool , manis , dingin berusia 25 tahun tak sengaja mengalami kecelakaan saat akan pergi liburan . mobilnya menabrak sebuah pembatas jalan

ding. tuan rumah 0 poin . segera jalankan misi untuk mendapat poin.
"ughhhh kepalaku,"
kiara terbangun disebuah ranjang UKS
" hah suara apa itu?"
" aku adalah sistem utama 010. dan kamu adalah tuan rumah. segera selesaikan misi sebelum sistem hancur."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lady Anggora, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kau bukan Elisa!

"gimana ini Vin? " tanya Alexa dengan kening berkerut

Kevin yang kebingungan lantas memberanikan diri mengecek jembatan gantung.

Perlahan kakinya mendekat dan mendekat kearah jembatan. Tangannya meraba raba menimbang kekuatan jembatan tua. Dia menggoyangkan jembatan dengan tangannya.

"aman kayaknya Al, yuk kita lewat sini".

Dengan hati hati dan langkah pelan Kevin melewati lembar demi lembar kayu tua yang sudah lapuk itu.

Tangannya berpegangan pada tali kerangkanya. Berharap dapat menopang bobot tubuhnya.

Alexa menatap ngeri kearah Kevin yang sudah sampai ditengah jembatan. Nafasnya tercekat dan dadanya sesak melihat Kevin yang semakin menjauh.

Jembatan bergoyang goyang menambah ciut keberanian Alexa.

"apakah akan aman? Bagaimana kalau-"

Waktu anda 10 menit untuk menyelesaikan misi, tuan rumah.

"apa? Kenapa sedikit sekali?"

Kevin masih berjalan dijembatan , keringat sudah membanjiri pakaiannya. Kakinya yang gemetar ia paksa untuk tetap berjalan sesuai dengan perkiraannya. Hingga tak terasa Kevin sudah sampai diujung jembatan. Dia melambaikan tangan mengkode Alexa agar mulai berjalan mengikuti langkahnya.

Karena gugup yang mendera, tanpa sadar Alexa menggigiti kukunya, bibirnya gemetar dan pikirannya kacau. Bagaimana jika jatuh? Bagaimana jika ia tak selamat? Bagaimana jika ia akan m*ti dinovel ini? Semua pertanyaan memenuhi benaknya tanpa bisa ia dapatkan jawabannya .

Waktu Anda 9 menit lagi, Tuan Rumah!

Gil*! 9 menit? Melewati jembatan? Oke ini mulai tak waras. Siapa yang berani melewati jembatan reot yang rapuh dalam waktu 9 menit? Iya mungkin jika ada semacam kemampuan terbang atau yang lainnya maka itu akan mustahil. Tapi ini?

Grrr... Memikirkannya membuat Alexa gregetan.

"Oke Lexa, kamu harus tenang ya... Bayangkan saja jika kamu adalah penari balet yang menari lincah dilantai dansa. Ini akan mudah. Kamu bisa. Ingat! Jangan m*ti disini sekarang!"

Alexa menghirup nafas dalam dalam lalu memulai ancang ancang. Satu, dua, tiga!

Alexa melangkahkan kakinya pelan sekali. Suara derit jembatan seolah menjadi irama kem*tian yang berjarak tipis. Dengan sisa keberanian dan tekad untuk bertahan hidup, Alexa terus memaksakan diri untuk tetap berjalan. Ia fokus menapakan kaki kaki jenjangnya memilah milih jalan yang sekiranya aman untuk dilalui. Meski gemetar dan panik, Alexa tetap Memaksakan diri.

Diujung jembatan, Kevin menatap was was pada setiap langkah yang diambil Alexa. Salah langkah sedikit saja , ia akan bertemu dengan malaikat kem*tian.

"Ayo Al, kamu bisa. Aku yakin!" gumamnya .

Brok.

Deg.

Satu kayu pijakan terakhir terjatuh kedalam jurang. Alexa dan Kevin kompak saling memandang. Pelipisnya sudah basah karena keringat yang terus mengalir.

"Gapapa. Aman kok. Ayo lompat sekarang!" bujuk Kevin mencoba menyemangati.

Alexa menggeleng lemah. Keberaniannya sudah terhisap habis. Ia dapat melihat langsung betapa dalamnya jurang dibawah sana. Dengan banyak tumbuhan paku paku serta lumut hijau yang terhampar bebas. Disisi kanan kirinya ada batuan tajam yang berukuran besar. Ditengah tengahnya ada aliran besar sungai yang terus beriak riak seolah meneriakan nama 'Alexa' . Menggoda keberanian serta membisikan takut yang semakin membesar melahap nyalinya.

Sepertinya jika lengah sedikit saja, maka Alexa akan jatuh kedalam jurang lalu terbawa arus sungai besar. Dengan arus seperti itu , bisa dipastikan jika siapa saja tak akan bisa selamat.

"Gak bisa Vin. Ini terlalu beresiko. Aku gak mau m*ti."

Kriet.

Kriet.

Suara derit jembatan semakin intens mengikuti pergerakan Alexa yang luruh dijembatan.

"Alexa jangan lemah! Aku tahu kamu bisa. Ayo lompat!"

"Gak Vin. Aku gak bisa!"

Papan kayu yang berlubang akibat keropos itu begitu menganga lebar. Meninggalkan lobang yang cukup besar disana. Menghalangi langkah Alexa yang sudah kehabisan tenaganya.

Kevin mulai merasakan ketakutan hebat dari Alexa. Bukannya bergerak jalan, Alexa malah hampir berjongkok disana.

"Bangun Al! Jembatannya gak akan kuat nahan berat tubuhmu. Cepat ulurkan tanganmu, aku akan menarikmu dari sini."

Alexa mendongak lalu mencoba untuk bangkit. Sedangkan Kevin sedang menali nali menyambungkan rerumputan liar yang menjalar disekitar.

Pluk.

Tali dari tanaman sudah dilemparkan kepada Alexa. Dengan sigap Alexa meraih tali dan Kevin menarik talinya dengan sekuat tenaga.

Trek.

Trek.

Suara regangan tali rambat yang dipegang Alexa semakin kencang terdengar.

"Oh tidak! Jangan sekarang!"

Pyar.

Jembatan sudah rusak sepenuhnya karena terkena guncangan dari Alexa. Menyisakan Alexa yang tergantung ditebing dengan memegangi tali rambat.

Alexa segera melangkah naik sambil memegangi tali , insting bertahan hidupnya menyala begitu saja. Dihadapkan dengan situasi yang menegangkan mempertaruhkan nyawa, tentu saja ia akan terus bertahan.

Sebuah tangan putih mulus mengulurkan diri diatas sana. Alexa lalu meraih uluran itu dengan sedikit kelegaan didada. Setidaknya ia akan selamat.

Hup.

Hah.

Hah.

Hah.

Alexa terengah engah saat sudah berada diujung lain jurang. Ia memilih untuk merebahkan diri dengan duduk menyelonjorkan kakinya bebas ditanah.

"Ututu... Sepertinya kelinciku tengah kelelahan."

Deg.

Suara itu...

Alexa mendongak menatap seorang wanita yang familiar di depannya. Wanita cantik dengan rambut bergelombang hitam kemerahan tengah duduk berdiri menjulang tinggi. Sedangkan Kevin sudah pingsan dalam keadaan mulut disumpal kain serta tangan dan kaki terikat tali tambang kuat.

"Estella..."

Tiba tiba bibir Alexa mengucapkan sebuah nama yang familiar dikepalanya. Ia seolah dituntun oleh memori dari Elisa. iya , wanita itu Estella. Teman Elisa saat mereka masih sekolah dasar, meskipun dalam penampilan dewasa dan riasan yang tebal tak mampu menyamarkan identitasnya.

"Apa yang kau lakukan pada Kevin , Ella? Kenapa kamu melakukan ini?"

"bwahaha... Kenapa? Kamu tanya kenapa? Sungguh kamu ingin tahu?"

Estella memutari tubuh Alexa memaksanya untuk mengikuti setiap pergerakan wanita itu.

"Munafik! Jangan berpura pura lupa didepanku Elisa. Aku muak denganmu!"

"Kau tahu apa mauku, jadi cepat berikan barang itu jika kau ingin mendapatkan hidupmu yang nyaman lagi."

Hening. Alexa termenung dalam lamunannya. Memang apa yang sudah Elisa lakukan dimasa lalu sebenarnya?

Tunggu, sepertinya kini Alexa paham dua hal. Pertama, Estella adalah musuhnya dan kedua, Estella meminta sesuatu yang Elisa punya, namun apa?

Alexa memijit pelipisnya merasakan nyeri berdenyut denyut didaerah itu. Nyatanya masalahnya belum usai. Bahkan setelah bergulat antara hidup dan mati, kini ia dihadapkan dengan Estella yang licik dan berbahaya.

"Tunggu dulu Ella. Coba jelaskan dulu apa yang kamu bicarakan ini, aku benar benar lupa !"

"Laptopmu. Berikan aku laptop pribadimu. Aku perlu semua rancangan ciptaan hebatmu didalam sana. Kau pikir aku tak tahu ya? Huh! Selama ini kau selalu menyembunyikan harta karun rahasia dari dunia ramai, Elisa. Sekarang katakan padaku dimana laptopmu!"

"hah? Laptop? Laptop apa? Bahkan rumahku sudah hancur karena ulah beberapa orang misterius, darimana aku tahu laptop itu?"

Jawab Alexa santai tanpa merasa bersalah.

Estella mulai kehilangan kesabarannya. Ia menjambak rambut panjang Alexa hingga ia mendongak kebelakang.

Dengan sigap Alexa menggigit lengan Estella hingga ia melepaskan jambakannya.

Bugh.

Bugh.

Bugh.

Alexa menendang perut Estella hingga terjungkal kebelakang. Estella murka mendapati perlawanan dari lawannya.

"Siapa kau? Bagaimana bisa kau melawanku? Kau bukan Elisa!"

Alexa tersenyum menyeringai kearah Estella.

"hahaha... Lucu sekali! "

Alexa menyeka airmata diekor matanya, ia tertawa hingga mengeluarkan airmata.

"Kau pikir aku akan tetap diam saat dibuli ? Kau salah!. Elisa yang lemah lembut telah m*ti. Kini hanyalah ada Elisa yang berani dan menantang ketidak adilan. Sudah cukup Tuan Putri ini bersikap ramah, kini kau harus rasakan kemarahanku!"

1
Bunda zia
lanjut kan kak bagus🥰
Queen of Romance: terimakasih kak ❤💚💙
total 1 replies
Queen of Romance
terimakasih kak. dengan senang hati
Queen of Romance: terimakasih kak 🙏🙏
Aisyah Suyuti: menarik
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!