Alrazi adalah seorang suami yang hanya memiliki pekerjaan sebagai tukang ojol, saat ia kembali ke rumah, ia semua bajunya sudah ada di teras rumah. Dan istrinya mengaku telah berhubungan dengan mantan pacarnya yang kaya.
Ia di usir dari rumah, dan motornya di ambil, akhirnya ia pun pergi dari rumah tersebut. Tak sengaja ia menendang sebuah kotak misterius, yang ternyata ada sistem.
Dengan adanya sistem, hidupnya berubah total menjadi lebih baik.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon less22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
20
...⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️...
...Happy reading...
...⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️...
Alrazi masuk ke dalam rumahnya dan merebahkan tubuhnya di kasur, merasa lelah setelah seharian beraktivitas. Ia menatap ke atas, menatap lampu gantung di tengah plafon itu dengan mata yang kosong. Ia memejamkan matanya, mencoba untuk melepaskan beban pikiran yang telah menghantui dirinya sepanjang malam.
"Semoga saja pembunuh berantai itu secepatnya ditangkap polisi," kata Alrazi berusaha untuk tenang, karena pembunuh berantai itu sudah tahu muka dan plat mobilnya, pasti pembunuh berantai itu tidak akan melepaskannya jika bertemu dengannya. Ia tahu bahwa dirinya telah menjadi target, dan itu membuatnya merasa tidak aman.
Ia tahu bahwa dirinya harus berhati-hati, karena pembunuh berantai itu tidak akan ragu-ragu untuk membunuh siapa saja yang menghalangi jalannya.
...******...
"Jadi ini rumah kamu Ardo?" tanya Sarah terkagum-kagum melihat rumah mewah tersebut, mata birunya yang indah melebar dengan rasa ingin tahu yang tak terbendung. Rumah itu memang sangat mewah, dengan arsitektur yang unik dan interior yang elegan.
"Iya, ini rumah yang dulu aku beli dari hasil keuntungan perusahaan ku di luar negeri," kata Ardo dengan bangganya, sambil memelaskan tangan ke arah ruang tamu yang luas. "Aku sangat suka dengan desainnya, jadi aku memutuskan untuk membelinya."
Sarah terpukau melihat isi dalam rumah Ardo, dengan pajangan barang-barang mahal yang menghiasi setiap sudut ruangan. Ada patung-patung antik, lukisan-lukisan mahal, dan bahkan sebuah piano grand yang terletak di tengah ruang tamu.
"Ternyata Ardo sangat kaya, tak sia-sia kau menceraikan Alrazi, kau malah mendapatkan pria yang 10x lipat dari Alrazi," bisik ibunya di telinga Sarah, suaranya yang rendah dan penuh dengan rasa puas.
Sarah hanya tersenyum dengan pilihannya itu, sambil memandang Ardo yang sedang berbicara dengan ayahnya. Ia tahu bahwa dirinya telah membuat keputusan yang tepat, meninggalkan Alrazi yang tidak bisa memberinya kehidupan yang lebih baik.
Ardo yang melihat Sarah tersenyum, mendekati dia dan memelaskan tangan di sekitar pinggangnya. "Kamu suka rumah ini?" tanya Ardo, sambil memandang Sarah dengan mata yang penuh kasih.
Sarah hanya tersenyum dan mengangguk, sambil memandang Ardo dengan mata yang penuh cinta. Ia tahu bahwa dirinya telah menemukan pria yang tepat, yang bisa memberinya kehidupan yang lebih baik dan lebih bahagia.
"Kira-kira kapan nih lamarannya?" tanya Marni, ibu Sarah dengan senyum mengembangkan, mata yang berbinar-binar dengan rasa ingin tahu yang tak terbendung.
"Hm... dalam waktu dekat Bu, saya pasti akan melamar Sarah, saat ini saya sedang mengurus perusahaan saya yang ada di luar negeri dulu, jadi agak sibuk," kata Ardo tersenyum, sambil memegang tangan Sarah dengan lembut.
"Kamu kalau ke luar negeri Jangan lupa bawa oleh-oleh buat ibu ya," kata Marni tanpa malu-malu, suaranya yang penuh dengan harapan.
"Tenang saja, saya pasti akan membawa oleh-oleh yang mewah," kata Ardo, sambil tersenyum menenangkan.
"Aku... boleh ikut kamu ke luar negeri nggak?" tanya Sarah malu-malu, dan berharap, mata yang berbinar-binar dengan rasa ingin tahu yang tak terbendung.
"Maaf Sayang, nggak bisa. Di sana aku sibuk banget, kamu yang sabar menunggu ya," kata Ardo, sambil memelaskan tangan di sekitar pinggang Sarah.
Sarah mengangguk kecewa, ia sangat ingin pergi keluar negeri, tapi ia tidak bisa memaksa Ardo, itu akan terlihat jika dirinya jelek di mata Ardo, ia ingin Ardo melihat jika dirinya wanita baik dan penurut, ia tak ingin kehilangan Ardo yang kaya ini.
Marni yang melihat ekspresi Sarah, mencoba untuk menghiburnya. "Jangan khawatir. Kamu akan bisa pergi ke luar negeri suatu hari nanti, pasti Ardo akan membawamu ke sana saat kalian bulan madu."
Sarah tersenyum lemah, sambil memandang Ardo. Ia tahu bahwa dirinya harus sabar, dan itu akan menjadi lebih baik.
...⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️⛹️♂️...
why bekas bininya pun dikerjakan
kenapa tak direjek saja
lanjut up lagi thor