NovelToon NovelToon
Bukan Yang Pertama Untuk Cinta Pertama

Bukan Yang Pertama Untuk Cinta Pertama

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / CEO / Selingkuh / Dijodohkan Orang Tua / Nikah Kontrak / Cintapertama
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: Pertiwi1208

"Jadi kamu melangsungkan pernikahan di belakangku? Saat aku masih berada di kota lain karena urusan pekerjaan?"

"Teganya kamu mengambil keputusan sepihak!" ucap seorang wanita yang saat ini berada di depan aula, sembari melihat kekasih hatinya yang telah melangsungkan pernikahan dengan wanita lain. Bahkan dia berbicara sembari menggertakkan gigi, karena menahan amarah yang menyelimuti pikirannya saat ini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pertiwi1208, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 1

"Ah, jadi ini yang kamu lakukan, setelah kamu mengabaikan banyak pesan dan teleponku dalam satu minggu terakhir? Kamu melangsungkan pernikahan dengan wanita lain di belakangku, tanpa memberitahukan apapun padaku!" ucap Hany yang saat ini sedang melihat kekasihnya. Arya, sedang menikah dengan wanita lain di dalam aula. 

Terlihat mereka berdua sangat bahagia, senyum Arya juga merekah, seakan dia melakukan semua ini tanpa paksaan. Hany terus memandangi kedua pengantin dengan tatapan nanar, hingga tidak terasa, air matanya jatuh tanpa dikomando. 

Beberapa saat kemudian, secara tidak sengaja, netra Arya dan Hany pun bertemu, saat Arya mengedarkan pandangan melihat ke arah tamu undangan. Hal itu tentu saja membuat Arya kelabakan dan merasa bersalah. Hany pun segera pergi dari sana, setelah mengetahui bahwa Arya melihatnya.

Beruntung prosesi pernikahan sudah selesai dan tinggal acara foto-foto, makan-makan, serta memberi salam pada keluarga inti, baik pada keluarga Arya, maupun keluarga istrinya.

"Kemana Arya?" tanya Mery pada Gavin. Mery adalah wanita yang baru saja dinikahi Arya, sementara Gavin merupakan sahabat baik Arya sekaligus kakak keponakannya.

"Aku juga tidak tahu, mungkin dia sedang menyapa keluarga lain di sekitar sini, aku akan bantu mencarinya," ucap Gavin yang lantas mendapat anggukan dari Mery. Entah kemana perginya Arya, tiba-tiba saja dia lenyap tidak terlihat.

Mery pun juga tidak tinggal diam, sembari terus menyapa kerabat dan teman, dia juga celingukan mencari seorang lelaki yang baru saja menjadi suaminya tersebut.

***

Sementara itu di luar aula.

BRAAK.

Arya sengaja menghadang mobil Hany yang hendak pergi dari halaman Aula, hingga tubuhnya sedikit tertabrak dan menyebabkan dia terguling di atas aspal, yang tentunya dengan masih mengenakan baju pengantin.

"Apa yang dia lakukan? Apa dia sudah gila! Menghadang mobil sebesar ini, apa aku lindas saja dia, biar metong sekalian!" umpat Hany di dalam mobil.

Hany segera keluar dari mobil dengan wajah menyeramkan, dia sangat geram melihat kekasihnya tersebut. Dia hanya melihat ke arah Arya yang masih terkulai di aspal dengan tidak mengatakan apapun, tatapannya saat ini sangat tajam dan mematikan. "Kapan kamu sampai di sini?"

"Ah, sebelum itu, bagaimana kamu bisa tahu aku ada disini?" tanya Arya sembari menahan sakit di pinggangnya, karena terpelanting cukup keras tadi. Pertanyaan Arya membuat Hany hanya bisa menyunggingkan sudut bibirnya ke atas, dia benar-benar tidak bisa percaya dengan apa yang baru saja dia dengar.

"Apa perlu kamu menanyakan hal itu?" tanya balik Hany dengan wajah sinis.

"Aku bisa menjelaskan semuanya," ucap Arya sembari berusaha berdiri.

"Aku tidak butuh penjelasanmu! Aku hanya percaya dengan apa yang aku lihat," ucap Hany.

"Tenanglah dulu, dengarkan dulu penjelasanku," ucap Arya lagi dengan memohon.

"Aku tidak ingin mendengarnya dan aku ingin segera pergi saja dari sini! Jadi tolong minggirlah, sebelum aku benar-benar melindasmu! Hingga kamu menjadi rempeyek!" umpat Hany yang membuat Arya menelan saliva dan menarik nafas dalam.

"Dengarkan aku dulu sekali Ini saja." Ucapan Arya terus saja diulang-ulang, tapi dia tidak kunjung menjelaskan. Hany terdiam sejenak, dia terus melihat ke arah Arya dengan tatapan kebencian.

"Oke, kamu hanya punya waktu 3 menit. Jika lebih, aku benar-benar akan segera melindasmu, karena kamu terus berdiri di depan mobilku," ucap Hany.

"Aku melakukan pernikahan ini karena terpaksa, aku dipaksa oleh ayahku, aku sudah bilang padamu kan, bahwa aku akan segera dijodohkan, tapi kamu tidak mengindahkan ucapanku, aku sudah mengajakmu menikah dan kamu pun juga tidak mau," jelas Arya.

"Jadi kamu sekarang menyalahkanku atas pernikahan bahagiamu ini?" tanya Hany.

"Bukan seperti itu Hany, dengarkan dulu, aku benar-benar tidak mencintai wanita yang baru saja menjadi istriku tadi, aku pun juga tidak mengenalnya, ini hanya perjodohan semata, aku tetap mencintaimu dan hatiku tetap untukmu," ucap Arya.

"Bullshit dengan semua ucapanmu! Aku tidak percaya lagi padamu! Kamu sengaja melakukan pernikahan ini saat aku berada di luar kota, saat aku sedang melaksanakan tugas dari kantor, dan kamu juga sengaja selama satu minggu terakhir ini tidak membalas pesan maupun mengangkat teleponku. Apa menurutmu aku masih bisa percaya dengan semua penjelasanmu itu?" cecar Hany.

"Dijodohkan dengan terpaksa kamu bilang? Bukankah kamu punya mulut! Kamu bisa kan sebenarnya menolak perjodohan itu! Kamu ini bukan anak TK yang segala urusannya harus diurusi oleh orang tua kamu, Arya!" tegas Hany.

"Kamu harus tetap percaya padaku Hany, aku benar-benar melakukan ini dengan terpaksa, aku akan segera menceraikannya dan menikah denganmu, percayalah padaku," ucap Arya.

"Cuih! Apa kata-katamu masih bisa dipercaya?" tanya Hany

"Kamu harus percaya, titik!" Arya memaksa.

"Kali ini tolong percayalah padaku, aku tidak pernah berbohong padamu kan selama ini?" ucap Arya mencoba meyakinkan.

"Baiklah, kalau kamu memang masih bisa dipercaya, ayo kita pergi saja dari acara pernikahan ini. Sekarang!" tegas Hany. Arya terdiam sejenak mendengar ucapan Hany, dia bingung, dia tidak mungkin meninggalkan acara pernikahan ini, karena di dalam aula ada banyak sekali Mitra bisnis ayahnya dan juga kerabat yang hadir. Namun jika dia tidak menuruti Hany kali ini, mungkin saja dia akan kehilangan Hany untuk selamanya.

"Berhenti Arya!" teriak Gavin dari kejauhan, saat Arya hendak masuk ke mobil Hany. Mereka berdua pun segera menoleh ke arah sumber suara.

"Berhenti, kembalilah ke dalam aula, pikirkan wajah ayahmu, jangan sampai kamu membuat malu dan kamu akan menyesali perbuatanmu ini seumur hidupmu. Kamu sendiri kan yang sudah menerima perjodohan ini, jadi tolong bertanggung Jawablah sampai tuntas," ucap Gavin yang seketika membuat pandangan Hany semakin tajam melihat ke arah Arya.

"Tidak bisa Gavin, kamu tahu sendiri aku terpaksa melakukan semua ini, jika aku tidak ikut Hany kali ini, aku mungkin akan benar-benar kehilangan Hany untuk selamanya," jawab Arya.

"Hany, tolonglah kali ini saja kamu jangan egois, selama ini kan Arya selalu menuruti semua keinginanmu, tolong kali ini lepaskan Arya," ucap Gavin.

"Mudah sekali kamu berucap Gavin, kamu tidak tahu perasaanku saat ini. Kamu pun sama juga dengan Arya, kamu tidak pernah membalas pesanku saat aku menanyakan keberadaan Arya, dan ternyata kalian berdua hari ini sedang berbahagia bersama, melangsungkan pesta pernikahan," ucap Hany.

"Arya kan sudah mengajakmu menikah beberapa kali dan kamu tetap menolaknya dengan alasan kamu belum siap, sedangkan keluarga Arya menuntutnya untuk segera menikah, jadi mau tidak mau, Arya juga harus menerima perjodohan ini," jelas Gavin

"Jadi kamu juga menyalahkan aku atas hal ini. Gavin, di sini aku yang kalian berdua bodohi, aku yang korban di sini. Kenapa kalian berdua malah menyalahkan aku?" tanya Hany dengan kesal.

"Sudah Hany, kita tidak punya waktu untuk berdebat, tolong lepaskan Arya dan biarkan dia kembali ke pesta pernikahannya. Minimal dia harus menyelesaikan pesta pernikahan ini hingga tuntas, sebelum Ayah Arya benar-benar kehilangan muka di depan para Mitra bisnis dan juga kerabat-kerabatnya," ucap Gavin.

"Jadi menurutmu, perlakuanku saat ini sangat egois? Begitu?" tanya Hany.

"Terserah saja, keputusan ada di tangan Arya. Aku tidak ingin memaksanya lagi, aku sedang muak dengannya saat ini. Jadi biarkan dia memutuskan sendiri," ucap Hany yang semakin membuat Arya kebingungan.

"Ayo Arya, kita kembali ke dalam, semua orang sedang mencarimu," ajak Gavin. Arya diam saja, dia masih tetap merasa kebingungan saat ini akan mengambil keputusan apa.

"ARYA!!" Terdengar teriakan suara yang sangat lantang dan menggelegar, juga tidak asing di telinga mereka bertiga. Teriakan tersebut berasal dari Ayah Arya yang sangat tegas, yaitu Ayah Handoko.

Perlahan Ayah Handoko mendekati mereka bertiga. "Apa yang sedang kamu lakukan di sini?" tanya Ayah Handoko tanpa basa-basi, dan juga tanpa menanyakan kabar Hany terlebih dahulu, padahal mereka sudah lama tidak bertemu.

"Ayah, aku ingin pergi dengan Hany," jawab Arya dengan sedikit terbata.

"Sekarang? Kenapa baru sekarang kamu ingin pergi dengan Hany? Bukankah Ayah sudah memberi kalian berdua kesempatan untuk segera menikah?" tanya Ayah Handoko.

"Maafkan aku paman," sela Hany sembari menunduk.

"Dulu aku memang masih belum siap saat Arya mengajakku menikah, tapi sekarang aku sudah siap Paman," ucap Hany.

"Kamu sekarang sudah siap? Sudah terlambat Hany! Hubunganmu dan Arya sudah berjalan selama 7 tahun, dan Arya sudah mengajakmu menikah sebanyak tiga kali. Terakhir kali bulan lalu, selama satu minggu penuh Arya mengajakmu menikah, tapi kamu mengatakan tetap belum siap. Kenapa sekarang tiba-tiba kamu siap?" tanya Ayah Handoko.

"Meskipun aku belum siap, tidak seharusnya Paman menikahkan Arya dengan wanita lain, bahkan Arya saja tidak mengenal wanita itu. Bagaimana bisa mereka berdua menjalani kehidupan rumah tangga, jika mereka tidak saling mengenal, paman?" tanya Hany.

"Itu justru lebih bagus, berpacaran setelah menikah, dan saling mengenal setelah menikah, itu akan membuat hubungan rumah tangga menjadi lebih awet dan tidak membosankan," ucap Ayah Handoko yang seakan menjelma menjadi pria muda.

"Tapi paman ... "

"Cukup Hany! Paman bukannya tidak mau mempunyai menantu kamu, tapi Paman sudah memberikan kesempatan padamu yang sangat banyak, dan kamu menyia-nyiakannya. Jadi jangan salahkan Paman ataupun Arya, jika akhirnya yang menjadi istri Arya bukanlah kamu!" Ayah Handoko segera memegang pergelangan tangan anaknya dan seketika itu juga menyeretnya masuk kembali ke dalam aula.

Tentu saja jika Ayah Handoko sudah bertindak, tidak akan ada yang bisa membantahnya, sehingga Arya pun juga turut mengikuti langkah kaki ayahnya masuk ke aula lagi, meskipun dia tidak bisa melepaskan pandangannya pada Hany yang masih berdiri di samping mobilnya.

"Hmb ... ternyata dia sudah memiliki pacar, pantas saja komunikasi kami tidak baik selama kami mempersiapkan pernikahan ini."

"Oke... jadi ternyata aku sudah memiliki saingan yang jelas di depan mataku saat ini. Baiklah, aku tandai mukanya, siapa tadi namanya? Entahlah, aku juga tidak ingin mengingatnya," gumam Mery, yang sedari tadi ternyata sudah mendengar percakapan mereka dari balik tembok. Dia pun segera kembali ke aula dan melanjutkan pesta pernikahan hingga selesai. Meskipun wajah Arya saat ini sedang ditekuk, tapi dia tetap berusaha menikmati pesta pernikahan tersebut.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!