"Bapak gila ya!" sentak gadis itu.
"Iya, saya tergila-gila oleh kamu." bisikan serta kungkungan yang mampu membuat lawan bicaranya bergidik merinding.
Zander Wyat, menjadi orang gila hanya karena seorang gadis cantik berusia 19 tahun yang mampu membuatnya stres. Adik kecilnya mengacung tegak bahkan saat pertama kali bertemu dengan Leisha.
Kaburnya gadis itu membuatnya berupaya lebih keras bahkan hingga menjadi Dosen pengajar Leisha. Kenyataan pekerjaan sampingan gadis itu yang dipandang buruk dan terkesan negatif membuat Dosen satu ini memanfaatkannya agar bisa mendapatkan servis untuk adik kecilnya yang begitu mendamba Leisha.
"Ikut!"
"Ngapain?"
"Bercint*."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Olvi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DLTP
Sayur sop, Ayam kecap, Udang asam manis, Cap Cai, Ayam balado pedas, Ayam goreng, dan sayur asem. Itu semua adalah list makanan yang di masak oleh Zander pagi ini.
Sebagai pemasak yang bisa dikatakan tidak pemula tapi tidak pro juga, Zander memiliki bakat memasak namun sedikit, hanya saja dia tidak mengasahnya sehingga jika sekarang dia langsung memasak menu sebanyak itu sudah pasti tidak seperti makanan terenak yang dimasaknya.
Bukan dari youtube atau resep tulisan biasa, Zander bahkan memasak dengan bantuan dan ajaran langsung dari Chef di rumahnya. Sayangnya dia masih Harus meningkatkan kemampuan serta keahliannya lagi agar bisa mendapatkan kata enak dari Leisha.
Dia tak menyalahkan gadis itu, sayur tidak asin dan udang belum matang memang benar adanya. Dia tadi juga memakannya dan benar, sesuai seperti review yang diberikan Leisha.
"Berapa per sepuluh?" tanyanya masih menanti sebuah dukungan kalimat semangat dari wanita di sampingnya.
"lima per sepuluh," jawab Leisha seadanya.
"Berarti lumayan ya?" tanya Zander penuh binar.
Ting.
['Dateng ya! Undangannya sabtu malam di minggu ini!']
"Jangan main handphone ketika kita sedang bersama!" sahut Zander yang langsung menyahut benda berharga Leisha dan menyembunyikannya di saku celananya.
"Bapak apa-apaan sih! kembalikan handphone saya!" teriak Leisha dengan kesal, marah, dan muak yang bercampur aduk menjadi satu.
Tidak ada angin tidak ada hujan tiba-tiba handphone pun kena sasaran! "Boleh tapi cium dulu," ucap Zander sambil menyodorkan pipi mulusnya yang berwarna lebih gelap dari Leisha.
"Nggak! cukup ya pak, saya capek! cepat berikan setelah itu saya tidak akan mempedulikan apa yang bapak lakukan kedepannya." seru Leisha dalam sekali tarikan.
"Baiklah, baiklah. Maafkan calon suamimu ini ya, Sweety? Lain kali jangan melakukan kesalahan yang tidak aku suka, sayang!"
'Najis!' batin Leisha namun dia tetap diam tak menjawab apa pun.
Huft
Pada akhirnya Zander yang mengalah, dia sudah terlalu lama mengunci Leisha di ruangannya. Khawatir di luar mencurigai mereka, maka dampak paling buruk yang terkena adalah wanita, padahal dia yang pengen seperti ini. Dasar manusia-manusia kepo! Makhluk tuhan paling julid!
"Ini, setelah ini kamu tidak ada kelas kan? Cepat pulang dan jangan ke mana-mana! Nanti saya kirimkan makanan, saya tahu kamu akhir-akhir ini berhemat." ucap Zander bersamaan dengan tangannya yang menyerahkan handphone gadis itu.
"Kenapa bapak bisa tahu banyak hal tentang saya?" tanya Leisha lagi. Dia masih tak suka jika kenyataannya pria itu memang menguntitinya.
"Apa yang tidak saya tahu dari kamu? makanan kesukaan, jadwal kuliah serta ukuran dalaman kamu? semuanya saya tahu, Sweety." balas Zander dengan senyuman mematikannya itu.
Leisha menggenggam tangannya erat, tatapan matanya menajam. Tanpa banyak kata dia meninggalkan ruangan ini tanpa memberikan ucapan terima kasih karena telah memberikannya makanan secara gratis. Dia tak memedulikan itu karena bukan atas kehendaknya dia diberi makan tapi karena paksaan pria itu!
"Lucu sekali!" bukannya marah, Zander justru malah tersenyum kegemasan.
Melihat wajah apalagi pipinya yang merah merona dan mulutnya yang cemberut sungguh membuatnya gemas. Kenapa imut dan lucu sekali? Rasanya dia ingin mencubit dan menciuminya berulang kali!
Ting.
['Zander, beli setelan pakaian formal yang bagus. Ada acara sabtu malam minggu yang wajib kamu datangi']
Sebuah kiriman pesan yang bertulisan kata Papa pada identitas pengirimnya. Zander hanya menjawabnya singkat dan acuh, disuruh beli ya dia beli toh hanya beli dan memakainya.
Dia juga sudah tahu bagaimana watak perfeksionis sang papa yang selalu ingin melihatnya tampil keren dan bagus. Namun entah mengapa hari ini menyuruhnya beli pakaian baru, mungkin klien kali ini sangat penting.
['Ya']
Ting.
Dia beralih pada sebuah pesan baru yang di dapat oleh orangnya. Matanya menyipit namun tak lama dia bersikap kembali seperti biasanya.
['Tuan, usaha yang dikembangkan oleh Jonathan Van Sanjaya mengalami kebangkrutan.']
['Cari tahu mendalam tentang pria itu.']
Tertutup, Handphone keluaran terbaru dengan harga fantastis itu dimatikan olehnya lagi. Segera dia merapikan mejanya dan bersiap hendak pergi menuju kelas yang harus ia ajar.
Tidak terpikirkan olehnya bahwa acara yang dibincangkan adalah acara penting untuknya dan calon pendamping hidupnya atas kehendak kedua orang tuanya.
•••
"Kenapa aku tidak asing dengan wajahnya?" gumam Leisha sambil menatap tamu malam ini yang setiap tanggal ganjil selalu datang.
Tampangnya rupawan, tampan di usia tua dengan proporsi tubuh yang masih bagus. Sepertinya juga bukan orang kaya biasa, mungkinkah konglomerat? Memang kelab ini adalah tempat dengan harga yang lumayan.
Lokasinya yang berada di area khusus orang-orang kaya membuat brandingnya tinggi dan bagus. Tamu-tamu yang berdatangan selalu berduit, tak pernah ia temui orang dengan tampang miskin masuk ke sini. Mungkin juga karena ketat.
"Kamu! Kemari!"
Leisha menatap pada pria tua yang sejak tadi ia pikirkan. Terlihat kali ini pria itu sendiri, tidak seperti hari-hari sebelumnya yang selalu dengan teman apalagi dikelilingi wanita-wanita seksi yang memiliki pekerjaan sebagai wanita malam di sini. (Wanita pemuas) Berbeda dengannya yang hanya bekerja sebagai pengantar minuman.
"Ya?" setelah mengikuti perintah pria itu dia mendongakkan wajah dan bertanya.
"Duduk di sini," perintahnya sambil menepuk bagian sofa kosong yang ada di sampingnya. Begitu dekat dan kecil, Leisha jelas akan risih jika melakukannya itu.
"Saya hanya bekerja sebagai pengantar minuman, katakan apa pesanan anda akan saya buatkan, Tuan." tolak Leisha secara halus.
Muncul senyuman miring usai mendengar penolakan itu. "Duduklah, hanya sebentar. Aku ingin meminta tolong sesuatu, jangan khawatir. Aku tidak akan berbuat macam-macam."
"Tidak, Terima kasih tuan. Saya tidak bisa membantu anda selain mengenai pesanan anda." tolaknya lagi dengan berani. Tangannya bahkan terkepal erat mendapat tatapan penuh nafsu dari pria tua di hadapannya itu.
"Baiklah, pergi dan berikan aku bir."
Mata menyipit dengan senyuman miring muncul setelah Leisha keluar dari ruangan ini tanpa membantunya sama sekali. Maksud dari membantunya adalah menolong pada suatu hal yang berbau dewasa.
"Lucu sekali, mantan kekasih putraku?"
Bersambung.
hati2 leisha...