NovelToon NovelToon
Sayap Patah Milik Melodi

Sayap Patah Milik Melodi

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Konflik etika / Persahabatan / Angst / Penyesalan Suami
Popularitas:33.2k
Nilai: 5
Nama Author: Dae_Hwa

“Apa ... jangan-jangan, Mas Aldrick selingkuh?!”

Melodi, seorang istri yang selalu merasa kesepian, menerka-nerka kenapa sang suami kini berubah.

Meskipun di dalam kepalanya di kelilingi bermacam-macam tuduhan, tetapi, Melodi berharap, Tuhan sudi mengabulkan doa-doanya. Ia berharap suaminya akan kembali memperlakukan dirinya seperti dulu, penuh cinta dan penuh akan kehangatan.

Namun, siapa sangka? Ombak tinggi kini menerjang biduk rumah tangganya. Malang tak dapat di tolak dan mujur tak dapat di raih. Untuk pertama kalinya Melodi membuka mata di rumah sakit, dan disuguhkan dengan kenyataan pahit.

Meskipun dirundung kesedihan, tetapi, setitik cahaya dititipkan untuknya. Dan Melodi berjuang agar cahaya itu tak redup.

Melewati semua derai air mata, dapatkah Melodi meraih kebahagiaan? Atau justru ... sayap indah milik Melodi harus patah?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dae_Hwa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

SPMM28

"Saya bener-bener nggak sengaja, maaf ...." Nadia menundukkan kepalanya dalam-dalam. Entah kenapa ia tak memiliki nyali menatap manik pria berbingkai kaca mata di hadapannya.

Nadia saat ini tengah berada di ruangan kerja Dokter Andra. Dokter tampan itu meminta Nadia ke ruangannya untuk berbicara empat mata.

Wanita bertubuh gempal itu mengira, Andra pasti memanggilnya karena ingin meminta pertanggungjawaban atas perkara kopi panas yang menyiram jas-nya.

Suasana hening berlangsung cukup lama, sedikitpun tak ada tanggapan dari Andra. Nadia mengernyit, batinnya amat berisik.

'Mati nih orang?' Dengan gerakan perlahan, kepalanya sedikit mendongak. Berusaha mengintip ekpresi Andra.

Namun, Nadia buru-buru kembali menunduk saat netra mereka bertabrakan.

'Hiiih, kenapa diam aja sih nih orang. Respon kek, apa keeeek!' gerutunya di dalam hati.

Sekali lagi, Nadia memberanikan diri untuk sedikit mendongak. Matanya menatap lurus ke arah jas Andra yang kotor. Namun, tatapan itu perlahan turun, matanya menelisik ke arah area bawah perut yang turut tersiram kopi panas.

Ia meringis sambil melotot, lalu membatin, 'buseeeet, kena celana nya juga? Itu gambrut (gagah berambut) di bawah aman-aman aja kagak ya?'

Tanpa sadar, Nadia meneguk ludahnya. Menyadari hal itu, sudut bibir Andra terangkat satu.

"Nyut—nyut, Nad," celetuk Andra tiba-tiba.

Nadia terkesiap. Untuk beberapa detik, otak Nadia nge-lag sesaat. NYUT NYUT NYUT NYUT, kata-kata itu seakan menggema di dalam kepalanya.

TUK! TUK!

Ujung jari Andra mengetuk meja di depan Nadia, membuyarkan lamunan wanita itu yang sudah melalang buana entah ke mana.

"Bagian mana nya?" tanya Nadia tiba-tiba begitu tersadar. "EH?!"

Andra mengulas senyuman tipis saat Nadia secepat kilat membekap mulutnya sendiri. "Gigi saya nyut—nyut."

"AHAHAHAH," Nadia tertawa garing. "Iya, gigi ya, Dok. —Pantes, dari tadi diem. Saya kira lagi wirid dalem hati."

"Heum, intinya ... saya minta maaf ya, Dok," sambung Nadia. "Saya bener-bener lagi kalap dan nggak sengaja. Untuk kedepannya, saya bakal bersikap lebih tenang lagi kok (KALAU BISA)," tentu saja kata-kata terakhir hanya ia ucapkan di dalam hati.

"Jika Dokter merasa dirugikan dan memerlukan pertanggungjawaban saya, silahkan hubungi nomor yang tertera di kartu ini." Nadia menyodorkan sebuah kartu nama yang berisi email dan kontaknya.

Lalu, Nadia bangkit dari duduknya, sedikit menundukkan pandangan. Menatap mata Andra, entah kenapa membuat dirinya jadi tak percaya diri. "Kalau begitu ... saya pamit ya, Dok."

Nadia berbalik badan dan melangkah cepat, berjalan ke arah pintu. Ia ingin secepatnya keluar dari ruangan yang entah kenapa membuatnya sulit bernapas. Namun, langkah kaki yang terlihat seperti berlari, terpaksa harus berhenti ketika Andra memanggil namanya.

Wanita itu menoleh cepat, tetapi, Andra hanya terdiam cukup lama. Pria itu mengulas senyuman hangat, lalu berkata : Terimakasih, karena sudah memilih untuk terus hidup sampai sekarang.

Kalimat yang dilontarkan Andra membuat kening Nadia mengernyit. Namun ia tak menjawab, ia hanya mengangguk dan segera keluar dari ruangan itu, sambil membawa pertanyaan di dalam benaknya.

Sepeninggalan Nadia, Andra menghembuskan napas berat. Pria itu langsung menepuk-nepuk dadanya, sedari tadi jantungnya terus-terusan berdegup kencang.

"Sepertinya aku harus ke spesialis jantung besok," gumamnya.

Andra duduk di ruangannya dengan kepala yang terasa penuh. Ia menyandarkan tubuh di sofa, matanya menatap kosong ke arah meja kecil di depannya. Di sana ada dua cangkir kopi yang sudah dingin, tak tersentuh sejak ia membuatnya ketika Nadia masuk ke ruangan yang didominasi warna putih.

Pikirannya kini melayang, mencoba mengingat kejadian beberapa tahun silam—kejadian di mana perasaannya berkecamuk. Perasaan di mana ia pertama kalinya terpana akan kecantikan seorang wanita. Namun, ia turut iba pada wanita cantik itu. Wanita yang berusaha menghabisi nyawanya sendiri akibat terguncang karena di rudal paksa oleh pria bajingan. Wanita yang saat ini ia kenal dengan nama : Nadia.

Andra terkenang kembali di mana Nadia terbaring di atas ranjang dengan kondisi yang lemah. Ia tak sadarkan diri setelah di bius dengan dosis tinggi. Sudut bibirnya lebam, namun tetap cantik. Tulang selangka yang amat menonjol membuat Nadia terlihat ... miris.

'Si cantik yang malang.' Gumamnya di dalam hati seraya meletakkan sekotak cokelat di atas meja di sebelah ranjang Nadia.

Sekotak cokelat dengan selembar catatan kecil di atasnya : Saya tau ini semua berat. Tapi, saya berharap, kamu akan terus hidup dan menemukan cahaya mu. —Oh ya, kamu pasti cantik banget kalau tersenyum. Hwaiting!

Suara hujan rintik-rintik menarik Andra kembali ke masa kini. Ia meraih secangkir kopi yang sudah dingin, lalu buru-buru menyesapnya.

"Aku hampir nggak kenal dia, karena berat badannya bertambah sangat banyak. —Tapi, syukurlah ... dia terlihat baik-baik aja sekarang." Andra mengulas senyuman hangat.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Sedari tadi, Aldrick duduk termenung di sisi ranjang Melodi. Namun, pikirannya kini terganggu ketika pandangannya jatuh pada laci kecil di meja samping ranjang. Laci itu sedikit terbuka. Ia tahu tempat itu adalah tempat Melodi meletakkan barang-barang pribadinya semenjak dirawat.

Perasaan bersalah muncul sejenak, tapi rasa ingin tahu menguasai dirinya. Ia perlahan membuka laci itu, melihat beberapa kertas yang terlipat rapi. Salah satunya dengan cepat menarik perhatiannya. Itu adalah sebuah surat dengan tulisan tangan Melodi di amplopnya.

"Untuk Mas Aldrick."

Aldrick menelan ludah. Tangannya bergetar saat ia mengambil surat itu. Dengan hati-hati, ia membuka lipatan kertasnya dan mulai membaca.

 

Mas,

Kalau kamu baca surat ini, mungkin aku sudah nggak ada. Aku nggak tau kapan kamu akan menemukannya, tapi, aku harap kamu membacanya saat kamu siap. Aku ingin menulis ini karena aku tau aku nggak punya banyak waktu lagi, dan ada hal-hal yang nggak bisa aku sampaikan langsung ke kamu.

Mas, aku tau kita punya banyak salah paham. Aku tau aku sering merasa kamu nggak peduli sama aku, tapi aku sadar sekarang ... mungkin aku yang salah. Aku cuma terlalu takut kehilangan kamu, sampai aku lupa kalau kamu juga punya caramu sendiri untuk mencintai aku. Maaf kalau selama ini aku terlalu banyak menuntut, terlalu banyak mengeluh. Aku cuma ingin kamu tau, aku mencintai kamu. Selalu.

Tapi Mas, aku tau aku nggak bisa serakah dalam mengharapkan kesembuhan. Dokter sudah bilang, semua ini akan sulit, ‘kan? Jadi, aku cuma nggak mau kamu terlalu berharap.

Aku hanya bisa janji, ke mana jiwa aku berkelana, aku pasti pulang. Tapi Mas, kamu tau kan, nggak semua janji bisa ditepati di dunia ini? Aku takut kalau aku pergi, kamu nggak siap. Aku takut kamu nggak bisa melanjutkan hidup. Jadi, aku minta satu hal, ya? Kalau aku nggak ada nanti, aku mau kamu bahagia. Aku mau kamu menemukan seseorang yang bisa bikin kamu tersenyum lagi. Jangan terus-terusan hidup dalam kenangan tentang aku.

Aku tau ini berat, dan aku tau kamu nggak suka bicara soal ini. Tapi aku nggak mau kamu hidup dalam penyesalan. Aku cuma mau kamu tau, aku bahagia pernah jadi istri kamu. Kamu adalah rumah untuk aku, Mas. Walaupun kamu sering dingin, aku tau hati kamu hangat. Aku cuma ingin kamu percaya itu.

Terima kasih untuk semuanya. Aku mencintai kamu, Mas. Selalu.

Melodi.

 

Aldrick tidak sadar kapan air mata mulai mengalir di pipinya. Tangannya gemetar saat ia meletakkan surat itu di pangkuannya. Kata-kata Melodi menusuk hatinya, membuat rasa bersalah yang selama ini ada semakin menguat. Ia merasa dirinya gagal sebagai suami, gagal menunjukkan cinta yang sebenarnya ia rasakan untuk Melodi.

“Rick?”

Aldrick tersentak mendengar suara Nadia. Ia buru-buru menghapus air matanya, tapi terlambat. Nadia sudah melihat semuanya.

“Lo nangis?” tanya Nadia, berjalan mendekati Aldrick.

“Enggak,” jawab Aldrick cepat, meskipun suaranya serak dan matanya jelas memperlihatkan sebaliknya.

Nadia memutar mata, lalu duduk di sofa di sebelah Aldrick. Ia melihat surat yang ada di tangan pria itu. “Itu surat dari Melodi?”

Aldrick mengangguk pelan. “Gue nemu di laci.”

“Lo baca?”

Aldrick tidak menjawab, tapi ekspresinya cukup menjelaskan semuanya. Nadia menghela napas panjang, lalu menepuk bahu Aldrick pelan.

“Lo nggak salah baca, Rick. Dia emang sengaja nulis itu buat lo,” kata Nadia sambil tersenyum kecil. “Melodi selalu mikirin lo, bahkan di saat dia harus mikirin dirinya sendiri.”

Aldrick menggenggam surat itu erat. “Dia nggak pantas dapet suami kaya gue, Nad. Gue terlalu dingin. Gue nggak pernah nunjukin kalau gue sayang sama dia. Gue ... nyesal ...!”

“Rick, stop,” potong Nadia. “Lo nggak usah nyalahin diri lo terus. Melodi nggak pernah minta lo jadi sempurna. Yang dia mau cuma lo ada buat dia. Sekarang, lo masih punya waktu buat kasih itu ke dia. Gue yakin, dan lo juga harus yakin, kalau Melodi pasti akan bangun.”

Aldrick terdiam. Kata-kata Nadia masuk akal, tapi rasa bersalah itu tetap ada. Ia tahu ia tidak bisa mengubah masa lalu, tapi ia bisa mencoba memperbaiki apa yang tersisa dari waktu mereka.

“Lo harus kuat,” lanjut Nadia. “Melodi butuh lo. Kalau lo terus-terusan kaya gini, lo pikir dia bakal senang?”

Aldrick mengangguk perlahan, kemudian menunduk dengan air mata yang menitik. "Nad, bisa nggak untuk beberapa hari ke depan, lo bantu jagain Melodi? Gue ... ada keperluan yang mendesak. Gue, harus nyelidikin sesuatu. Dan, itu bakal bikin gue kesulitan dalam memantau kondisi Melodi. Lo... bisa, ‘kan?"

*

*

*

1
Erlian.A
😀😀😀😀😀😀😀
Dae_Hwa💎: /Joyful/
total 1 replies
Nur Adam
lnjut
Dae_Hwa💎: siap 💗
total 1 replies
Nur Adam
lbh
Riaaimutt
eh kenapa yak,, apa melewatkan sesuatu...hm
Riaaimutt: ok ok
Dae_Hwa💎: ada di next bab 💗
total 2 replies
Riaaimutt
dah lah 😭😭😭
Dae_Hwa💎: 😭😭😭😭😭
total 1 replies
istianah istianah
bagus melodi aq suka gayamu bicara ,lnhsung kena tu lwan ,😅
istianah istianah: bener tu lambe julid ,harus di lawan😜
Dae_Hwa💎: mental serasa di banting 😆
total 2 replies
💕Bunda Iin💕
diri mu hesti wanita sialan🤦‍♀️🤦‍♀️🤦‍♀️
Dae_Hwa💎: nggak nyadar diri ya kak 😌
total 1 replies
💕Bunda Iin💕
hahahaha benar itu dajjal akan sungkem sama vina berhati malaikat😂🤣🔥🔥 menyala melodi🥰
Dae_Hwa💎: menyalaaaa~ 🔥
total 1 replies
💕Bunda Iin💕
good job melodi😘😘😘💖💖💖
Dae_Hwa💎: 💪💪💪💪💪
total 1 replies
💕Bunda Iin💕
sami² thor 🥰🥰🥰semungut🥰😘💖
Dae_Hwa💎: /Kiss/
total 1 replies
💕Bunda Iin💕
lah ini napa emak² main nampar aja...waduh² ga sadar diri anak nya berulah malah nyalain orang lain🤦‍♀️😡
Dae_Hwa💎: buah jatuh tak jauh dari pohon 😃
total 1 replies
💕Bunda Iin💕
hahahahahahaha🤣🤣🤣🤣🤣
Dae_Hwa💎: /Curse/
total 1 replies
💕Bunda Iin💕
wkwkwkwk ada² aj lo nad kegetok ranting bisa kejang²🤣🤣🤣
Dae_Hwa💎: Nadia emang suka agak-agak 😃
total 1 replies
vj'z tri
aku pada mu thorrrr 🥳🥳🥳🥳🥳 semangattt 🥳🥳🥳🥳🥳
Dae_Hwa💎: 💗💗💗💗💗💗
total 1 replies
vj'z tri
😤😤😤😤😤😤😤yakkkk 😡😡😡😡😡
Dae_Hwa💎: Yihaaaaaa
total 1 replies
vj'z tri
ada ada ajj si author ini lah ....bikin ngakak berjamaah 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Dae_Hwa💎: 🤣🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
istianah istianah
aq selalu menunggu kak ,walau pun kangen tapi, aq tahan🤭🤭
istianah istianah: oke siap menunggu pokoe🥰
Dae_Hwa💎: Terimakasih, Kakak 💗
total 2 replies
Nur Adam
lnjut
Dae_Hwa💎: Siap 💗
total 1 replies
N Wage
maaf nih ya...maaf banget.
itu rumah makan menyediakan saksang,yg dari daging *bebi* kan?
Dae_Hwa💎: betul.
Di tmpt Author, warung medan halal, saksang nya pakai daging kerbau.
ya meskipun gak tau ya, beneran kerbau apa bukan 🗿
N Wage: oh iya ya,yg kalau dr daging kerbau utk sauadara kita di sumut,yg tidak
makan ba** dan anj***.
yg masaknya juga gak pakai darah.
total 3 replies
istianah istianah
ya allah sakit perut aq ...🤣🤣😂😂 ada"aja ide usilnya si nadia itu/Facepalm/
Dae_Hwa💎: 🤣🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!