Pohon Neraka Dunia terbelah, membebaskan miliaran jiwa pendosa ke dunia para ninja. Sementara itu di gunung yang berada di bawah kekuasaan Klan Naga Badai, tetua Klan Naga Badai memilih prajurit muda untuk mewarisi gulungan Dewa Badai dan Dewa Bayangan.
Inilah kisah Ren yang memulai perjalanan panjangnya menguasai peninggalan-peninggalan Dewa kuno serta pertempuran tanpa akhir melawan jiwa-jiwa yang terbebas.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon After Future, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 16: Makhluk apa itu?
Sesampainya di tempat asal suara tersebut..
“Aku yakin suaranya datang dari depan sini!” Cetus Ren.
“Dia memang ada disini, tapi kita tidak bisa melihatnya.” Kata ketua klan sambil mendongak.
“Ada apa?” Ren ikut mendongak tapi tidak menemukan apapun.
Ketua klan mengernyit, “Kenapa gadis kecil ini ada di rumahku? Pasti kau yang mengajaknya kan?” tanya ketua klan dengan tajam.
Ren yang tidak mengerti segera memainkan imajinasinya. Lalu dia sadar kalau gadis kecil yang dimaksud ketua klan, tidak lain dan tidak bukan adalah Yukio.
“Apa yang terjadi pada Yukio?” Ren sangat panik sampai tidak sadar menarik kerah baju ketua klan. Ketua klan menjawab dengan santai.
“Dia dilahap oleh Dimentia atau apapun namanya. Aku ragu dia masih hidup dengan kondisi seperti itu.”
Ren membebaskan belati dari sarungnya. Siap menyelamatkan Yukio meskipun tidak bisa melihat lawannya.
“Kau tidak bisa melihatnya. Kau belum menguasai ilmu Mata Elang, lalu bagaimana caramu menyelamatkan gadis itu?” tanya ketua klan disertai senyuman sinis.
Ren berkata dengan penuh keyakinan, seperti ada kekuatan terpendam yang membuatnya yakin dapat menciptakan keajaiban, “Kau perhatikan saja. Aku akan membuktikan padamu kalau aku bisa!”
Ren merogoh sesuatu dari kantong bajunya. Terdengar suara mendesis dari atas sana mirip suara ular kobra. Ren menunjukkan barang yang akan mengatasi masalahnya pada Ketua Klan. Sebotol bumbu masakan berwarna kuning yang biasanya Ren gunakan untuk menyedapkan masakan hasil buruannya.
Cssss...
Ren akhirnya bisa melihat wujud makhluk itu sedikit dengan bantuan selimut bumbu. “Dimana Yukio? Dimentia brengsek! Aku tahu sifat dia. Dia tidak pernah berbohong apalagi bercanda di situasi yang penuh ketidakpastian seperti ini!”
“KAU APAKAN YUKIO?!?!”
Makhluk itu meludahkan sesuatu. Saat sesuatu itu menabrak tanah, aku membiarkannya. Namun saat kekuatan gaib yang menyelimutinya hilang, dan sosok Yukio terlihat, aku segera bertindak dan menelan permen kodok pemberian Dai Sai.
Sambil memeriksa luka Yukio, Ren menunggu khasiat permen itu bereaksi. Ren berkata dengan penuh kemarahan, “Aku tidak akan memaafkanmu, makhluk jahat. AKU AKAN MENGIRIMMU KE NERAKA—TEMPAT RAJA IBLIS TERKUTUK ITU BERASAL!”
“Kekuatan ini...” Ketua klan menyipitkan mata saat merasakan Cakra yang begitu dahsyat keluar dari tubuh Ren.
Bukan hanya ketua klan yang merasakan Cakra besar itu, anak-anaknya, dan para penjaga juga merasakannya sehingga mereka semua langsung berkumpul di halaman depan yang dekat dengan miniatur patung pohon dunia.
Di hadapan semua orang, Ren memanggil Dai Sai sang naga penjaga perbatasan. Dai Sai dalam wujud roh, masuk ke tubuh Ren, dan memberinya kekuatan yang luar biasa. Dai Sai berkata pada Ren yang saat ini jiwanya kehilangan kontrol atas tubuhnya, “Aku hanya akan membantumu sekali bocah. Apa yang kau inginkan?”
Ren menjawab dengan mantap, “Selamatkan temanku Yukio, dan bunuh monster yang menyerang!”
Dai Sai menggeleng, sontak membuat Ren terkejut, “Satu saja bocah! Kau kira aku babumu?”
Ren mengernyit, tujuan utamanya adalah menyelamatkan Yukio—cinta pertama mendiang Ren Ren.
“Selamatkan Yukio. Aku sendiri yang akan mengalahkan monster itu.” Ucap Ren dengan mantap.
Dai Sai segera mengabulkan permintaan Ren. Dia menggunakan kontrol cakranya yang luar biasa untuk memperbaiki jaringan tubuh Yukio yang rusak, hingga gadis itu, yang awalnya hampir mirip onggokan daging kembali menjadi manusia yang utuh, gadis muda yang cantik jelita, yang senyuman dan tawanya menghangatkan dunia.
Ren Akhirnya bisa bernafas lega, melihat Yukio baik-baik saja. Setidaknya untuk sekarang.
Yukio membuka matanya. Rasanya seperti bangun dari mimpi yang panjang. Dan tubuh pemuda yang mendekapnya saat ini, sangat hangat dan lembut. Yukio butuh waktu untuk memahami apa yang telah terjadi. Mengapa dia masih hidup setelah diterkam oleh monster dan mengapa Ren memeluknya seakan-akan dialah yang menarik Yukio kembali ke dunia yang kejam ini.
“Ren...” Yukio berkata dengan lirih.
Ren menatap Yukio dengan lembut, tidak melonggarkan pelukannya. Ren menampilkan senyum bahagia yang tidak pernah dia tunjukkan kepada siapapun kecuali Yukio sebagai yang pertama.
“Yukio... Kau tidak apa-apa?”
“Aku... Harusnya sudah mati kan?” Yukio balik bertanya.
“Dai Sai menyelamatkanmu. Jangan khawatir, aku akan melindungimu mulai sekarang.” Ucap Ren dengan lembut serta tulus.
Yukio masih linglung tapi tidak melawan ucapan Ren. Gadis itu lantas menyandarkan pipinya di bahu Ren, mencari kenyamanan.
Ketua klan menatap makhluk misterius itu. Ren juga penasaran. Bagaimana bisa makhluk itu melewati dinding penghalang pegunungan? Ren memikiki jawabannya, tetapi tidak yakin. Tapi setelah melihat makhluk itu tidak gentar meski dikepung oleh ketua klan dan ninja rank A lainnya, Ren akhirnya percaya dengan teorinya sendiri.
“Makhluk ini pastilah salah satu dari 7 Jenderal Dosa Besar!”
Ren tersenyum sumringah. Lalu berkata lagi, “Jika dia muncul disini justru bagus. Tidak peduli sekuat apapun Jenderal Dosa Besar, kami tetap akan membinasakannya disini!”
Shin Sora melirik Ren. Jantung gadis itu berdetak kencang saat mendengar pengakuan barusan. “Ren...” ucapnya nyaris berbisik.
Ren yakin sekali kalau makhluk tak terlihat yang menyerang Yukio hari ini adalah salah satu Jenderal Raja Iblis. Mengapa demikian? Pertama, makhluk ini bisa muncul dengan tiba-tiba di kediaman ketua klan. Kedua, dia sama sekali tidak gentar berhadapan dengan ketua klan Naga Badai yang punya kekuatan setara 1000 shinobi rank A. Jangankan manusia, seekor naga saja bisa langsung jatuh berlutut ketika merasakan hawa intimidasi milik ketua klan.
***
Beberapa jam sebelumnya. Di desa yang dikuasai oleh pasukan iblis dan bertambah lagi pasukan Dimentia (Penyembah Raja Iblis), salah satu Jenderal Raja Iblis yang dikenal dengan nama Dori ‘Dosa Iri’ menyelesaikan makan siangnya dan membuat portal menuju kediaman ketua klan Naga Badai.
“Aku membutuhkan lebih banyak makanan bernutrisi, baru bisa membuat portal yang cukup besar untuk membawa seluruh Jenderal.” Gumam Dori, si iblis berwujud Ular.
“Dori, kau mau menyeberang dimensi ya? Boleh aku ikut?” tanya Jenderal lainnya yang memiliki wujud Lobster.
***
“Aku tidak tahu siapa yang mengirimmu kesini, atau bagaimana caramu masuk. Siapapun yang mengganggu ketentraman rumahku akan kuhabisi tanpa terkecuali.”
Anak-anak ketua klan mengangguk mantap. Mereka membebaskan senjata masing-masing dan tanpa aba-aba langsung menyerang Dori si Dosa Iri.
“Hati-hati! Dia punya mulut selebar danau!”
Peringatan dari Ren datang terlambat. Saat anak-anak ketua klan menyerang Dori, Dori membuka mulutnya hingga selebar danau. Kediaman ketua klan pun dihancurkan oleh mulut Dori yang terus membuka hingga menyaingi ukuran sebuah danau.
Ren terlempar sejauh 20 meter ke belakang. Dia masih memeluk Yukio dengan erat. "Ren... Kenapa?"
"Jangan khawatir, Yukio. Aku akan melindungimu karena kau adalah warisan Ren Ren!" Alvien berteriak penuh semangat di hatinya.