Dunia kultivator.
Yang kuat menindas yang lemah, yang lemah menjadi abu sehingga setiap orang berusaha untuk menjadi kuat.
Di Klan Qing.
Seorang pemuda yang ternyata memiliki takdir langit terlahir dengan fisik yang lemah, sehigga menjadi bahan ejekan para murid klan lainnya. Keberadaanya yang di pandang sebelah mata tiba-tiba mengejutkan semua orang.
Bagaimana kisah perjalanan hidupnya? Simak terus ya Kak PBTB.
Karya ini hadir terinspirasi oleh author-author keren yang ada di mangatoon. Terima kasih kepada Shujinkouron. 🙏.
👉 Belum di perbaiki. 🙏
Terima kasih. 🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yudhistira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
8. Murid tingkat langit
Pagi yang cerah menyinari benua teratai biru.
Di Kota Perak.
Klan Qing terlihat hiruk pikuk. para murid mulai berdatangan memenuhi halaman pertandingan.
Mereka dengan antusias terus berduyun-duyun untuk menyaksikan pemilihan murid tingkat langit.
Dikursi kehormatan.
Telah hadir Patriark Qing Long, Tetua Agung Qing Zhi dan para tetua lainnya. Selain itu, juga sudah hadir kedua putra kembar Patriark Qing He Long dan Qing Hye Long.
"Lihat!, pria tampan dan wanita cantik itu datang lagi." ucap para penonton ketika Qing Peng dan Istrinya terbang menuju kursi kehormatan klan.
Tidak ketinggalan para murid tingkat bumi yang terpilih satu hari sebelumnya juga telah hadir untuk melihat pertandingan tersebut. Tampak Yang Gang, Qing Ling dengan senyum manisnya dan Qing Xiao duduk di kursi kehormatan para murid.
"Haha... baiklah pertandingan pemilihan murid tingkat langit akan dimulai!" ucap tetua Qing Zhi dengan suara lantang memecah kebisingan hingga menjadi tenang.
"Babak pertama adalah pertarungan individu. Setiap orang boleh menantang siapa saja. Siapa yang mampu memenangkan lima puluh kali pertarungan, dia akan masuk pada babak kedua. Aturannya, setiap orang diberikan tiga kali kesempatan. Jika kalah sebanyak tiga kali maka yang bersangkutan dinyatakan gagal. Selain itu, setiap penantang akan diberikan jeda istirahat setelah memenangkan sepuluh kali pertarungan."
"Baiklah pertarungan dimulai!".
"Keponakan ketujuh, silahkan." ucap tetua Qing Zhi mempersilahkan Qing Peng untuk melepaskan mantra perlindungan di atas arena pertempuran
Qing Peng melompat terbang dari kursinya lalu membuat segel tangan. Whus... formasi mantra perlindungan muncul.
Swhus...formasi mantra tersebut menutupi arena pertempuran.
Setelah selesai membuat mantra perlindungan, Qing Peng dengan hormat menangkupkan tangan dan tersenyum pada semua orang lalu duduk kembali pada kursinya.
Semua mata generasi muda takjub, mereka melihat mantra perlindungan legendaris klan diciptakan di depan mata mereka. "Mantra perlindungan tingkat tinggi." gumam para pemuda dan para tetua. Itu adalah mantra petir angin." ucap yang lain. .
"Haha akhirnya aku tahu teryata pria itu adalah saudara Qing Peng pahlawan besar klan kita." gumam para anggota klan dari keluarga cabang."dan itu pasti istrinya Ling Yun." guman para pemuda lainya.
"Ngomong-ngomong, bukankah mereka telah memiliki putra?" ucap anggota klan lainnya. Karena selama pertandingan, kedua orang tersebut selalu datang berdua.
"Iya, aku dengar putranya lemah dalam kultivasi, dan kekuatan fisiknya sangat lemah." ucap Qing Nan menimpali.
"Kasihan putranya, tidak seperti kedua orang tuanya. Kehadirannya hanya menjadi aib. Sungguh menyedihkan." ucapnya.
Tiba-tiba wajah Qing Nan menegang, tatapan tajam Qing Peng dan Ling Yun terarah padanya. Keringat dingin mulai menetes dari keningnya.
"Saudara Qing Nan, apa yang terjadi?" tanya Qing Liu Lan saat melihat Qing Nan dengan wajah yang tiba-tiba memucat.
Qing Nan tidak dapat menjawab, hanya wajahnya terus menegang. Lalu Qing Liu Lan mengarahkan pandangannya dan melihat tatapan Qing Peng dan Ling Yun mengarah padanya.
Dengan cepat Qing Liu Lan menarik wajahnya. Keringat dingin juga mulaibmenetes dari dahinya.
"Ah... Sepertinya aku dikutuk." desahnya sambil menundukan kepalanya. Yang dia tidak ketahui, bagaimana Qing Peng tau mereka membicarakan putranya.
Di kota perak, kultivator tingkat surga merupakan eksistensi tanpa tanding, dimana mereka sudah memilki tingkat persepsi dengan baik. Mereka dapat mendegar suara angin, bahkan suara jangkrik dari jarak puluhan meter.
Begitupun dengan Qing Peng dan Ling Yun. Hanya saja banyak yang tidak tahu apa tingkat kultivasi Ling Yun. karena tingkat kultivasinya yang tidak terbaca sama sekali. Bahkan banyak yang mengira Ling Yun bukan seorang kultivator.
Pertarungan di atas panggung terus berjalan. sudah ada dua puluh orang yang memiliki kemenangan sepuluh kali pertarungan, tiga puluh orang dengan tiga puluh kali kemenangan dan dua orang dengan empat puluh kali kemenangan.
Dari ribuan peserta banyak sudah gagal tetapi pertarungan tersebut terus berlanjut. Semua orang tampak fokus dan antusias menonton pertarungan demi pertatungan, demikian juga dengan para petinggi klan dan tamu undangan.
_________
Gunung petir.
Didalam dunia kecil.
Tidak terasa sudah dua tahun berlalu. Qing Ruo terus berlatih jurus dan kultivasi untuk meningkatkan kekuatan dan kemampuannya.
Dengan dukungan tipe tubuh yang unik serta darah Dewa Luo yang mengalir dalam darahnya kemampuan kultivasinya meningkat dengan cepat.
"Ayah, saat ini aku sudah menjadi kultivator langit tingkat puncak" ucap Qing Ruo senang.
"Bagus, aku sangat senang mendengarnya." ucap Luo Feng menatap Qing Ruo dengan bangga.
Luo Feng tahu, bahwa untuk melewati setiap tingkatan, ada tiga tingkatan kecil yang perlu dilewati dan itu tidak mudah.
"Ayah, aku rasa sudah cukup lama aku meninggalkan ibu, aku takut dia cemas." ucap Qing Ruo pada gurunya di sela-sela waktu bersantai di tepi danau petir ungu.
Sudah setahun yang lalu, Qing Ruo pindah dari danau petir emas dan berlatih di danau petir ungu.
"Haahah... Ruo er, apakah kau merasa demikian?" tanya Luo Feng.
" Ya Ayah, aku merasa aku sudah terlalu lama, dan aku juga ingin melihat perkembangan dunia luar." ucapnya dengan mata menerawang sambil mengingat wajah gadis yang selalu dirindukannya serta wajah hangat ibunya.
"Aku berjanji, setelah selesai menemui ibuku, aku akan kembali lagi." ucapnya.
"Haha Ruo er, baiklah. Aku mengizinkanmu." ucapnya sambil menatap danau petir yang berderak-derak.
"Pulanglah dan mulai pertualanganmu. jika ingin kembali kembali berlatih di tempat ini juga boleh." ucap Luo Feng menatap Qing Ruo dengan hangat lalu mengibaskan tangannya.
Swhus....
Dua kotak item mengambang dihadapan Qing Ruo.
"Ruo er, ini adalah armor emas petir langit atau juga disebut armor jangkrik emas dan ini adalah pedang Langit Biru, pedang pusaka klan Luo." ucapnya sambil menyerahkan dua senjata tingkat dewa itu.
"Armor emas petir langit ini merupakan item senjata dewa kekuatannya dapat menahan puluhan serangan dan tiga kali serangan dengan kekuatan dewa. Untuk menggunakan armor, dirimu harus membuat segel jiwa dengan darahmu."
"Sedangkan pedang langit biru ini adalah pedang yang telah menemaniku selama ribuan tahun. Aku bahkan pernah mewariskankan pada Luo Jian Putraku. Kamu dapat menggunakanya kapan saja karena darahmu dan darahku sudah terhubung langsung dan terikat langsung dengan pedang."
Mata Qing Ruo terbelalak mendengar penjelasan dua benda yang ada dihadapannya.
"Ayah terima kasih." ucap Qing Ruo senang.
"Ayah, apa artinya kekuatan dewa?"
"Ruo er, tingkatan kultivasi itu tidak terbatas pada tingkat surga, di atas itu ada tingkatan lagi. Nanti kau akan mengetahuinya." ucap Luo Feng.
"Baiklah. Ini adalah lencana Klan Dewa Luo." ucapnya memberikan Qing Ruo sebuah lenvcana berbentuk burung phoenix emas. Ditengah dadanya lencana tersebut terdapat giok biru yang berisi kekuatan alam yang tampak hidup dan bergerak-gerak.
"Ruo er, Lencana ini hanya ada dua. Satu padamu dan satu lagi milikku. Ini akan menjadi identitasmu sebagai murid dan putraku. Suntikan kekuatan jiwamu pada giok biru itu!" Perintah Luo Feng.
"Baik ayah." jawab Qing Ruo dan menyimpan lencana phoenik emas di dalam cincin penyimpannya.
"Haha... Ruo er, selama ini aku telah mengubah kekuatan hukum ruang dan waktu untuk melatih kemampuanmu. Satu tahun didunia ku sama dengan satu bulan di dunia luar. Jadi jangan cemas." ucapnya.
"Ayah, apa maksudnya itu?".
"Ruo er, aku tahu kamu seorang jenius yang cerdas. Suatu saat kamu akan melampaui diriku. Aku sudah membuka ketujuh kitab pusaka klan Luo. Tetapi karena aku tidak secerdas dirimu, kemampuan ku dalam memamahaminya tidak begitu hebat. Aku harap kamu dapat melampauiku." ucapnya penuh harap.
"Selama ini dirimu sudah membuka dua kitab dari ketujuh kitab tersebut. Jika dirimu sudah dapat menguasai empat kitab dari tujuh kita itu, kamu akan menguasai hukum-hukum Ruang dan waktu. Sehingga dirimu dapat membuat dunia kecil, mengubah ruang dan waktu dan sebagainya."
"Ruo er, tetap fokus, dan buka kitab itu secara berurutan sesuai dengan perintahku. Pelajari dengan tuntas, jika kamu sudah menguasai ketujuh kitab itu, maka kamu akan menyadari betapa kecilnya diri kita ini." ucap Luo Feng.
"Baiklah, aku tidak akan menunda kepergianmu. Terus berlatih diluar dan jelajahi seluruh benua biru dan tingkatkan kekuatanmu. Aku akan merindukamu. Selain itu, kamu dapat masuk dan pergi sesuka hatimu di tempat ini. Karena tempat ini sudah menjadi milikmu." ucapnya sambil menatap Qing Ruo dengan tatapan hangat.
"Baik Ayah aku akan pergi."
Setelah memberi penghormatan dengan bersujud tiga kali Qing Ruo meninggalkan dunia kecil.
Setelah kepergian Qing Ruo.
"Sepertinya aku juga ingin melihat benua teratai biru lagi. Sudah ratusan tahun aku berkultivasi di tempat ini," ucapnya lenyap seperti angin.
_____________
Klan Qing.
Di arena pertempuran.
Pertarungan terus berlanjut. Ada banyak para kultivator tingkat langit yang bertarung dengan silih berganti.
Tiba-tiba pemuda dengan kepala tertutup kain hitam bercadar emas memasuki arena pertempuran.
"Sungguh berani. Tanpa aura kultivasi tapi memasuki arena pertempuran. Apakah dirimu mencari mati?" teriak seorang pemuda langsung melesat menyerang.
Boom...
Tidak ada yang tahu, tiba-tiba pemuda sangar yang menyerang pemuda bertopeng emas tersebut terlempar keluar dari arena pertempuran dengan muntah darah. Wajahnya berubah pucat seperti selembar kertas.
"Lihat, pemuda bertopeng itu!" ucap para penonton terkejut.
"Bagaimana mungkin, kita bahkan tidak sempat melihatnya melakukan gerakan. Apakah pemuda itu kultivator setan?" gumam kerumunan heran.
Walaupun demikian, banyak para kultivator tingkat langit yang silih berganti menyerang tetapi mereka dikalahkan dengan serangan tunggal hingga terlempar keluar dari arena pertempuran dengan dengan berbagai luka.