NovelToon NovelToon
3 IMPIAN

3 IMPIAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Duda / Mengubah Takdir / Chicklit
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: Lel

Tiga gadis desa yang memiliki pemikiran sama, tidak mau menikah muda layaknya gadis desa pada umumnya. Mereka sepakat membuat rencana hidup untuk mengubah citra gadis desa yang hanya bisa masak, macak dan manak di usia muda, menjadi perempuan pintar, santun, dan mandiri.

Nayratih, dan Pratiwi terlahir dari keluarga berada, yang tak ingin anak mereka menikah muda. Kedua orang tua mereka sudah berencana menyekolahkan ke luar kota. Terlebih Nayratih dan Pratiwi dianugerahi otak encer, sehingga peluang untuk mewujudkan citra perempuan desa yang baru terbuka lebar.

Tapi tidak dengan, Mina, gadis manis ini tidak mendapat dukungan keluarga untuk sekolah lebih tinggi, cukup SMA saja, dan orang tuanya sudah menyiapkan calon suami untuk Mina.

Bagaimana perjuangan ketiga gadis itu mewujudkan rencana hidup yang mereka impikan? ikuti kisah mereka dalam novel ini.
Siapkan tisu maupun camilan.
Selamat membaca

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

CURIGA

Mina sesenggukan, memeluk setiap rekan toko yang beberapa bulan ini sudah memberi pengalaman hidup luar biasa. Meski di toko ini Mina berakhir dengan kecewa.

Hari ini, hari terakhir Mina di toko. Ia mengajukan resign dan akan kembali ke desanya untuk menemani sang ayah, akunya pada rekan kerja. Namun di balik itu, Mba Kia hanya menutup mulut rapat sembari menahan tangis, ia sangat tahu alasan itu hanyalah bualan yang sudah dirancang oleh Bu Tyas.

Tepat pelukan terakhir bersama Mbak Kia, tangisan Mina semakin keras. Pelukan erat Mbak Mina mengisyaratkan bahwa ia harus kuat. Dunia memang tak adil untuknya, tapi percayalah selalu ada pelajaran hidup yang berarti.

Mina memesan taksi, menuju apartemen yang sudah disiapkan oleh Bu Tyas. Ia mendapat alamat apartemen tadi malam dengan berbagai aturan yang berlaku. Sungguh, Mina merasa hidupnya sudah tidak ada gunanya.

Tiba di apartemen, Mina hanya berdiri menatap jendela dengan pemandangan gedung pencakar langit. Ia sedang menunggu Bu Tyas dan Pak Bastian.

Wi 😭

Mina sengaja mengirimkan pesan singkat pada Tiwi. Namun sampai Bu Tyas datang, Tiwi tak juga membalas. Percayalah, Mina sangat membutuhkan sang sahabat, setidaknya untuk meyakinkan hatinya untuk tetap teguh berdiri menjalani takdir ini.

"Besok, kamu dan suamiku akan menikah. Jangan lupa segala macam aturan yang berlaku dalam perjanjian itu!" ucap Bu Tyas sinis.

Pak Bastian duduk dengan angkuh sembari menatap sang istri kemudian menatap Mina. Pada akhirnya ia menerima tawaran sang istri untuk menikahi perempuan lain hanya demi keturunan. Pak Bastian tampak tak banyak bicara, ia sendiri juga bingung bagaimana menjalani pernikahan kedua ini.

Mau langsung menggauli Mina selepas akad, kok rasanya terlalu grask-grusuk. Mau ngobrol terlebih dulu? Sepertinya Mina tak seramah itu dengan dirinya. Pak Bas hanya bisa mimijit keningnya saja.

Bu Tyas dan Pak Bastian tak lama di apartemen, menjelang senja keduanya pulang. Mina sekarang sendiri. Ia masuk ke kamar utama, segera berbaring. Kepalanya terlalu berat, hingga ketiduran.

Nape Min? Sini main ke kos dong, kasihani anak kos seperti aku, Mina. Yang butuh camilan roti.

Tiwi baru membalas pesannya, pasti lagi sibuk, dan anak itu pasti malas keluar beli makan. Dasar.

Mina hanya tersenyum getir, masa remajanya setelah ini berakhir. Hatinya dipaksa untuk berpikir segera menjadi janda, karena Mina tahu harapan dinikahi Pak Bastian dengan niat baik tidak akan terjadi. Sepasang suami istri itu telah dibutakan dengan harapan yang tinggi, tapi kesabarannya setipis tisu.

Hingga tengah malam, Mina tak bisa tidur. Pikirnya mungkin di tempat baru, padahal kepalanya sudah berat.

Tepat pukul 1 dini hari, suara pintu utama terbuka. Spontan saja saja Mina menoleh, ruang tamu mendadak menyala, Mina kaget setengah mati. Pak Bastian datang tanpa sang istri.

Tubuh Mina gemetar seketika, jangan sampai Pak Bastian punya pikiran negatif hingga menyerang Mina sebelum akad.

"Belum tidur?" tanya Pak Bastian santai, bahkan wajahnya tidak menunjukkan ekspresi terkejut karena ketahuan Mina datang ke apartemen ini.

"Kenapa Bapak kemari?" tanya Mina sedikit ketus. Ia memberanikan diri untuk protes akan kehadiran Pak Bastian.

"Duduklah!" Pak Bastian duduk terlebih dahulu, Mina pun menurut dan jaga jarak dengannya. Mereka duduk berhadapan, dengan Mina merapal semua doa agar dilindungi dari niat jahat.

Pak Bastian kemudian mengeluarkan beberapa paper bag, dan menyodorkan pada Mina.

"Buat kebutuhan kamu. Saya tahu, istri saja sangat membatasi kebutuhan kamu. Kamu jangan khawatir, meski status kamu nanti istri siri saya, saya tetap memberi nafkah di luar jatab yang diberikan istri saya. Sebelumnya saya minta maaf telah menyeret kamu dalam permasalahan rumah tangga saya. Saya juga gak mau mendapatkan anak dengan jalan seperti ini, namun pada akhirnya saya menyetujui karena saya gak mau melihat istri saya kambuh lagi."

Mina menatap Pak Bastian, seakan bertanya, "Sembuh? Emang Bu Tyas sakit apa?"

"Dia pernah sakit mental karena kecemasan tak kunjung hamil, jadi saya gak mau istri saya seperti itu lagi. Memang rizekinya kamu mungkin, karena sebelumnya tidak ada yang mau."

"Kalau saja ayah saya gak sekarat, mungkin saya tidak akan menerima tawaran ini!"

"Aku tahu!"

"Aku hanya mengunjungimu sehari saja tiap minggu, cukupkan?"

Mina bergeming, boleh tidak menjawab tak usah mengunjungi juga tak apa.

'Semoga kamu cepat hamil," ucap Pak Bastian lalu pergi. Mina hanya diam, tak menjawab apapun. Memang lebih baik cepat hamil, agar ia tidak terlalu lama kontak fisik.

Sepeninggal Pak Bastian, Mina melihat isi paper bag tersebut. Ada ponsel dengan lambang apel tergigit, beberapa dress, kemeja, dan piyama tidur, sandal, sepatu maupun make up.

"Seserahan?" gumam Mina sinis.

Namanya anak yang serba pas-pasan, dikasih barang dengan tag harga ratusan ribu bahkan ada yang juta bikin Mina ngomel, "Orang kaya, beli baju saja harga segini gak sayang uang sama sekali!"

"Apaan baju tidur harga segini," dan omelan lainnya. Namun, ada sisi bahagia di hati Mina bisa menggunakan barang-barang itu.

Pernikahan mustahil pun terjadi, sangat sederhana dan Mina tak menangis sama sekali. Sudah mati rasa. Pak Bastian juga gak terlalu membuka omongan.

Malam pertama dilalui keduanya dengan hampa. Tak ada suasana romantis, Mina pun terbujur kaku toh sebatas membayar hutang. Usai menuntaskan malam pertama, Pak Bastian tanpa pamit juga langsung keluar apartemen.

"Ya Allah, semoga aku cepat hamil!" ucap Mina sembari tertatih menuju kamar mandi.

Tiap hari Mina sudah seperti nyonya besar, entah Bu Tyas atau Pak Bastian sudah mengirimkan seorang ART untuk membersihkan apartemen ini. Bahkan untuk memasak, Mina juga tidak diperkenankan. Kerjaan Mina hanya rebahan sembari buka ponsel.

Pagi ini, Mina sengaja ke kos Tiwi. Katanya sang sahabat sedang sakit. Ia membawakan roti dan beberapa camilan untuk Tiwi. Lagian Mina juga bosan di apartemen, ia tak perlu izin ke Bu Tyas dan Pak Bastian. Mereka berdua masih ada sisi baiknya, membiarkan Mina melakukan kepentingan pribadi.

"Katanya sakit?" sindir Mina saat tiba dan melihat Tiwi sedang duduk di meja belajarnya.

"Badan sakit, tapi deadline masih belum tuntas. Hah, untung saja hari ini diliburkan!"

"Emang boleh gitu diliburkan?" tanya Mina sambil menata bubur ayam ke dalam mangkok.

"Suka-suka dosennya lah!" ucap Tiwi. Menoleh ke arah Mina yang sudah lama tak bersua.

Tiwi melongo. Matanya terpaku dengan penampilan Mina. Tiwi melihat dari atas hingga bawah, semua tampak berbeda.

Apalagi saat Mina mengeluarkan ponselnya untuk memotret dua mangkok bubur ayam, Tiwi melirik ponsel tersebut. Fix, aneh!

Tiwi semakin melongo saat tahu dua tas ala toserba tak jauh dari tas Mina. Sebanyak itu Mina membawa camilan, dan tunggu dia naik gaji?

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!