NovelToon NovelToon
Idolaku

Idolaku

Status: sedang berlangsung
Genre:Duniahiburan / Showbiz / Slice of Life
Popularitas:747
Nilai: 5
Nama Author: aisetsuna

mengagumi Idola, hingga jatuh cinta dan ternyata gayung itu bersambut.
bagaimana rasanya.???

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aisetsuna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kemarahan Jeano

Kelima orang yang baru saja memasuki ruangan meeting, menempati tempat duduk kosong yang ada di depan mereka. Yuan sama sekali tidak mengenal kelima orang tersebut, dia memandang ke arah Alen namun Alen tidak memperhatikannya.

Kemudian Yuan memandang ke arah Jeano. Jeano yang menyadari kebingungan Yuan mendekatkan kepalanya ke arah Yuan dan berbisik memberikan sedikit penjelasan.

"mereka adalah orang orang yang terlibat dalam penyelidikan kasusmu, perempuan itu adalah kakakku." jelas Jeano sembari memandang ke arah kakaknya.

Yuan kemudian memandang ke arah kakak perempuan Jeano, dan mendapati wanita itu kini memandang ke arahnya dan tersenyum. Yuan kemudian sedikit menundukan kepala sebagai tanda salam dan hormat.

"kenapa kau tidak bilang kepadaku kalau akan ada acara seperti ini." ucap Yuan berbisik.

"kau hanya cukup diam dan perhatikan, biar kami yang menyelesaikan semua." ucap Jenao.

saat Jeano berhenti bicara dengan Yuan, manager Bram membuka rapat dan memperkenalkan orang orang yang berada di sana.

"selamat siang semuanya, terima kasih sudah bersedia hadir memenuhi undangan kami. Mungkin ada beberapa rekan rekan di sini yang masih bingung dan tidak saling mengenal, sebelum saya melanjutkan maksud dari pertemuan ini saya akan memperkenalkan." ucap manager Bram sebagai pembuka.

"anda anda semua pasti sudah tidak asing lagi dengan mereka mereka ini, para member dari Seven Miracle. Kemudian di sini juga ada aktor dan model dari negeri seberang Alen dan Kai, kemudian ada korban dari insiden kemarin Yuan dan sahabatnya Meri." manager Bram memperkenalkan para Member dan yang lainnya.

"dan kalian, perkenalkan mereka ini adalah para petugas dan detective yang menangani tragedi yang menimpa Yuan, ada bapak Jhony selaku direktur dari perusahaan keamanan Miracle Global Secure, ibu Jean selaku direktur dari perusahaan intelengency Global Secure dan dua orang detective dari perusahaan yang sama, serta bapak bapak Inspektur dari kepolisian setempat." lanjut manager Bram.

"bapak bapak dan ibu sekalian, mengenai tragedi yang menimpa Yuan, apakah ada laporan terbaru yang bisa diberikan kepada kami." ucap manager Bram, setelah menjelaskan panjang lebar.

"menurut team yang melakukan olah TKP dan menganalisa olah kejadian, penembakan tersebut baru bisa di lakukan jika pelaku melakukan penembakan dari jarak kurang dari dua ratus meter. Artinya pelaku berada di antara kerumunan penonton yang berada di barisan VIP. Namun berdasarkan laporan dari pihak keamanan yang melakukan evakuasi, tidak ada satupun penonton yang berada di bangku VIP yang membawa senjata tajam ataupun sejenisnya." ucap salah satu inspektur kepolisian menjelaskan.

"jika tidak di temukan siapapun yang membawa senjata tajam saat mereka melakukan evakuasi, kemungkinannya pelaku meninggalkan senjata di TKP atau bisa jadi pelaku kabur melalui pintu keluar yang lain." ucap Meri.

"kemungkinan pertama sudah pasti terpatahkan, karna setelah semua penonton di evakuasi, team kami melakukan penyisiran di semua area untuk mencari sesuatu yang mencurigakan. Namun selama satu minggu team kami melakukan penyisiran, mereka tidak menemukan apapun." jawab inspektur yang lainnya.

"kemungkinannya tinggal satu." ucap Ian.

"tapi jika menggunakan kemungkinan terakhir, jalan yang harus di lewati adalah jalan para staff dan crew yang bertanggung jawab atas acara tersebut. itu artinya... " inspektur tidak melanjutkan kalimatnya, hanya memandang semua orang yang ada di depannya satu persatu.

"bagaimana jika sekutu dan komplotannya yang membersihkan." ucap Yuan.

Pernyataan Yuan itu tentu saja membuat semua orang yang berada di sana memandang kearahnya.

"apa maksudmu.?" ucap Hyungga.

"bagaimana jika ada orang di antara kita yang membantu pelaku untuk membersihkan semua jejaknya." jelas Yuan.

"maksudmu salah satu dari kami berniat untuk membunuhmu, begitu.?" ucap Hyungga dengan sedikit emosi.

"aku tidak bilang bahwa target mereka adalah aku." jawab Yuan.

Jawaban Yuan tersebut tentu saja membuat Hyungga terdiam dan kemudian menerawang.

"aku setuju dengan spekulasi Yuan." ucap kak Jean, yang kemudian membuat semua orang menatap ke arahnya.

"apa yang membuat anda memiliki pemikiran yang sama dengan Yuan.?" tanya Inspektur kepala. Kak Jean memandang ke arah Yuan dan tersenyum.

"bagaimana menurutmu.?" tanya kak Jean tertuju kepada Yuan.

"seseorang yang seharusnya saat itu berada dekat denganku, namun saat aku roboh karna tembakan dia tidak ada di sekitarku." jawab Yuan membalas tatapan kak Jean dengan tatapan penuh arti.

Semua orang larut dalam pemikiran masing masing, menerka nerka siapa orang di maksud oleh Yuan.

"apakah orang yang sama.?" tanya Kai memandang ke arah Yuan memastikan apa yang ada di pikirannya.

Tidak menjawab pertanyaan Kai, Yuan tetap memandang ke arah kak Jean. hal itu tentu saja membuat Jeano yang duduk di sampingnya merasa heran.

"kak,,, bisakah kau tidak bermain tebak tebakan untuk saat ini." ucap Jeano kepada kakak perempuannya.

"kak Jhoni, bagaimana menurutmu.?" tanya kak Jean kepada kakak laki lakinya dan juga Jeano yang duduk di sampingnya.

"besar kemungkinannya adalah seperti itu, karna yang bisa membuktikan itu benar atau tidak hanya orang yang saat ini ada di pikiran ke dua wanita ini." ucap kak Jhoni.

"apakah perlu memanggil tersangkanya.?" tanya Jimi.

"apakah sudah ada bukti tentang hal itu, jika menghadirkan tersangka pada pertemuan ini.?" tanya Hyungga.

"bukankah anda sudah melihat buktinya, apakah anda masih tidak yakin dengan apa yang sudah anda lihat.?" ucap salah seorang detective.

Meri dan Yuan yang sebelumnya tidak tahu bahwa mereka sudah melihat bukti kejahatan Dio, terkejut mendengar hal tersebut.

"apa maksudnya melihat bukti.? kalian sudah mempunyai bukti atas kejahatan pelaku.?" tanya Yuan.

"kami sudah memberikan kepada mereka rekaman cctv, baik dari hotel tempat Kai menginap maupun di rumah sakit." ucap kak Jean.

"jadi kalian sudah mengetahui siapa pelakunya.?" ucap Yuan tidak percaya, menatap ke arah Hyungga yang hanya tertunduk, tanpa mengatakan apapun.

"Yuan, kau adalah korban di sini bagaimana menurutmu.?" tanya manager Bram.

Yuan hanya terdiam, menatap ke arah Jeano, yang juga tidak memberikan jawaban apapun. Mereka hanya saling memandang, begitu juga dengan Alen yang hanya memandang ke arah Yuan seperti memberikan semua keputusan kepada gadis itu.

"aku ingin dia di hadirkan di sini." ucap Yuan.

"kak Yuan, tidak bisakah kau mempertimbangkan aku, jika menghadirkan dia disini." ucap Hyungga pelan tanpa memandang.

"apakah kau mempertimbangkan bagaimana perasaan Yuan di perlakukan seperti itu oleh sahabatmu.? apakah buatmu dia lebih berharga dari pada Yuan.?" ucap Meri dengan emosi berdiri dari tempat duduknya.

"bukankah sekarang dia baik baik saja." kini Hyungga berteriak dan memandang kepada Meri. Semua orang memandang tajam ke arah Hyungga.

"jadi menurutmu, kau akan puas kalau dia benar benar mati di tangan sahabat sialanmu itu.?" Meri semakin emosi.

Jimi mencoba menenangkan Meri, menarik tangan Meri dan memaksanya untuk duduk kembali. Namun Meri tetap bersikukuh, dan ingin menghampiri Hyungga, namun Jimi kemudian mendekapnya dan membisikan sesuatu di telinga Meri yang akhirnya membuat gadis itu sedikit tenang.

"jadi apakah kau terlibat atas kejadian yang menimpaku.? apakah kau lupa, siapa target dia yang sebenarnya.?" tanya Yuan dengan lirih, namun tegas setelah Meri kembali duduk.

"apa maksudmu, apakah sekarang kau menuduhku.? jika aku ingin membunuhmu aku tidak perlu meminta orang lain melakukannya, aku bisa melakukannya dengan tangaku sendiri." ucap Hyungga, yang kemudian mendapatkan tamparan dari Jeano.

"jaga ucapanmu. Kau tahu sedang berbicara dengan siapa.? dan apakah kau tidak bisa melihat siapa saja yang ada di sini." ucap Jeano tenang namun tegas.

Semua orang terkejut dengan tindakan Jeano, bahkan kak Jean dan kak Jhoni yang tidak pernah melihat Jeano marah. Namun kali ini bisa bersikap seperti ini, karna seorang gadis bernama Yuan.

Yuan sendiri sangat terkejut dengan tindakan Jeano, Yuan memaksa untuk berdiri tapi karna kakinya masih lemah akhirnya Yuan terduduk kembali dengan sedikit terbanting.

Hal itu tentu saja membuat Jeano kaget dan berbalik kearah Yuan.

“kau tidak apa apa.?” tanya Jeano dengan cemas. Yuan menggeleng.

“kenapa harus main tangan.?” ucap Yuan menggenggam tangan Jeano.

“maaf aku terbawa emosi dengan kata katanya.” ucap Jeano. Kemudian berbalik menghadap ke arah Hyungga.

“maaf, bukan maksud ku sengaja menamparmu. Lain kali perhatikan ucapanmu.” ucap Jeano kepada Hyungga, kemudian duduk kembali.

1
Astiteti Mawati
yg pemeran utama laki² dan perempuan ny siapa?
Graziela Lima
Membuat mata berkaca-kaca. 🥺
Phedra
Pengen langsung baca lagi!
Beatrix
Wah, ini baru karya yang bikin aku ngerasa terngiang-ngiang, keren banget thor!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!