Arsenino dan Lisa saling mencintai satu sama lain. Hingga kesalahpahaman membuat Arsenino sangat membenci Lisa. Untuk membalas sakit hatinya, Arsenino membuat hidup Lisa kacau balau. Menjadikannya istri pertama namun terasa menjadi yang kedua. Menjadi istri yang di sembunyikan oleh Arsen. Lisa hanya di butuhkan menjadi pemuass birrahinya.
Mampukah Lisa bertahan di sisi Arsen?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon susi sartika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aku harus pergi
Sebelum membaca, budayakan Follow dulu. Terus jangan lupa tekan like. komen lebih afdal.. biar penulis semangat nulisnya...
...🌈🌈Instagram Author : Srt_tika92🌈🌈...
Selamat membaca......
🍁🍁🍁
Lisa bernafas lega saat Sofie datang ke HP untuk menjemputnya. Untung saja kegiatan panasnya bersama Arsen telah selesai beberapa menit yang lalu. Meski nafas Lisa masih terlihat memburu akibat ulah Arsen.
" Bel, gue numpang mandi ya. Badan gue lengket banget. " Lisa yang belum sempat membersihkan diri setelah percintaan itu meminta ijin untuk menumpang mandi di kamar mandi yang terdapat di ruangan Bela.
" Lu baru dateng udah numpang mandi aja. Darimana lu? abis ngapain emang? " tanya Bela penasaran.
" Loh.. lu baru dateng Lis? dari tadi emang kemana? " kini Sofie yang di buat penasaran. Sofie meminta Lisa datang ke HP dua jam yang lalu. Sofie hanya sebentar bertamu di kediaman Arsen, lalu menyusul Lisa ke HP.
" He? emm... tadi perjalanan macet Fie. Terus gue laper jadi mampir deh ke warung makan. Kesini nya lagi macet parah. " bohong Lisa. Mana mungkin dia berbicara jujur, kalau dirinya habis bercinta dengan Arsen.
Bela dan Sofie mengangguk mengerti.
" Bel, lu ada pakean ganti kan? pinjem ya. " Lisa.
" Ada nih. Kebeneran gak muat ama gue pas kemaren beli. Lu pake aja. " Bela mengambil pakaian yang ia maksud. Lalu memberinya pada Lisa.
" Banyak banget Bel. " ucap Lisa yang menerima beberapa pakaian dari Bela.
" Kemaren gue dapet endorse, terus gue sekalian beli beberapa stel, eh.. malah gak muat. Gue agak gemukan sekarang. " Bela.
" Yaudah gue mandi dulu. thank's ya Bel. " ucap Lisa sembari berjalan memasuki kamar mandi.
" Bel, hari ini Arsen ada di sini gak? gue telpon gak di angkat - angkat. " ujar Sofie sembari memainkan ponselnya.
" Gue tadi sih liat dia ke ruangan meeting ama bu Karin. " jawab Bela yang memang melihat Arsen bersama Karin berjalan memasuki ruangan meeting.
Sofie terlihat senang mendengar Arsen ada di gedung ini. Biasanya Arsen akan sibuk di perusahaan Adrian. " Gue cabut deh, mau nyamperin cowok gue. " Sofie.
" Lu gak ada syuting lagi? " tanya Belasah sebelum Sofie benar-benar pergi dari ruangannya.
" Gak ada. " jawab Sofie.
Dengan langkah penuh semangat, Sofie menuju ruangan Arsen. Sofie sampai di depan ruangan Arsen. Belum sempat masuk, Arsen keluar dari ruangannya terlebih dahulu. Pria itu pun terkejut mendapati Sofie di depannya.
" Beb, " panggil Sofie di sertai senyum yang menawan. " Kamu mau kemana? " Sofie mendekat, merangkulkan tangannya ke lengan Arsen.
" Mau keluar. " jawab Arsen.
" Kemana? "
" Makan siang. " jawab Arsen singkat.
Sofie melihat jam yang melingkar di lengannya. " Ini udah telat buat makan siang. Kamu tadi sibuk banget ya? sampe gak sempet makan siang tepat waktu. "
Arsen mengangguk. " Sibuk bercinta. "
" Yaudah aku temenin yuk. " Sofie tak mau membuang kesempatan untuk bersama Arsen. Sekalian pamer pada semua orang. Bahwa dirinya adalah kekasih dari seorang Arsen, pewaris HP dan perusahaan lainnya milik keluarga besar Haidar.
Sebenarnya Arsen enggan berduaan dengan Sofie, tapi bisa di tebak Sofie akan merengek ikut kemana ia pergi. Apalagi cuma untuk makan siang, bukan hal yang penting. Membuat Arsen tak punya alasan untuk menolak keberadaan Sofie.
Senyum jumawa menghiasi wajah Sofie, senang sekali berjalan beriringan dengan kedua tangannya ia tautkan di lengan Arsen. Seakan menunjukkan pada semua orang ' aku kekasih Arsen, pria tampan nan tajir melintir. '
Bela dan Lisa tidak sengaja berpapasan dengan sepasang kekasih itu. Mereka berdua juga ingin makan siang yang sudah hampir telat.
" Kalian mau kemana? " tanya Sofie pada Bela dan Lisa.
Kedua mata Lisa bisa menangkap kedekatan Arsen dan Sofie. Sofie begitu manja bergelayut di lengan suaminya. Arsen memperhatikan raut wajah Lisa dan tatapan Lisa tertuju pada lengannya. Tapi Arsen hanya diam, tidak menyingkirkan tangan Sofie.
" Kita mau makan siang di luar. " jawab Bela. " Kalian sendiri mau kemana? " Bela balik bertanya.
" Kami juga mau makan siang di luar. Tapi sorry.. kita gak bisa bareng kalian. " Sofie terlebih dahulu mencegah ajakan Bela. Karena Sofie tahu, pasti Bela akan berinisiatif mengajak makan siang bersama.
" Hehe.. gue gak bakal ngajak makan bereng kalian kok. Gak mungkin kita ganggu kalian. Iya kan Lis? " Bela beralih menatap Lisa yang hanya diam.
" I-iya. " Lisa.
Pandangan Lisa dan Arsen bertemu. Namun mereka berdua segera membuang muka, enggan untuk melihat wajah pasangan gelapnya.
Arsen lebih banyak diam. Hanya Sofie yang asik berceloteh. Meski Arsen hanya menanggapinya dengan sebuah deheman.
" Beb, nanti beliin aku jam tangan lagi ya.. jam yang kemaren aku beli udah rusak terus ilang. " adu Sofie. Wanita itu ingin memiliki sebuah jam tangan branded lagi tanpa harus mengeluarkan uang pribadinya. Karena harga jam tangan yang ia inginkan begitu mahal, seharga rumah mewah.
" Hem. " lagi - lagi Arsen hanya menjawab dengan sebuah deheman.
" Yey.. tengkyuu beb. " Sofie kegirangan lalu mengecup pipi Arsen, pertanda ucapan terimakasih.
Lisa yang berjalan di belakang meraka menyaksikan adegan romantis itu. Dimana Sofie bermanja ria dan meminta sesuatu pada Arsen. Dan yang membuat Lisa kesal, Arsen dengan mudah menuruti semua keinginan Sofie.
" Sialan! gue mati-matian ganti tuh jam tangan. Ampe gaji gue melayang! " gerutu Lisa dalam hati. Jika jam tangan itu pemberian dari Arsen? rugi sekali jika Lisa harus membayar ganti rugi.
" Lu kenapa Lis? " tanya Bela yang melihat Lisa hanya diam. Suara Bela lumayan kencang membuat Sofie dan Arsen menoleh ke belakang.
" Gak papa! " jawab Lisa. Tapi tatapannya tajam ke arah Arsen. Dan yang di tatap hanya diam. Menunjukkan wajah datarnya. Tidak merasa salah sedikit pun.
" Bel, gue ke toilet dulu ya. " Lisa berusaha menghindar agar tidak berjalan beriringan atau berjarak dekat dengan sepasang kekasih itu. Rasanya muak sekali melihat kemesraan Arsen dan Sofie.
Cemburu? mungkinkah ia cemburu?
Lisa tersenyum kecut menatap dirinya di depan cermin. Meratapi nasibnya yang malang. Jika saja dia tidak ada ikatan suci dengan Arsen, mungkin ia akan bersikap biasa saja. Tidak perduli apapun yang akan di lakukan Arsen.
Bolehkah ia merasa tak rela jika suaminya berdekatan bahkan bermesraan dengan wanita lain?
" Kuat Lisa.. lu harus kuat. Pikirin cara agar lepas dari bajjingan itu. " Lisa menyemangati diri sendiri.
Lisa membasuh wajahnya agar terlihat lebih segar. Dia harus lebih kuat dari hari ini. Mungkin saja hari-hari berikutnya akan mendapatkan hal yang lebih buruk. Apalagi Sofie dan Arsen akan segera bertunang. Setelah bertunangan pasti akan menikah.
" Ya ampun! apa gue bakal di madu? " Lisa baru tersadar akan kenyataan itu. Lisa menggelengkan kepalanya mengusir pikiran buruknya. " Sebelum semuanya terjadi, gue harus bener - bener pergi. " tekadnya.
- TBC -
...Yang mau liat visual Arsen, Lisa bisa follow IG author Srt_tika92...
...Bye.. bye.....
Karya ini belum kontrak, judul masih sama belum berubah.
hihihi...
ya jangan ganggu hubungan orang dong junet, jangan ngejar ngejar pacar orang.kamu juga nggak mau kan kalau pacar kamu diambil orang