NovelToon NovelToon
Alpha Love Story : The Girl

Alpha Love Story : The Girl

Status: sedang berlangsung
Genre:Duniahiburan / Dikelilingi wanita cantik / Anak Yatim Piatu / Identitas Tersembunyi
Popularitas:59.1k
Nilai: 5
Nama Author: Septira Wihartanti

Devon merasa ia jatuh cinta pada gadis sebatang kara, setelah perjalanan cintanya dengan berbagai jenis wanita. Gadis ini anak jalanan dengan keadaan mengenaskan yang ia terima menjadi Office Girl di kantornya. Namun, Hani, gadis ini, tidak bisa lepas dari Ketua Genknya yang selalu mengamati pergerakannya. Termasuk pada satu saat, kantor Devon mengalami pencurian, dan terlihat di cctv kalau Hani-lah dalang pencurian tersebut.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Septira Wihartanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Keganjilan

Devon menatap Hani dengan serius.

Gadis itu sedang terbaring tak sadarkan diri, ditidurkan di sofa panjang yang biasa digunakan Devon untuk ‘bermain’ dengan beberapa pasangannya kalau sedang bosan.

Di benak pria itu ia memikirkan segala hal mengenai makhluk di depannya.

Anak kecil.

Tubuhnya mungil dengan mata bulat besar dan bibir kecil. Kalau dilihat-lihat hidungnya mancung, jenis keturunan tionghoa yang lumayan cantik sebenarnya kalau saja sering mandi. Dan bagaimana bisa anak secantik ini terlantar di jalanan di bawah kekuasaan kepala geng?

Insting Devon menandakan ada yang tak beres dengan keberadaan Hani.

Devon menoyor pelan hidung bangir Hani.

Lalu ia cubit-cubit pipi putih gadis itu.

“Kuanggap adik saja kali ya, lebih pantas dibanding jadi pacar. Malah kasihan nanti kalau harus berhadapan denganku.” Gumam Devon.

Motifnya membeli keperawanan Hani pun semata-mata karena merasa bersalah sudah menuduh Hani yang bukan-bukan tempo hari. Devon pikir sudah sepantasnya Hani diselamatkan dari kubangan lumpur seperti di kolong jembatan.

Perlahan, Hani mengerjabkan matanya.

Keningnya berkerut tanda menyesuaikan diri dengan suasana.

Lalu ia menatap Devon.

Lurus.

Langsung ke manik pria itu.

“Bang.” Sahut Hani tegas.

Devon sampai mengernyitkan matanya.

“I-iya?” desis Devon merasa sikap Hani aneh sekali.

“Abang yakin ya kalau CCTV di gedung ini bisa mendeteksi wajah penyusup?” tanya Hani kemudian.

Sadar-sadar ia langsung bertanya mengenai CCTV.

“Iya, sangat yakin.” Walau pun merasa sangat janggal, Devon berusaha menjawab.

“Berapa lama deteksinya? Apakah hari itu juga?”

“Yaaaa, prosesnya tergantung adanya pelaporan. Kalau ada kejanggalan baru kami akan melakukan investigasi dan mendeteksi terduga.”

“Berapa lama... rekaman disimpan?”

“5 tahun, setelah itu dimusnahkan.”

“Oh.”

“Oh?”

“...” tapi setelah itu Hani terdiam.

Devon mengernyit, “Hanya Oh? Dan apakah kamu bisa mengatakan pada saya apa maksud pertanyaanmu itu?”

“Saya hanya ingin tahu.” Kata Hani pendek.

“Keingintahuan kamu mencurigakan.”

“Saya ini... dikekang oleh Bang Jackson. Jadi saya hanya ingin memastikan kalau ia tidak mengikuti saya ke sini.” Begitu alasan Hani

“Ketua Genk kamu, si Jackson itu, sepertinya sangat protektif terhadap kamu. Kalau ia mau menjual kamu kenapa harus menunggu sampai 18 tahun? Bukankah semakin muda harga kamu akan semakin tinggi?”

“Katanya ia ingin tubuh saya terlihat sempurna dan lebih memikat.”

“Astaga mesum sekali...” gumam Devon dengan senyum sinis.

“Kalau boleh, saya akan kembali bekerja, Bang.”

“Sudah tidak ada yang harus kamu kerjakan Hani, kamu itu sudah melakukan banyak hal yang melebihi kapasitas kamu.”

“Jam berapa ini?” Hani menatap jam dinding di atas meja Devon, sudah hampir malam. “Ya ampun, sudah selama ini saya tidur?”

“Pingsan.” Ralat Devon.  “Kamu itu sebenarnya kenapa?”

“Hm, saya hanya sedang banyak pikiran, Bang.”

“Pikiran semacam apa?”

“Adik saya meninggal. Saya bahkan tidak tahu kapan dan dimana dia dimakamkan.”

Devon pun terpaku.

Hani menjelaskan kronologinya dengan terbata-bata, namun tampaknya air matanya telah habis. Suara Gadis itu gemetar tapi saat menceritakannya tatapannya kosong ke depan.

“Saat saya pulang, setelah dari apartemen Bang Devon, saya menemukan Farid tergeletak di tanah. Kondisinya sudah babak belur. Dan dia dalam keadaan demam tinggi.”

Ia juga menceritakan kalau ia mereka tidak memiliki uang untuk biaya pengobatan Farid.

“Bang Jackson bilang akan mengusahakan uangnya dan merawat Farid saat saya bekerja. Saya tidak diizinkan melihatnya. Tapi saat saya kembali, Farid sudah tidak ada. Kata Bang Jackson Farid bukan adik saya jadi itu bukan urusan saya lagi.”

Tapi Hani tidak menceritakan kalau ia dan rekan-rekannya sudah menyusup ke dalam gedung untuk mengamati aktivitas di dalam.

“Farid bukan adik kamu?” Devon semakin bingung.

“Ya, itu katanya.”

“Berapa usia Farid ini?” tanya Devon penasaran.

“4 tahun, hampir 5 tahun.”

Kalau usia Hani saat ini hampir 18 tahun, jadi perbedaan usia mereka sekitar 13-14 tahunan.

“Sudah berapa lama kamu hidup di jalanan?”

“Saya tidak ingat Bang, sejak kecil katanya. Sejauh yang saya ingat ya saya selalu di sana. Saya dikasih rumah petak oleh Bang Jackson untuk kegiatan sehari-hari, saya tinggal sama Farid di sana.”

“Sejak kecil... sekecil apa kamu?”

“Kecil... kata Bang Jackson sih saya ditinggalkan di sana waktu saya 9 tahun.”

“Dua orang tua kamu? Di mana mereka?”

“Meninggal kecelakaan katanya.”

“Dan waktu itu, kamu sudah bersama Farid?”

“Saya sudah mengasuh Farid sejak dia masih bayi.”

“Kamu mengasuhnya? Ke mana orang tua kalian?”

“Bang Jackson bilang, Farid itu adik saya. Dia dibuang karena down sindrome. Sampai besar, Farid tidak bisa bicara.”

Devon langsung tahu apa yang dimaksud dengan kata-kata Jackson.

Bisa jadi ada ingatan yang hilang dalam otak Hani. Terindikasi dari kata-kata Hani yang berputar-putar, seperti dihipnotis. Dan Hani bahkan tidak tahu persis yang terjadi. Karena kalau kedua orang tuanya meninggal, dan saat itu Hani 9 tahun, bagaimana mungkin perbedaan usia Hani dan Farid bisa begitu jauh? Farid baru ada saat usia Hani sekitar 13 tahun atau 14 tahun. Jadi bisa dibilang kalau Farid memang bukan adik kandung Hani, tapi sesama anak jalanan yang diasuh Hani sejak anak itu masih bayi.

Juga Jackson ini... Devon merasakan adanya suatu keganjilan. Awal mulanya ia mengira kalau si Ketua Genk ini memang kriminal. Didengar dari nada suara Hani, gadis ini menuduh Jackson yang melakukan perbuatan tercela terhadap Farid. Tapi Devon yang sejak kecil kenal baik dengan dunia hitam mengendus adanya suatu keanehan.

Mungkin Jackson tidak seburuk yang dipikirkannya semula.

“Hani, menurut kamu... kenapa Farid dipukuli?” tanya Devon lagi.ia bertanya untuk memancing ingatan Hani.

“Karena Farid down sindrome dan suka bertingkah aneh.”

“Siapa yang biasa memukulinya? Jackson?”

“Bukan, Bang Jackson suka menyuruh orang lain untuk memukuli kami kalau ia kesal pada kami. Biasanya yang disuruhnya itu Ical, Asep atau Anton.”

“Kenapa waktu itu Bang Jackson kesal pada kamu?”

“Karena saya nggak pulang malam itu.”

“Karena kamu di apartemen saya.”

“Hm... iya Bang. Kayaknya gitu.”

“Kayaknya? Jadi kamu nggak tahu persis.”

“Itu pasti atas suruhan Bang Jackson.”

Devon pun tersenyum prihatin.

“Hani, sejujurnya, saya tidak yakin atas semua tuduhan kamu. Karena kalau ia ingin menyakiti Farid, dari awal ia tidak akan mengambil anak itu. Ia akan biarkan Farid mati di jalanan. Mengurus anak down sindrome membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Juga pasti keperawanan kamu tidak akan bertahan selama ini, karena seorang pedofil akan bisa membayar harga lebih mahal daripada konglomerat, jadi kamu seharusnya sudah dijual dari awal kamu terlantar. Bukannya malah diurus sampai besar begini. Dia bahkan menyediakan kamu rumah, juga memakamkan Farid, bahkan bekerja untuk memenuhi kebutuhan kalian. Terlalu aneh kalau ia adalah tersangkanya. Kecuali dia psikopat.”

Hani hanya diam sambil menyimak kata-kata Devon.

Tatapan mata gadis itu malah membuat Devon semakin miris. Karena gadis itu antara sedang berpikir dan bengong. Mungkin ada kata-kata yang baru disadarinya namun otaknya tidak bisa menampung informasi penting yang bertubi-tubi dalam satu waktu.

Devon pun menghela nafas dan mengelus kepala Hani.

"Kalau kamu butuh saya, kamu tahu dimana bisa menemukan saya." begitu kata pria itu.

1
lenong
receh nya sukaaa koq👍👍
Bakul Lingerie
heeet daaah.. 5juta doang, pelit amat Devon
Diedie
alah alesann 😁
Poethree Andrias
gpp mak meskipun receh tetep kita tunggu updatenya /Smile/
Emi Wash
recehmu menghibur hatiku jeng.....
semangat sehat selalu jeng septi....
Emi Wash
😂😂😂😂😂
Emi Wash
pelit luh pon ma calon bini, 5 jt mah enteng....
Emi Wash
codot ngising..... /Grimace//Joyful//Joyful//Joyful/
🥵🥵🥵
haduuuh ini udah maksimal lah Thor bagus gini bikin mood kembali ceria 🤣🤣🤣
🥵🥵🥵
astaghfirullah 🤣🤣🤣
🥵🥵🥵
biar pada sawan lah gak manfaatin Devon 😂🤣🤣🤣
🥵🥵🥵
😂😂🤣🤣🤣🤣
🥵🥵🥵
ini istri yg keberapa jadinya 😂😂
hilih moduus
🥵🥵🥵
namanya gak ada lebih keren ya 😂🤣😘
Faranisa Wilda
codot ngising🤣pasti madam salah satu majikannya hirotada radifan
Angspoer: yesss, barusan dia bahas itu ya, yang duda nasabah prioritas
total 1 replies
Wandi Fajar Ekoprasetyo
wew....yg begini macet....lah KLO lancar gimana Tante......maknyus dah karya Tante ku ini..... semangat
Wandi Fajar Ekoprasetyo
horang kaya ko perhitungan...... Devon uang km tuh ga bakalan abis ko
Naftali Hanania
ya ampuuunnn...itu perangkat komplek nya gak ada yg bener......😱😱😱
Daisy🇵🇸HilVi
madam selalu kereeen🥰
Hesty Mamiena Hg
obat sentress ini Yura! 😂😂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!