NovelToon NovelToon
Antasena Pendekar Tanpa Tanding

Antasena Pendekar Tanpa Tanding

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Spiritual / Perperangan / Ilmu Kanuragan / Kultivasi Modern / Penyelamat
Popularitas:6.5k
Nilai: 5
Nama Author: kelana syair( BE)

Pengembaraan seorang pendekar muda yang mencari para pembunuh kedua orang tuanya.Ia berkelana dari satu tempat ketempat lain.Dalam perjalanannya itu ia menemui berbagai masalah hingga membuat dirinya menjadi sasaran pembunuhan dari suatu perguruan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kelana syair( BE), isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kekuatan dan keberhasilan

Antasena membuka matanya.  Dunia terasa berbeda.  Indranya  menajam,  tenaganya  melimpah ruah.  Ia  merasakan  kekuatan  yang  belum  pernah  ia  miliki  sebelumnya.

" Bunga  emas  lima  jari  itu  benar-benar  berkhasiat! "gumamnya, " Berkat kedua orang itu aku jadi tahu kalau bunga emas lima hari dapat meningkatkan kekuatan ku. Dengan begini batu besar itu sekarang bukan lagi masalah bagiku. "

Dengan  percaya  diri,  ia  kembali  menghadapi  batu  besi  itu.  Kali  ini,  ia  tak  hanya  menggunakan  tenaga  fisik,  tapi  juga  menyalurkan  tenaga  dalam  yang  baru  diperolehnya  ke  dalam  palu  besarnya.

"Hiaaat!"  teriaknya  lantang,  mengayunkan  palu  dengan  segenap  kekuatan.

"BRAAAK!"

Suara  pecahan  yang  memekakkan  telinga  bergema  di  puncak  gunung.  Batu  besi  itu  terbelah  menjadi  dua dalam sekali pukul.Bahkan Antasena tidak merasakan lelah sedikit pun.

"Sungguh luar biasa kekuatan yang ku miliki sekarang ini," ucap Antasena tersenyum  puas setelah berhasil memecahkan batu besar itu.

Antasena kemudian memperhatikan pecahan batu besi di hadapannya, sebuah batu yang berkilau dengan warna merah merona mengkilap seperti kaca.

"Sungguh batu yang indah dan kuat" gumam Antasena ."Aku harus cepat membawa pecahan batu ini kalau tidak ,aku bisa kemalaman di puncak gunung ini. "

Antasena segera mengambil pecahan batu yang berukuran sedang dan meletakan di punggungnya.

Matahari  sudah  hampir  tenggelam  saat  ia  menuruni  Gunung  Kemulan.  Ia  membawa  pecahan  batu  besi  itu  dengan  mudah,  seolah-olah  hanya  membawa  sepotong  kayu  kecil.  Langkahnya  ringan,  hatinya  penuh  kegembiraan karena sebentar lagi sampai di rumah.

Setelah tiba di bawah kaki gunung Antasena segera memanggil harimau yang ditundukkannya.

Tidak lama kemudian ,Harimau loreng berukuran besar pun muncul dari dari arah hutan dan berhenti di hadapan Antasena.

Melihat waktu sudah semakin mendesak Antasena buru buru melompat ke punggung Harimau itu.

"Ayo binatang baik lari secepat yang kau bisa, " perintah Antasena.Sambil menepuk-nepuk kepala binatang itu.

Spontan harimau itu pun langsung berlari kencang meninggalkan gunung kemulan.

Sementara  di rumah Ki Supa dan Nyai Damah  menunggu kedatangan Antasena dengan hati was was, takut terjadi apa apa padanya.

Nyai Damah sebagai seorang wanita tidak bisa menyembunyikan kegelisahannya, dari tadi wanita itu mondar-mandir tidak bisa duduk dengan tenang.

Ki supa menggelengkan kepalanya melihat tingkah istrinya itu, walaupun dirinya juga khawatir tapi masih bisa menahan diri untuk tetap bisa tenang.

"Nyai duduklah jangan mondar-mandir terus, percayalah Antasena pasti pulang dengan selamat, " ucap Ki supa. "Antasena bukan anak kecil lagi nyai, "

"Bagaimana pun aku tidak bisa tenang sebelum Antasena sampai di rumah kakang,jika sampai besok dia belum pulang juga terpaksa aku akan menyusulnya, " ucapan nyai Damah."Jika sampai terjadi apa apa pada Antasena, kakang akan berhadapan dengan ku. "

Selesai berkata-kata Nyai Damah lalu duduk dan mencoba untuk tenang walaupun merasa sangat sulit dilakukan.

Ki Supa pun tercekat  mendapatkan ancaman dari istrinya itu."Kalau sampai besok sore Antasena belum kembali kita akan sama sama untuk menyusulnya Nyai, "ucap Ki supa." Padahal malam masih belum tiba tapi Nyai sudah begitu khawatir. "

"Ayah...!! ibu...!! Aku pulang...! Terdengar suara Antasena di luar rumah.

"Antasena...! " ucap Nyai Damah buru buru ke luar rumah untuk menyambut kedatangan anak satu satunya itu.

"Untung saja Antasena cepat pulang kalau tidak, pasti aku sudah kena hajar dari ibunya, " ucap Ki Supa, kemudian melangkah keluar.

Antasena langsung disambut  dengan  dekapan  hangat  ibunya.  Ayahnya  Ki supa menatapnya  dengan  bangga.

"Kau  berhasil,  Antasena,"  ucap  ayahnya  dengan  senyum  lebar.  "Aku  tahu  kau  pasti  bisa."

"Benar ayah, ini batu yang ayah minta dan aku tidak pulang terlambat bukan. "

"Ya.. ya... tapi sedikit lagi kau terlambat pasti aku sudah babak belur oleh hajatan Ibu mu, Antasena.

"Sudahlah kakang tidak perlu membicarakan masalah itu, Antasena ayo masuk kau pasti lapar," ucap Nyai Damah.

"Benar Ibu selain lapar aku juga perlu beristirahat, " Sahut Antasena.

"Kau memang bisa diandalkan Antasena aku sangat terkesan kau dapat lolos dari hukuman ku, " Ucap Ki Supa.

Antasena  lalu menyerahkan  pecahan  batu  besi  itu  kepada  ayahnya.  "Ini,  Ayah."

Ayahnya  menerima  batu  itu  dengan  hati-hati.  "Terima  kasih,  Antasena.  Kau  telah  membuktikan  dirimu  sebagai  seorang pendekar yang  tangguh  dan  berani."

Malam  itu,  Antasena  tidur  dengan  nyenyak.  Ia  telah  melewati  ujian  berat  dan  keluar  sebagai  pemenang.  Petualangannya  di  Gunung  Kemulan  telah  memberinya  pelajaran  berharga  tentang  keberanian,  ketekunan,  dan  kekuatan  diri.  Ia  siap  menghadapi  tantangan  apapun  yang  menanti  di  masa  depan.

1
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Waooow
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Yeaaah
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Waooow
Zainal Arifin
lanjutkan
Redy Ryan Little
Bagus
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Muantebz
ria
lanjutkan
ria
lanjutkan maju terus
ria
maju
ria
semangat
ria
lanjutkan
ria
mantap
ria
maju terus
ria
lanjutkan
yun
mantap semangat dan lanjutkan
yun
lngsung kam
yun
semangat
yun
maju terus
yun
lanjutkan
yun
maju trus
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!