NovelToon NovelToon
Hot Daddy & Rumput Liar

Hot Daddy & Rumput Liar

Status: sedang berlangsung
Genre:Ketos / Mafia / Lari Saat Hamil / Cinta Paksa
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: Erny Su

"Pecahkan saja semua, dan ingat jangan ada yang tersisa."ucap seorang pria bertubuh tinggi tegap dengan paras sempurna itu.

"Tidak tuan tolong jangan pecahkan semua ini saya mohon... saya minta maaf atas apa yang terjadi saya janji akan bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukan oleh adik saya."

"Siapa anda berani-beraninya menindas orang kecil seperti dia, berapa hutang ibu ini hingga anda melakukan hal kejam seperti ini?"ucap seorang gadis yang baru saja tiba di toko perabotan langganannya.

Namun tidak ada jawaban sedikit pun dari pria yang kini tengah duduk dengan angkuhnya dikelilingi para bodyguard sambil menyaksikan anak buahnya yang tengah menghancurkan perabotan tersebut.

"Jawab aku berharap hutang nya hingga kalian semua menghancurkan semuanya ini!"ucapnya lagi kali ini dia berucap dengan nada tinggi.

Seketika suasana menjadi hening saat pria yang sedari tadi duduk dengan angkuhnya itu berdiri dan menghampiri gadis yang kini tengah menatap kesal pada mereka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erny Su, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 16

Pertarungan sengit antara Arthur dan Edison pun tidak terelakkan lagi keduanya sama-sama tidak ada yang menyerah padahal darah dari luka-luka di tubuh mereka sudah membanjiri lantai hingga saat seseorang datang dan membantu Edison melawan Arthur.

Dia adalah wanita iblis yang selama ini dikira telah meninggal dunia, lalu siapa orang yang telah dibunuh oleh Erdogan.

Pertarungan jelas tidak seimbang hingga akhirnya Arthur tumbang dan tusukan pedang itu tepat mengenai jantung nya.

"Keparat!!!"teriak Austin yang kini menembak keduanya secar,a membabi buta hingga akhirnya keduanya menghembuskan nafas terakhirnya.

Arthur masih bernafas meskipun tersengal-sengal tapi beberapa detik kemudian ia pun tak lagi bernafas.

Austin membawa Arthur menuju pulau pribadi untuk disemayamkan di Mansion nya, meskipun kesedihan itu tampak terlihat di wajah mereka yang kini membawa Arthur pulang tapi tidak sedikitpun air mata dari mereka menetes.

Sementara itu setibanya di Mansion tersebut Emilia terlihat mematung di tempatnya dia tidak berkata apa-apa sampai saat Valeria memeluk sang kakak yang sudah tidak bernyawa.

Emilia pun mendekat dan terduduk lemas di samping Arthur yang kini sudah tidak lagi merespon saat siapapun bicara padanya.

Emilia terus menatap wajah tampan itu sambil mengusap wajah pria yang tadi malam masih berinteraksi dengan dirinya bahkan menghabiskan waktu dengan nya hingga saat penyerangan itu terjadi.

"Kau bilang ingin menikah dengan ku, tapi lihat dirimu bahkan tidak bisa bergerak sedikitpun."ucap Emilia.

"Rumput liar kau ingat pesan terakhir Don bukan."ucap Austin.

"Tidak aku tidak mau hidup seperti ini, dia saja yang jauh lebih kuat dari kalian semua bisa seperti ini apalagi aku tidak... aku mungkin akan membesarkan Zabella tapi tidak disini aku akan hidup dengan dia di luar sana."ucap Emilia.

"Tapi ini permintaan terakhir Don rumput liar."ucap Austin lagi.

"Permintaan terakhir nya adalah aku harus memandikan dia setelah dia meninggal, aku akan melakukan hal itu tapi tidak untuk tinggal di rumah ini."ucap Emilia.

Hingga saat Arthur akan dimandikan Emilia benar-benar memandikan pria itu sendirian dengan derai air mata yang tidak ada habisnya, dia merasakan sakit yang teramat sangat saat pria itu benar-benar telah pergi dari hidup nya.

"Kelak jika kamu hidup lagi aku harap kamu tidak ditakdirkan dalam hidup yang seperti ini."ucap Emilia.

Hingga proses pemakaman itu selesai Emilia masih menatap gundukan tanah yang masih basah dengan taburan kelompok mawar hitam yang selama ini selalu Arthur berikan padanya.

Disana Erdogan yang baru saja datang pun menatap tak percaya dengan apa yang dia lihat, pemimpinnya kini telah pergi untuk selamanya dia tidak tau ini nyata atau tidak yang jelas saat ini dia benar-benar merasa tidak percaya dengan apa yang dia lihat.

Satu hari setelah kepergian Arthur Emilia pun diantar kembali ke California kali ini dia tinggal di sebuah apartement berdua dengan Zabella karena Austin bilang tidak lama lagi dia akan menikah dengan Valeria.

Setidaknya beban Emilia sedikit berkurang kini tanggung jawabnya hanya mengurus Zabella gadis yang sebentar lagi genap berusia dua tahun.

Erdogan bilang Emilia bisa menemui dirinya jika dia mengalami kesulitan, tapi Emilia meyakinkan pria itu bahwa ia bisa melewati semua itu sendirian tanpa bantuan dari orang lain.

Kini dia bekerja di sebuah hotel dan saat dia bekerja Zabella akan diasuh oleh baby sitter yang akan menjaga dia khusus saat Emilia sedang bekerja selebihnya Emilia akan mengurus bayi perempuan tersebut sendirian.

Emilia bekerja hanya beberapa jam saja setelah itu ia akan kembali ke apartment untuk melanjutkan harinya seperti biasanya.

...****...

Waktu terus berlalu tidak terasa dua tahun telah berlalu Emilia dan dua anak yang ada di sampingnya kini tengah duduk santai di taman .

"Zabella jangan berlarian lihat adik mu dia ingin ikut dengan mu."ucap Emilia.

"Biarkan adik lari mom, bukankah dia sedang belajar berjalan."ucap Zabella yang sebenarnya tidak mengerti bahwa itu sangat berbahaya.

Emilia masih tidak percaya bahwa Arthur akan meninggalkan benih nya di rahimnya hingga pria kecil berusia lima belas bulan itu terlahir ke dunia.

Emilia pun hanya bisa pasrah dan membesarkan anak-anak itu sendirian, meskipun terkadang Erdogan selalu menawarkan bantuan materi karena biar bagaimanapun mereka adalah anak-anak dari mendiang atasannya yang kini perusahaannya masih ia kelola dengan baik.

"Gerald ayo kita pulang sepertinya sudah akan turun hujan bagaimana jika mommy masak makan malam yang lezat untuk kalian berdua."ucap Emilia.

"Hore Zabella suka."ucap Bianca yang kemudian mendekati stroller baby yang ditumpangi oleh Gerald sang adik tersayang.

Mereka pun bergegas pergi menuju hunian tempat mereka tinggal selama dua tahun lebih itu, dan saat Emilia hendak memasuki lift matanya terbelalak melihat Arthur ada di lift sebelah tapi pria itu terlihat datar dan tidak bereaksi sedikit pun saat melihat dirinya.

Emilia pun menepis pikirannya mungkin dia salah melihat, karena tidak mungkin Arthur tidak mengenali dirinya lagipula Arthur telah tiada dari dunia ini.

Sampai saat mereka tiba di hunian milik mereka Emilia pun membawa anak-anak untuk bersih-bersih terlebih dahulu sebelum dia masak makan malam untuk mereka nanti.

"Wanita itu masih terlihat memikirkan soal pertemuan mereka tadi, hingga akhirnya ia dikejutkan oleh tangis Gerald yang kini kehabisan susu.

"Ada apa Gerald sayang mommy sudah bilang tunggu dengan kakak disana mommy mau buat makan malam untuk kita."ucap Emilia yang kini menghampiri putra-putrinya itu.

"Adik kehabisan susu mom"ucap Zabella yang kini sibuk menatap gadget miliknya.

"Oh sayang mommy tunggu sebentar ya mommy buatkan lagi."ucap Emilia yang segera bergegas menuju ke arah dapur untuk membuat susu formula.

Emilia tidak sempat memberikan asi lebih lama lagi karena dia harus bekerja keras untuk menghidupi keluarga kecilnya itu, Gerald hanya harus puas menyusu hingga usia enam bulan setelah itu lanjut dengan susu formula.

Hari ini Emilia weekend jadi dia bisa menghabiskan waktu seharian penuh dengan keduanya. Emilia cukup bersyukur setidaknya hidupnya tidak menjadi gelandangan atau pun pengemis setelah menolak berbagai bantuan yang ditawarkan oleh Erdogan, dia hanya tidak ingin terus teringat dengan masalalunya meskipun kehadiran Zabella dan juga Gerald tidak bisa menghapus kenangan itu dari hidupnya.

Arthur mungkin telah tiada dari dunia ini, tapi kenangan tentang pria itu tidak akan pernah hilang dengan kehadiran dua malaikat kecil yang selama ini menemani hidupnya.

Emilia hanya berharap dia bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih baik agar bisa menghidupi keluarga kecilnya tanpa harus mengemis belas kasih orang lain saat dia sudah tidak kuat lagi bekerja suatu saat nanti.

Emilia tidak ingin nasib mereka seperti dirinya.

...🍁🍁🍁🍁🍁...

Hari-hari terus ia jalani dengan bekerja keras untuk menghidupi keluarganya. Emilia yang kini bekerja sebagai resepsionis hotel ternama di negara tersebut, dia tentu saja akan sibuk melayani tamu yang datang ke luar masuk hotel dengan berbagai macam jenis manusia yang ia temui.

Tidak jarang ada yang meminta dia untuk menemani mereka tidur dan siapa lagi jika bukan pria hidung belang yang akan ia tangani di belakang setelah itu pria itu akan langsung membatalkan pesanan kamarnya karena ketakutan.

Hingga saat seseorang datang bersama dengan seorang perempuan cantik dan anak yang ada di gendongan pria tampan yang pernah Emilia temui di apartment miliknya saat itu.

"Kamar atas nama Alex Dozer."ucap pria yang kini membuat Emilia mematung di tempatnya.

Bagaimana bisa ada orang yang begitu mirip sempurna termasuk dengan suaranya. Tapi kemudian Emilia menggeleng pelan dan menyeramkan kunci kamar dengan nama si pemesan yang telah pria itu sebutkan.

Setelah kepergian pria itu dengan keluarga kecilnya itu Emilia tampak tertegun dia sungguh gila jika berharap dia adalah Arthur yang jelas-jelas telah meninggal dunia dan jika pun ada orang yang sama mungkin itu adalah kembarannya. Bukankah ada tujuh orang yang mirip di dunia ini.

Tidak lama kemudian datang tamu yang rese, yang menggoda dirinya saat itu dan kali ini pria hidung belang itu di layani oleh salah seorang temannya itu.

Emilia berulang kali mengusap dada dia pun pergi untuk istirahat makan siang sebelum menyelesaikan pekerjaan beberapa jam kedepan.

Saat dia sedang makan siang di area belakang resto hotel tempat para pekerja hotel tersebut dia tidak sengaja melihat keatas dimana kolam renang transparan itu berada, dia melihat pria dan wanita itu tengah bercumbu mesra di atas sana dan Emilia buru-buru memejamkan matanya lalu menggelengkan kepalanya.

Wanita itu kembali fokus pada makan siang nya setelah itu ia pun pergi meninggalkan tempat tersebut untuk ke toilet dan merapikan penampilannya sebelum dia kembali ke meja resepsionis.

Emilia kembali bekerja seperti tadi, namun dia tidak melihat rekam kerja nya kembali ke sampingnya entah dimana dia mungkinkah tergoda dengan pria brengsek tadi dan menikmati kebersamaan mereka.

Emilia pun akhirnya sibuk sendiri dengan tamu hotel yang semakin membeludak, dia ingat bahwa saat ini sudah memasuki libur akhir tahun.

Alhasil dia tidak bisa pulang lebih cepat seperti biasanya, dia berharap anak-anak benar-benar akan tertidur pulas di kamarnya setelah pengasuhnya pergi.

Sampai saat pukul sepuluh malam Emilia baru bisa kembali ke rumah itupun dengan berjalan kaki karena sudah tidak ada taxi yang lewat.

Saat dia tengah berjalan tiba-tiba mobil Erdogan bersama anak buahnya menghentikan lajunya tepat di samping Emilia yang kini terlihat kaget.

"Masuklah sudah larut malam."ucap Erdogan.

"Hmm..."lirih Emilia yang terlihat letih.

"Apa kau masih mau bekerja keras seperti ini dan tidak mau menerima bantuan ku, setidaknya pikirkan anak-anak."ucap Erdogan.

"Aku akan menyerah saat tangan dan kaki ku tak lagi bisa digunakan setelah itu kau bisa mengambil alih mereka. Tapi saat ini aku tidak akan menerima apapun."ucap Emilia.

Sementara itu di tempat lain pria yang Emilia lihat bersama keluarga kecilnya itu sedang memikirkan wajah yang begitu familiar baginya tapi dia tidak ingat apa-apa tentang wanita itu.

Hingga wanita yang ada di sampingnya mengeratkan pelukannya dia pun langsung mengecup bibir wanita cantik itu.

Sementara Emilia yang tiba di apartment nya, dia langsung bergegas menuju kamar dimana anak-anak nya tengah terlelap dan Emilia pun mengusap dadanya merasa sangat lega saat putra-putrinya masih terlelap dalam tidurnya.

Emilia tidak tahu siapa sebenarnya yang menjaga keduanya sebelum dia benar-benar kembali.

Emilia pun langsung bergegas pergi menuju kamar mandi dan membersihkan diri sebelum dia tidur di tengah-tengah mereka.

Emilia yang selesai bersih-bersih pun langsung bergegas menuju kamar tidurnya bersama dengan anak-anak yang selama ini menemani dirinya tidur.

Hingga pagi tiba wanita itu seperti biasanya akan bersih-bersih rumah dan juga menyiapkan sarapan pagi untuk anaknya lajut dia akan memandikan keduanya.

Emilia akan pergi bekerja setelah memastikan bahwa kedua anak nya telah sarapan pagi dan keduanya baik-baik saja, barulah ia akan pergi untuk bekerja.

Emilia bekerja dari pukul delapan pagi hingga pukul tiga sore.

Emilia benar-benar bekerja keras hingga saat ini untuk menghidupi keluarga kecilnya itu, namun hari ini entah kenapa manager hotel tersebut meminta dia untuk membersihkan kamar atasan nya yang merupakan pemilik hotel tersebut.

Emilia yang tidak tau maksud dan tujuannya awalnya menolak tapi manager hotel tersebut mengatakan bahwa itu adalah permintaan langsung dari pemilik hotel tersebut.

Emilia pun akhirnya pergi menuju lantai tersebut diikuti oleh seorang pelayan yang bertugas membersihkan kamar dengan setumpuk peralatan yang dibawa oleh pria itu.

Sesampainya di sana Emilia tidak melihat adanya kotoran atau debu sedikit pun, dia heran apa yang harus ia bersihkan hingga saat ia memutuskan untuk kembali seseorang datang dari ambang pintu.

"Tuan Alex."ucap manager yang kini mengikuti pria itu dari belakang.

Sementara Emilia hanya membungkuk hormat pada pria yang dia kira adalah jelmaan dari Arthur yang telah tiada.

"Tolong tinggalkan kami berdua."ucap pria tampan bernama Alex yang kini mendekat ke arah Emilia.

"Maafkan saya tuan apa ada yang ingin anda sampaikan saya rasa ruangan ini tidak kotor seperti yang dikatakan oleh pak manager tadi."ucap Emilia.

Emilia masih menunggu jawaban dari pria yang justru menatap lekat wajahnya."Jika tidak ada hal penting saya pamit dulu."ucap Emilia yang kini hendak pergi tapi seketika langkahnya terhenti saat pria itu tiba-tiba menggenggam tangan Emilia.

Emilia berbalik menatap kearah pria itu."Saya paling tidak suka jika ada orang yang bersikap seperti mu di wilayah saya."ucap nya yang terdengar begitu dingin dan menusuk ke jantung.

"Maksud anda?"ucap Emilia yang menatap kearah pria itu.

"Aku Alex Dozer memperingatkan dirimu jika ingin menjual diri atau merayu tamu-tamu hotel ini lebih baik pikirkan itu terlebih dahulu karena saya tidak membuka hotel ini untuk tempat pel*curan dan kau sudah bersikap semena-mena hingga nama baik hotel ini tercoreng karena wanita seperti mu."ucap pria yang kini menatap dingin pada Emilia.

Deg...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!