Bagaimana perasaanmu jika istri yang sangat kamu cintai malah menjodohkan mu dengan seorang wanita dengan alasan menginginkan seorang anak.
Ya inilah yang dirasakan Bima. Dena, sang istri telah menyiapkan sebuah pernikahan untuknya dengan seorang gadis yang bernama Lily, tanpa sepengetahuan dirinya.
Bima sakit hati, bagaimanapun juga dia sangat mencintai istrinya, meskipun ia tahu sang istri tidak bisa memberikannya keturunan.
Bisakah Lily berharap Bima akan mencintainya? Meskipun Bima sangat dingin padanya, tapi Lily telah berjanji satu hal pada Dena. Sanggupkah Lily menepati janjinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon trias wardani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 6
Lily tertunduk memainkan jari-jarinya di pangkuannya. Tatapan Bima yang sedari tadi tak teralihkan darinya membuat Lily merasa udara di sekitarnya semakin menipis.
"Kenapa kamu setuju dengan permintaan Dena?" Akhirnya setelah setengah jam terdiam Bima membuka suaranya.
"Eh ya?" Lily tak siap dengan pertanyaan apapun saat ini. Hatinya campur aduk tak karuan, apalagi saat semalam tahu bahwa calon suaminya adalah Bima, bos yang selalu ada di khayalannya.
"Kenapa kamu setuju?" tanya Bima sekali lagi.
"Emm...itu..." Bima menghela nafas karena sedari tadi jawaban Lily hanya seputar 'em, itu, anu.'
"Sudahlah!" Lily menegakkan kepalanya. Rasanya lega sekali seperti terbebas dari sesuatu yang membelenggunya.
Bima mengeluarkan sebuah kertas dan menyerahkannya pada Lily.
"Baca!"
Lily menurut, dia membulatkan kedua bola matanya saat membaca paragraf paling teratas di kertas itu.
"Aku sangat mencintai Dena. Kamu juga tahu itu kan?" Lily mengangguk.
"Bisa kamu melakukan semua yang ada di kertas itu? Aku harap kamu gak kecewa karena sebelumnya aku gak pernah setuju dengan usulan Dena untuk menikah lagi. Bahkan kalaupun bukan dengan kamu, aku juga akan melakukan hal yang sama seperti ini. Mengerti!" tegas Bima membuat pundak Lily merosot ke bawah.
"Iya Pak!"
"Jangan sampai Dena tahu tentang perjanjian ini. Pelajari dan tanda tangan. Jika ada yang membuat kamu keberatan kamu boleh menuliskan poin di belakang kertas itu."
"Tapi pak, soal anak..."
"Aku gak pernah bilang akan setuju dengan perihal anak. Kamu gak akan bisa hamil kalau aku gak nyentuh kamu. Karena aku gak tahu apakah aku bisa atau tidak hidup selain dengan istriku."
"Dan satu lagi. Aku harap tidak ada orang yang tahu kalau nanti kita akan menikah. Aku tidak mau menjadi buruk di mata orang lain karena mempunyai dua istri!"
"Keluar lah, siapkan berkas untuk meeting nanti siang!" Lily segera beranjak pergi dari sana. Rasanya sangat hancur ketika ia mendengar bahwa calon suaminya tidak menginginkannya. Lalu kenapa Bima tidak menolak perjodohan ini, dan menikah dengan wanita yang mungkin membuatnya lebih berselera. Apakah Lily sangat buruk hingga Pak Bima tidak mau tidur dengannya?
Lily memukul kepalanya, fikirannya terlalu kejauhan memikirkan adegan ranjang yang seharusnya ia dan suaminya lakukan. Suaminya? Bahkan menikah pun belum! Dasar Lily!
Bima memang orang yang dingin. Mungkin karena dia sangat mencintai istrinya dia tidak mau membuat celah untuk orang lain semakin menyukainya. Tapi pada kenyataannya justru sifat dinginnya itulah yang membuatnya semakin terlihat cool di mata semua karyawan.
Lily mengehembuskan nafasnya lalu duduk di kursi kerjanya, membuka berkas dan menyiapkannya untuk keperluan meeting nanti.
Entah kenapa meeting kali ini Lily merasa sangat tidak nyaman, padahal biasanya meeting dengan bos di luar selalu menjadi momen yang di tunggu-tunggunya. Kapan lagi dia bisa memandangi wajah bos yang terlampau tampan itu dengan diam-diam. Tapi kali ini rasanya berbeda, bahkan untuk memandang saja Lily seakan enggan.
'Tuhan udah kasih kamu jalan mudah Ly. Di dekatkan dengan orang yang kamu sukai!'
Tapi Lily merasa dia sangat salah sudah berdoa seperti itu kepada Tuhan.
'Harusnya aku berdoa minta di dekatkan dengan jodoh yang masih single dan tentunya sayang dan cinta sama aku!'
Salah kah doa Lily selama ini? Ya mungkin!
Semangat thor 💪💪