Ayana Amalia seorang gadis berusia 19 tahun yang masih kuliah rela mengorbankan rahimnya untuk mengandung dan menjadi ibu surogasi anak dari seorang pasangan kaya raya untuk menebus hutang keluarganya dan mengobati penyakit ibunya,
namun kesalahan datang Proses ibu surogasinya gagal Ayana malah terikat cinta dengan tuannya hingga mengandung anak tuannya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nenahh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
hamil
hari hari telah berlalu ayana tinggal bersama pasangan kaya, kehidupannya penuh dengan kemewahan sedangkan Ilham terus menghujaninya dengan cinta dan kasih sayang secara sembunyi-sembunyi.
entah apa perasaannya saat ini mulut terus berkata tidak mencintai namun dia tidak rela melihat Ilham bermesraan dengan istrinya.
sampai ketika di pagi hari, telah tersaji di meja makan besar susu hangat, roti sandwich, oatmeal, buah-buahan dan beberapa makanan sehat lainnya, begitu pun dengan pemilik rumah sudah duduk sedari tadi.
"mas, Ayana ko Belum turun ya, dia kan harus sarapan awal, harus jaga kesehatannya."
"Biar aku lihat ke kamarnya,"
marta tidak pernah curiga karna dia sudah menganggap Ayana sebagai adiknya, dia fikir Ilham pun sama sepertinya menganggap Ayana sebagai adik mereka.
"Tok tok tok" suara ketukan di pintu kamar Ayana.
"masuk lah," dia sudah tau siapa yang akan datang menjemputnya
Pria itu masuk lalu duduk di samping Ayana yang sedang tengkurap di atas ranjang sambil bermain ponsel.
"Kenapa kamu tidak sarapan"
"aku lelah, malas makan,"
"Kenapa malas baby," mengelus halus wajah Ayana lalu merapihkan rambutnya menyelipkannya di belakang telinga.
"Kau pasti akan bermesraan kan dengan mbak marta di mana pun kalian berada." dengan muka masam menunjukan rasa cemburu.
"kau cemburu?." tersenyum kecil, "kau semakin cantik saat marah kaya gini.
"menggoda" dengan nada tidak suka.
"bukan menggoda baby, ini kenyataan atas penglihatan ku."
"Kau saja berdua makan duluan, aku belum lapar."
"Oke, mulai hari ini aku akan menjaga perasaanmu." kecupan lembut di pipi Ayana.
"Tidak perlu, lakukan lah sesukamu, toh aku bukan siapa-siapa di sini."
Ayana berdiri melangkahkan kaki menuruni tangga, di susul dengan langkah Ilham seolah tidak terjadi apa-apa.
"Kamu kenapa telat sarapan," tanya Marta dengan lembut.
"Gapapa mbak, ga tau kenapa lagi ga kepengen."
"Terus kamu mau makan apa, biar Bu Asih buatkan, ya?"
"Ga usah mbak, aku sarapan ini aja." mengambil sepotong Sandwich Dan segelas susu hangat.
"Oke kalau ada apa-apa bilang ya, jangan sungkan"
Ayana menjawabnya hanya dengan sebuah anggukan.
Satu gigitan sandwich mendarat di lidah Ayana,
dia merasakan ada hal yang aneh dengan makanannya.
"uwee, uweeee" seperti seorang menahan muntah.
Marta mendekati Ayana menepuk punggung gadis itu lembut.
"Ayana kamu kenapa," tanya Ilham. Penuh khawatir.
"Ga tau, ini makanannya bau, enek banget aku." sambil menutup hidung. "serasa akan keluar seluruh isi perutku"
"Tapi makanan yang kita makan sama, sandwich nya enak loh, coba aku cobain punya kamu," marta menggigit sandwich Ayana. " rasanya sama gak ada bau bahkan.
"Bu Asih," Ilham memanggil dengan nada tinggi seakan suaranya menggelegar seisi rumah di susul oleh sosok wanita paruh baya itu, "kau pakai bahan apa di sandwich ini."
"seperti biasa yang saya sajikan tuan," menundukkan kepala, tangannya gemetar
lalu Ilham mengisyaratkan bahwa bu asih pergi ke dapur.
"Ini bukan pertama kalinya kan Ayana makan sandwich Bu Asih, sebelumnya dia sangat lahap."
Apa Ayana hamil, yeeeee aku akan mendapatkan anak yang selama ini ku nanti.
Sekilas pemikiran marta berlarian di kepala benar atau salah untuk saat ini hanya tespek yang akan menjelaskan.
"Mungkin bayi tabungnya berhasil, kita tespack." Marta kegirangan.
"Uhuk uhuk" tiba-tiba Ilham tersedak atas ucapan Marta.
"uweee uweee, mual mbak" Ayana terus menahan dirinya agar tidak muntah.
"Ayo, mari mbak antar kamu ke kamar," Marta memapah Ayana di ikuti oleh Ilham dari belakang yang turut hawatir pada keadaan kekasih gelapnya.
lalu Ayana ke kamar mandi untuk tes kehamilan menggunakan air seni. Sedangkan Ilham dan Marta menunggu di sofa kamar Ayana.
Tak lama kemudian Ayana keluar dengan wajah pucat dan tangan gemetar, menunjukan alat tes kehamilan instan yang tertera dengan jelas garis dua garis merah .
Marta begitu antusias bahagia anak yang selama ini di nanti-nanti kini akan hadir menghiasi hidupnya.
bukan Marta betul-betul menginginkan seorang anak tapi dia menginginkan penerus kekayaan Abuzarine group.
"mas, kita akan punya anak, bayi tabungnya berhasil" Marta memeluk Ilham terharu begitu pun dengan Ilham, dia menciumi Marta dengan penuh kasih seperti biasanya.
Ayana terdiam mematung memandang sepasang suami istri di hadapannya sambil memegangi perutnya.
Kenapa sedih Ayana, bukan kah ini yang seharusnya terjadi, setelah kehidupan ini berhasil kau akan terbebas.
Entah apa yang dia rasakan perasaannya kacau, satu sisi memikirkan bayi di dalam kandungannya dan sisi lain melihat pria yang di cintainya.
Ada kristal bening di ujung pelupuk matanya, Ilham dan Marta melihat ke arah Ayana,
"Kemari lah," Marta membuka lengannya lebar mengisyaratkan agar Ayana memeluknya, "terima kasih banyak ya, kamu hadir membawa kebahagiaan untuk kami."
Ayana masih tidak bergeming, menatap lekat ke arah Ilham, tapi tiba-tiba saja panggilan telpon di ponsel Ilham memecahkan suasana.
"Sebentar aku angkat telpon dulu," berjalan ke arah ke luar menjauh dari dua wanita itu. VGA,
(hallo, tuan Ilham, saya dokter Mira spesialis kandungan.) suara dokter mira jauh di sana.
"Oh iya dokter."
(Bisa bicara langsung dengan tuan tapi hanya kita berdua ini menyangkut bayi tabungnya, kalau tuan ada waktu luang, boleh siang ini bertemu di Cherry Bean coffe.) dokter Mira.
"Baik dokter"
Dokter Mira menunjuk salah satu cafe termewah di kota ini, juga salah satu usaha kuliner milik Ilham.
Ilham pergi tanpa pamit dengan kedua wanitanya, mengendarai mobilnya sendiri menelusuri ramainya siang hari di tengah pusat kota.
sampai tempat yang di tuju tidak luput seorang Ilham abuzar selalu menjadi pusat perhatian, bukan karna kekayaannya namun juga karna ketampanan dan juga kegagahannya, wanita mana yang tidak jatuh hati melihatnya, bahkan yang sudah bersuami pun akan jatuh hati bila melihat wajahnya.
Dia mencari sosok yang menelpon tadi, yaitu dokter Mira, ternyata dia telah lebih dulu menunggu di sebuah kursi yang mengarah ke pantai.
"Siang tuan" ucap dokter Mira menundukkan kepalanya santun.
"Siang dokter, mari ikut saya, di sini tempat umum tidak baik membicarakan hal serius di sini."
Ilham berjalan lebih dulu ke sebuah ruangan VIP khusus untuk tuan Ilham abuzar pemilik cafe ini, diikuti oleh langkah dokter Mira.