Tertukar itu kadang terjadi pada barang bawaan ditengah keramaian. Ada juga pada hal lain ditengah-tengah jumlah yang lumayan banyak. Tetapi kali ini, yang tertukar itu pasangan. Lho kok bisa? mbuh.. semua berawal dari jalan-jalan bareng.
Intinya, percikan api tumbuh karena melihat kelebihan pasangan teman yang menggoda iman ketika mereka lagi liburan bersama. Kedua insan itu menemukan sesuatu menarik di diri orang lain yang tidak mereka temukan pada pasangannya.
Keputusan untuk berselingkuh pun terjadi karena rasanya begitu indah. Cuma untuk senang-senang katanya, yang pada akhirnya kedua orang itu sadar bahwa tak selamanya selingkuh itu menyenangkan. Mereka mengalami kehancuran karena balasan dari orang yang tersakiti.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zenun smith, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berulah Kembali
Surat gugatan sudah sampai di tangan Adrian hari ini. Lelaki itu meringsek kertasnya, terus dibuang ke sembarang arah. Adrian menatap dirinya di cermin, yang ia akui dirinya gak se-terawat waktu masih diurus Aira. Adrian baru sadar soal ini.
Dengan membawa banyak barang bawaan semacam buku karena Aira suka membaca, serta buah-buahan sejibun, Adrian sudah siap ngapel ke toko bungan Aira. Bagai bujangan di malam minggu, rambut Adrian sampai klimis serta wewangian semerbak menguar dari tubuh Adrian. Benar tebakan Aira, Adrian akan datang ke tempat dimana Aira akan berada. Buktinya Aira pergi dari rumah ibu, Adrian pun gak lagi menyambangi kesana malah berniat pergi ke toko Aira.
Tahu darimana Adrian? ya pasti nggak ada tempat berteduh Aira kecuali rumah ibu dan toko. Dia mikirnya begitu.
Alea sayang, Papa berjuang dulu buat keluarga kita kembali utuh. Nanti kalau Papa berhasil bujuk Mama, kita satu rumah ya nak. Tenang nak, Mama akan kembali pada kita.
Setelah ngomong sama bayangannya di cermin, Adrian langsung meraup barang bawaan sembari bersenandung berjalan ke mobil. Tiba-tiba hpnya bunyi. Yang manggil nomornya gak ada nama.
Adrian angkat.
"Hallo,"
"Hallo Mas Adrian."
Adrian menjauhkan hpnya dan menatap jengah ke benda pipih itu. Adrian serasa mendengar suara Melvi.
Siapa nih?
Dia dekatkan lagi kupingnya ke hp, dan benar, itu yang nelpon si Melvi pakai nomor baru karena nomor yang lama sudah diblokir sama Adrian.
"Mas Adrian, aku dicerai Mas Galang."
"Ngapain kamu telepon aku segala. Aku juga digugat cerai Aira asal kamu tahu. Ini semua gara-gara kamu Mel."
Waduh, sudah dicerai suami eh malah disalahin sama selingkuhan. Rutuk Melvi di dalam hatinya yang merasa apes. Tapi Melvi gak bisa tinggal diam sekarang, minimal dia harus punya suami. Soalnya Melvi takut hamil nggak ada suaminya, secara Galang udah pasti ogah kalau disuruh tanggung jawab kalau sampai dia hamil. Kecebongnya pasti dipertanyakan itu punya siapa yang berhasil membuahi.
"Kamu juga harus tanggung jawab Mas karena kamu sudah nidurin aku. Aku hamil."
Bohong. Melvi bahkan belum masuk ke period tanggal haid. Adrian yang memang akhir-akhir ini pikirannya butek, ya langsung percaya aja kalau Melvi hamil.
"Aku ngelakuin itu cuma sekali. Punya suami mu kali tuh. Aku disini posisinya korban, kenapa kamu jadi minta tanggung jawab ke aku Mel!" tersirat nada panik di suara Adrian.
"Aku udah nggak disentuh Mas Galang hampir dua bulan karena dia jarang pulang. Yang kemarin kita ngelakuin itu pas banget masa subur aku Mas. Udah pasti anak kamu ini."
"Nggak Mel, pokoknya aku gak mau nikah sama kamu, titik! jangan ganggu-ganggu aku lagi, karena kamu udah janji di pertemuan terkahir kita."
"Janji yang mana? kamu ada evidence nya nggak?"
Adrian geram sekali. Melvi rupanya nggak bisa dipegang omongannya yang gak bakal ganggu kalau Adrian sudah mau datang diperpisahan terakhir sehingga menyebabkan ehem. Sayangnya Adrian lupa menuangkan omongan Melvi ke hitam di atas putih.
Tut.
Adrian mematikan sepihak sambungan telepon dan berniat mengganti nomornya biar gak di ganggu-ganggu Melvi. Dia lanjut ngapelin calon mantan istri.
...***...
"Eh ada Pak Adrian."
Neneng nyapa Adrian yang berjalan sedikit pincang dan meringis. Sekedar info tentang pengetahuan Neneng. Asisten Aira tersebut nggak tahu kalau Aira sebenarnya lagi renggang sama Adrian. Waktu Galang kesini pun nawarin perjanjian, Neneng malah disuruh pergi. Untuk Aira tinggal di toko sudah beberapa hari pun, Aira hanya bilang Adrian sedang keluar kota jadi gak ada teman.
Aira benar-benar tertutup kecuali ke ibunya. Terlebih pengalamannya yang kurang enak dengan seorang teman. Padahal Aira sudah berjaga-jaga dengan tidak pernah bercerita tentang suami sampai ke seluk beluk.
"Itu kakinya kenapa Pak?"
"Ini Neng, gatau sakit banget pas dikit lagi sampai disini."
"Oh gitu, sebentar ya Pak, saya panggilkan ibu dulu. Kebetulan toko ini sudah masuk jam tutup." Seru Neneng sambil tangannya merapikan barang-barang, tinggal sedikit lagi ngunci pintu dan Rolling door.
"Ah nggak usah Neng, jangan ganggu ibu, kasihan. Saya minta tolong sama kamu belikan obat ini ya, saya lupa gak bawa. Biar saya yang nutup toko ini." Adrian nunjukkin obat yang susah dicari karena memang sengaja bikin Neneng keluar jauh.
"Oh iya Pak, siap-siap."
Neneng pergi Adrian pun merasa lega. Adrian buru-buru masuk ke dalam mengunci semua-muanya.
Aira lagi tengkurap megangin hp fokus nulis novel. Kalau lagi kebangetan fokus nulis, ketika diajak ngomong suka hah heh hoh gak nyimak. Adrian nggak bersuara, hanya membuat suara orang sedang bebenah ini itu. Jadi Aira menganggap Neneng sedang melakukan tugasnya.
Setelah kelar nulis lima bab, Aira terduduk lalu minta tolong ke Neneng.
"Neng, tolong ambilkan botol air yang diatas etalase sana."
Adrian segera mengambil botol air yang dimaksud. Dia membukanya lebih dulu sebelum disodorkan ke Aira.
Maaf Ra, saat ini kita masih suami istri. Aku gak ada pilihan lain, selain meniduri mu lagi dan membawa mu pergi ke tempat yang kamu nggak bisa keluar.
Air tersebut dibubuhi obat perangsaang.
"Makasih Neng, maaf ngerepotin." Seru Aira dengan mata yang tertuju ke arah hp. Tangannya membuka tutup botol.
Sadar Neneng nggak bersuara karena biasanya bersuara, Aira pun menoleh dan menyemburkan air yang baru saja diminum ketika melihat Adrian.
"Kamu?!"
"Iya aku, suamimu Aira."
Aira beringsut, gelagapan menjauhi Adrian.
"Nggak usah takut, aku gak mau nyakitin kamu. Lihat, aku cuma mau kasih kamu barang-barang ini dan ada sedikit buah buat kamu. Itu saja. Anggap ini sebagai kewajiban ku mumpung kamu masih istriku."
Air dilepeh begitu ngaruh nggak ya obatnya?
"Neneng kemana?"
"Dia tadi pamit mau beli sesuatu katanya."
"Jangan dekat-dekat."
"Aku nggak mau jahat sama kamu Aira, tenanglah. Mana mungkin aku jahat sama orang yang aku sayang." Tapi Adrian masih terus maju-maju. Dia membelai rambut Aira yang langsung dikeplak oleh wanita itu.
Seketika di benak Aira berkelebat omongan-omongan Galang. Apalagi pas bagian Adrian bakal melakukan segala cara biar bisa nyatu lagi. Aira sungguh nggak mau bersatu lagi dengan pengkhianat.
"Tolong.. to.. hmmppp." Aira dibekap dan meronta-ronta.
.
.
Bersambung.
enanti
ini detail penyakit melvi apaannn.. gimana....
terhuraku gak cantikk
mau kasian tapi gimana yaa.. keterlaluan juga sih si adrian
Seorang Melvi yang melihat suami Aira lebih segalanya dari suaminya sendiri, begitu pula Adrian, melihat Melvi lebih oke dari bininya sendiri. ternyata oh ternyata... menyesal kemudian tidaklah berguna.
Tapi syukurlah, Adrian dan Melvi akhirnya bisa saling menerima untuk hidup bahagia diakhir kebersamaan mereka.
Semangat dan sukses selalu buat kak Zenun😍😍😍
Semangat terus yaaa idolaku ❤️❤️