Seorang gadis yang terpaksa menerima pernikahannya demi kakeknya yang memiliki sebuah perjanjian dengan sahabat lamannya.
Nah.
Bagaimana kisah selanjutnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewidewie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 16
Pagi itu di kantor Admaja.
Zahida tidak sengaja bertabrakan dengan Silvi yang juga sedang berada di sana untuk menemui Arhan.
Keduanya saling bertatapan dengan merapikan baju masing masing.
" Silvi "
" Zahida ".
" Vi, ngapain kamu di sini? " Tanya Zahida lebih dulu dan Silvi tersenyum sambil membenarkan tasnya " Saya mau bertemu dengan seseorang di sini, kamu sendiri? " ucap Silvi balik tanya.
" Saya bekerja di sini sebagai sekertaris pak Arhan " Jawab Zahida dengan bangganya.
jleg
Seketika Silvi mengernyitkan keningnya
" Arhan? " Ucap Silvi tidak percaya.
" Iya saya adalah sekertaris pak Arhan ya baru tapi semua tentang beliau aku tahu semuanya " Jawab Zahida.
Silvi menepuk jidatnya " Oke Silvi tenang, baiklah Zahida kalau kamu tahu semuanya tentang Arhan jadi kamu tahu dong kalau dia sudah memiliki istri? ".
deg
" Apa! istri! Silvi jangan ngaco dong calon istrinya pak Arhan itu aku, dia sering menghabiskan waktunya bersamaku bahkan kami sudah pernah tidur bareng " Ucap Zahida yang berbohong.
Silvi mengerutkan rahangnya " Tidak mungkin, dengar ya, aku dan Arhan sudah bersama selama hampir 5 tahun jadi aku tahu semua tentang dia, dia memang playboy dan suka bermain wanita tapi dia tahu batasannya dan tidak mungkin tidur dengan sembarangan orang ".
Zahida sangat jengkel merasa dia kalah dari Silvi tapi Zahida tidak mau menyerah dan meminta mereka bersaing secara sportif tidak perduli Arhan sudah menikah atau belum.
Silvi pun dengan senang hati menerima tantangan tersebut.
Zahida pun segera masuk ke dalam ruangan Arhan karena ada beberapa arsip yang harus di tanda tangani.
ceklek
Terlihat Arhan duduk di kursi kebesarannya dengan laptop dan beberapa arsip.
" Pak Arhan, au, aduh " Rintih Zahida yang berpura pura terkilir di depan Arhan.
Arhan pun bangkit dan segera menolong Zahida " Zahida, kamu tidak apa-apa "
Dengan lembut Arhan membopong tubuh Zahida dan meletakkannya di sofa .
"Aduh, sakit pak Arhan, au " Mendengar rintihan Zahida, Arhan merasa kasihan dan memijit betis Zahida. Zahida berusaha membuka kakinya agar Arhan tergoda pada tubuhnya.
"Di mana yang sakit Zahida, sini, sini " Tanya Arhan yang sudah mulai panas dingin karena Zahida menunjukkan sebuah pemandangan yang tidak semestinya.
Zahida mulai berani meraih tengkuk kepala Arhan yang membuatnya menatapnya tajam.
ceklek
Dan di saat itu Ferdi masuk bersama dengan Silvi.
Seperti balok es yang dihantamkan ke jantungnya dan membuatnya remuk hancur tak berbentuk, itulah yang dirasakan Silvi saat melihat pemandangan yang memalukan itu.
Arhan terperanjat dan berdiri seketika " Fer, Ferdi bu bukan seperti yang kamu lihat ".
Ferdi melipat kedua tangannya dan memiringkan bibirnya " Siapa yang percaya, terus kalau tidak ngapa ngapain kalian berdua ngapain duduk saling menindih ".
" Arhan, kamu seperti ini ternyata, laki-laki itu memang sama saja , suka menikmatinya lalu mencampakannya begitu saja. dan kau wanita jalang ( menunjuk pada Zahida ) Sudah berapa laki-laki yang menikmati tubuhmu " Ucap Silvi dengan tatapan menyeramkan.
Zahida mengernyitkan keningnya " hehh kamu pikir aku tidak tahu wanita seperti apa dirimu, pelacur dan simpanan juga pencuri suami orang ".
Zahida dan Silvi saling beradu mulut hingga akhirnya saling serang, saling jambak membuat Arhan dan Ferdi terperanjat dan menepuk jidatnya.
Arhan pun segera menghentikan keduanya dan meraih punggung Zahida " Ferdi! kamu bawa Silvi pergi dari sini! ".
" Baik " Jawab Ferdi kemudian meraih tubuhnya dan membawanya pergi dari sana.
Sementara Zahida yang merasa di pihak yang benar apalagi Arhan sudah membelanya merasa sangat senang dan rencananya untuk mendekatinya sudah berhasil.
Dengan tidak tahu malu Zahida menjatuhkan dirinya ke pelukan Arhan " Hiks hiks hiks pak Arhan, sakit ".
Arhan yang sebenarnya merasa risih berusaha untuk menghindar tapi tidak bisa
" I I iya Zahida, kamu tenang saja, kalau kamu sudah merasa baikan kembalilah bekerja ".
Arhan berusaha untuk melepaskan pelukan Zahida karena sebenarnya sangat tidak menyukainya.
Setelah Zahida pergi dari sana, Arhan kembali duduk di kursi kebesarannya dan memungut sebuah arsip rahasia milik perusahaan husein yang dia dapatkan setelah melakukan penyelidikan.
Arhan membuka dan membacanya sekilas, matanya membulat dan merasa tidak percaya dengan apa yang terjadi. Arhan pun memanggil Ferdi melalui ponselnya untuk segera menemuinya.
Ceklek
Tidak butuh waktu lama, Ferdi sudah berada di depannya.
" Ada apa tuan muda? " Tanya Ferdi.
" Ferdi, apa ini? benar benar tidak bisa dibiarkan Fer, mereka sudah keterlaluan" Ucap Arhan.
Ferdi pun mengangguk " Apa yang harus kita lakukan tuan? ".
" Bekukan semua asetnya dan ambil alih perusahaan, hanya itu jalan satu satunya untuk menyelamatkan perusahaan dari tangan perusak yang tampak dan serakah seperti Laura dan Bima " Jawab Arhan.
" Baik tuan muda akan segera saya laksanakan " Jawab Ferdi kemudian pergi dari sana.
Dan setelah itu argan Arhan mulai teringat dengan istri kecilnya dan meraih kembali ponselnya untuk menghubunginya tapi Arhan masih ragu ragu karena takut Zahara masih marah padanya.
Tiba tiba saja ponselnya berdering, dan ternyata sebuah panggilan masuk dari Sofia.
" Iya ma ada apa? "
( Arhan, apakah Zahara sedang bersamamu)
" tidak ma, ada apa " Arhan mulai panik dan khawatir.
( Karena dari tadi pagi Zahara pergi sendirian dengan mobilnya sendiri aku pikir dia bersama temanya yang bernama Radit untuk mencari keberadaan ibunya, tapi Radit baru saja datang ke sini untuk mencarinya, terus Zahara ke mana Han).
Deg
Deg
Arhan terperanjat dan sangat kaget mendengar kabar dari mamanya.
( Hallo Arhan, kamu masih mendengarkan mama kan?)
" Iya ma Arhan masih di sini, baiklah ma Arhan akan segera mencarinya" Arhan segera menutup panggilan dari mamanya.
tok tok tok
ceklek
Zahida masuk dan dengan sangat manja hendak mendekati Arhan " Pak Arhan ".
Arhan menatapnya tajam " Diam kau, aku tidak ingin diganggu, pergi sekarang juga! " Dan mendengar semua gertakan dari Arhan, Zahida pun sangat terkejut karena tidak disangka Arhan mengusirnya begitu saja padahal baru saja mereka sangat berharap hubungannya menjadi lebih dari sekedar pegawai.
Kemudian Ferdi masuk dan melihat Arhan sedang gelisah " Tuan muda ada apa? apa yang terjadi! ".
Setelah Zahida pergi Arhan mencoba untuk menceritakan semuanya kepada Ferdi dan tentu saja membuatnya ikut kaget.
" Tuan muda tenanglah, o iya tuan bukankah kemarin tuan memintaku memasang gps di mobilnya nona muda, kita cari saja melalui maps " Mendengar ucapan dari Ferdi, Arhan segera membuka komputernya dan mencari titik lokasi mobil yang dipakai Zahara.
" Nah ini tuan, mari kita susul nona muda " Ucap Ferdi dan mereka berdua pun segera beranjak untuk menemukan keberadaan Zahara setelah mengetahui lokasinya.
Zahida yang merasa sakit hati karena di gertak dan diusir oleh Arhan pun merasa kepo dan berniat membuntuti kepergian kedua atasannya itu.
