Faiz cucu dari seorang pengusaha terkenal di kota tempat tinggalnya harus rela menikahi anak dari sahabat sang papa yang tak lain wanita satu-satunya yang sangat dia cintai namun Faiz harus rela memendam perasaan itu setelah sang gadis memutuskan untuk menyerah mendekatinya dan memilih kuliah di luar kota.
Namun takdir mempersatukan mereka dengan cara yang yang tak terduga yaitu Faiz harus menggantikan pria yang telah meninggalkan Naira di hari pernikahannya gara-gara di tangkap polisi.
Namun hati dan perasaan Naira pada Faiz sudah hilang karena Naira sudah mendapatkan pengganti Faiz. Namun takdir berkata lain Naira harus rela menjadi istri dari cinta pertamanya.
Apakah Naira masih ada perasaan untuk Faiz?.
Apakah Faiz bisa membuat Naira jatuh cinta lagi padanya?.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Astri Reisya Utami, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rencana Kian dan Dimas.
Setelah semuanya selesai dan sekarang tinggal menyambut tamu namun selama proses Faiz di buat bingung dan kaget karena semuanya berjalan lancar dan tidak ada tatapan bingung atau kaget saat melihat Faiz berdiri di pelaminan dengan Naira. Faiz merasa juka semuanya sudah di atur. Faiz akan mencari tahu semuanya agar rasa penasarannya hilang.
"Apa bos manggil gue? " tanya Adrian saat menghampiri Faiz.
"Gue minta sama lo coba ambil undangan pernikahan ini karena aku merasa ada yang tidak beres" jawab Faiz dan Adrian mengangguk lalu dia ke depan untuk mengambil undangan dan langsung menunjukannya pada Faiz dengan di kirim ke ponsel dan Faiz di buat kaget undangannya pun atas nama dirinya dan Naira. Faiz akan mencari tau semuanya karena dia benar-benar merasa janggal.
Setelah selesai acara Naira langsung kali ke kamar dan di bantu Dira untuk melepaskan gaun pengantinnya. Faiz dia sedang duduk bersama Adrian membicarakan kejanggalan pernikahan ini.
"Lo mau cari tau bagaimana? " tanya Adrian pada Faiz.
"Ya pokonya gue akan tetap mencari tau keganjalan ini" balas Faiz.
Dira yang baru saja keluar dari kamar Naira dia melawati sang kakak yang sedang berbicara dengan Adrian.
"Dira" panggil Faiz dan Dira langsung melirik.
"Apa bang? " tanya Dira setelah mendekati sang abang.
Faiz langsung menunjukan undangan yang di berikan Adrian padanya.
"Apaan ni bang? " tanya Dira. "buka saja" titah Faiz.
Dira pun membukanya dan dia di buat terkejut saat membaca nama pengantin di undangan itu.
"Kok bisa sih bang? " tanya Dira.
"Nah itu, apa lo tau semuanya? " tanya Faiz.
"Gue gak tau bang, yang gue tau semalam papa hilang jika calonnya Naira di tangkap polisi itu saja. Lalu aku mengusulkan abang untuk jadi pengganti Gilang itu saja" penjelasan Dira.
"Terus undangan ini? " sambil nunjuk undangan. "Gak mungkin dalam semalam selesai kan? ".
" Iya juga sih bang"ucap Dira.
"Kalau menurut gue sih, pelakunya hanya satu orang yang bisa melakukan apa saja" ujar Adrian.
"Maksud lo bokap gue? " tanya Faiz.
"Nah itu lo pinter" balas Adrian.
Faiz langsung berdiri hendak pergi namun di cegah Adrian.
"Mau kemana lo? " tanya Adrian.
"Cari bokap gue lah kemana lagi" jawab Faiz.
"Gak harus sekarang juga kali, nunggu semua orang pulang biar gak jadi trending topi" cegah Adrian.
"Gaya lo kaya gue seleb aja" balas Faiz dan tetap pergi namun di jalan Faiz malah berpapasan dengan Naira.
"Abang di panggil mama suruh makan" ucap Naira dan Faiz dia pun mengangguk.
Mereka pun masuk berbarengan ke meja makan dan di sana sudah ada sang mama dan Ayu ibu mertuanya.
"Bang makan dulu!, dari tadi mama lihat abang belum makan" titah sang mama dan Faiz pun langsung duduk lalu mengambil makanan yang sudah di siapin sang sang mama. Naira pun hendak pergi namun di cegah sang mama.
"Mau kemana? " tanya Ayu sang mama.
"Ke kamar ma" jawab Naira.
"Loh kok malah mau ke kamar bukannya temani Faiz makan" ujar sang mama.
"Naira masih kenyang ma" balas Naira.
"Walau kamu gak makan setidaknya temani Faiz" ucap sang mama.
Faiz yang tau jika Naira sengaja menghindar darinya jadi dia berkata "Tidak apa-apa tante, mungkin Naira capek jadi dia mau istirahat".
" Enggak, Naira harus tetap temani Faiz makan"ucap sang mama sambil menarik Naira duduk di samping Faiz. Faiz pun melanjutkan makannya tanpa melirik Naira karena dia tau Naira masih sedih atas kejadian itu.
Setelah makan Naira dan Faiz hendak masuk kamar namun Faiz melihat papa dan ayahnya Naira sedang bicara berdua.
"Kamu masuk duluan saja" ucap Faiz pada Naira.
Naira hanya melihat Faiz. "Aku ingin bicara dulu sama papa" beritahu Faiz pada Naira lalu pergi menemui sang papa.
Naira pun langsung masuk kamar dan dia duduk di tepi tempat tidur. Naira gak pernah berpikir jika nasibnya akan seperti ini, menikah dengan pria yang pernah membuatnya sakit hati dan kecewa atas sikapnya. Di saat Naira sudah membuka hatinya untuk pria lain kenapa dia harus datang dan menyelamatkan nama baiknya dengan mau menjadi pengantin pengganti untuknya. Naira pun merebahkan tubuhnya dan mencoba menunggu Faiz karena dia sadar sekarang dia sudah menjadi istri dari Faiz. Namun Faiz tak kunjung datang hingga membuat Naira ketiduran.
Faiz saat ini sedang berdebat dengan sang papa dan Ayahnya Naira yaitu Dimas.
"Pa, om" Panggil Faiz dan membuat pria yang sedang santai sambil merokok itu melirik Faiz.
"Eh bang, ada apa? " tanya Kian sang papa.
"Ada yang ingin Faiz tanyakan" jawab Faiz.
"Apa?, duduk sini" titah sang papa.
Faiz duduk di hadapan Kian dan Dimas. Faiz menunjukan undangan yang dia dapat dari Adrian.
"Apa ini? " tanya Kian bingung.
"Faiz ingin papa jelasin undangan itu" ucap Faiz.
"Jelasin gimana bang? " tanya Kian.
"Pa, Faiz bukan anak kecil yang bisa papa bohongi. Di dalam undangan itu tertulis nama Faiz dan Naira yang harusnya Naira dan Gilang kenapa ini bisa terjadi? " tanya Faiz minta penjelasan.
"Hebat kamu Faiz, bisa dengan cepat kamu menyadarinya" ucap Dimas.
"Ya aku bingung saja kenapa para tamu seperti tidak aneh saat aku yang bersanding dengan Naira. Lalu semua hantaran pernikahan sudah di siapkan" ucap Faiz.
"itu semua memang rencana kami, bahkan penangkapan Gilang pun kami yang lakukan karena om gak mau Naira harus hidup dengan pria yang tidak baik" ucap Dimas lalu menatap Faiz.
"Awalnya semuanya baik-baik saja,sampai dua minggu sebelum pernikahan ini om dapat laporan dari Diki jika Gilang bukan pria baik-baik bahkan dia sering jalan dengan cewek mana saja. Hingga om dapat laporan jika Gilang itu pecandu obat om langsung minta bantuan papa mu. Namun om gak mau Naira tau jika Gilang seperti itu dari kami"cerita Dimas.
"Lalu papa menyarankan jika pernikahan ini tetap terjadi tapi dengan mempelai prianya di ganti yaitu kamu" sambung Kian sang papa.
"Tap apa kalian memikirkan perasaan Naira jika Naira tau semua ini? " tanya Faiz yang takut membuat Naira semakin sakit.
"Sekarang om gak takut karena kalian sudah menikah" jawab Dimas.
Faiz dia hanya bisa mengusap wajahnya karena dia gak bisa marah atau memaki kedua orang tua di hadapannya. Faiz kesal karena mereka tidak memikirkan kedepannya akan bagaimana. Faiz beranjak hendak pergi namun dia di tahan sang papa.
"Papa harap kamu jangan pernah berniat untuk menceraikan Naira hanya karena kamu tidak menyukainya. Cinta akan datang karena terbiasa" ucap Sang papa dan Faiz dia langsung pergi begitu saja.
siap² aja ya sakti di gulingkn sm faiz de..
lanjuut