Saat istri lain mendengar suaminya akan menikah lagi, akan marah. Tetapi berbeda dengan Karina, dengan senang hati, ia menikahkan suaminya dengan wanita lain.
Terdengar mustahil, tapi ini terjadi didalam kehidupan seorang wanita yang bernama Karina.
"Katakan, siapa wanita yang akan kamu nikahi, mas. Aku akan menikahkan kalian."
Dengan tersenyum lebar, Karina menerima keputusan suaminya yang akan menikah lagi.
Sebenarnya, apa yang membuat Karina memutuskan itu? Ayok baca!
Instagram: Coretanluka65
FB: Pena Tulip
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lukacoretan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32
"Dor"
"Dor"
Suara tembakan, membuat Alana kaget setengah mati, reflek, dia bersembunyi dibelakang Raymond.
"Tembakan apa itu, kakek?" tanya Alana takut.
"Tidak usah takut, itu bukan tembakan untuk membunuh orang," jawab Raymond tersenyum.
"Lalu?" Alana menatap Raymond, dia masih merasa trauma dengan kejadian penculikan beberapa hari yang lalu.
"Ikut kakek, biar kamu tahu," kata Raymond.
"Kemana kek?" tanya Alana bingung.
"Ke tempat suara yang kamu dengar tadi," jawab Raymond.
"Jangan kakek, nanti bahaya," ujar Alana,
"Nanti kakek kenapa-kenapa."
"Jangan khawatir, itu tidak akan membahayakan kok," jawab Raymond tersenyum, dia faham kekhawatiran Alana saat ini,
"Kakek akan bertanggung jawab, kalo terjadi sesuatu."
"Yasudah, ayok," kata Alana, karena dia juga sangat penasaran,
Alana mengikuti langkah kakek Raymond, tempatnya tidak jauh dari tempat yang dia singgahi tadi, masih di area mansion.
"Ini suara tembakan yang kamu dengar tadi," ucap Raymond.
Sontak saja, Alana menutup mulutnya. Dia melihat banyak orang yang sedang berlatih menembak.
"Apa ini tempat berlatih menembak?" tanya Alana.
"Ya, khusus untuk semua pengawal keluarga Carlos," jawab Raymond.
"Sebanyak ini?" ucap Alana tidak percaya.
"Ini belum seberapa, ini cuman sebagian," kata Raymond.
"Wah, benar-benar keren," puji Alana, dia sangat kagum dengan keluarga Carlos.
"Aku kira, pengawal seperti ini adanya cuman di film-film saja, tidak di dunia nyata. Tapi, ternyata aku salah," ujar Alana.
"Ayok kesana, kamu mau mencobanya?" tanya Raymond.
"Memangnya boleh?" kata Alana sungkan.
"Boleh, semua anak menantu kakek, harus bisa menembak tepat sasaran," ujar Raymond.
"Aku mau mencobanya, kakek," kata Alana.
Raymond tersenyum, dia membawa Alana ke area lapangan, dimana tempat khusus menembak.
"Selamat datang tuan besar, nona."
Raymond membalas dengan senyuman dan anggukan, begitupula dengan Alana, dia hanya menuruti kakeknya.
"Apa yang anda butuhkan, tuan? Sampai anda harus kesini langsung?"
"Cucuku, mau belajar menembak, siapkan peralatannya," perintah Raymond.
"Baik tuan, sebentar."
"Kakek, orang-orang disini sangat menyeramkan, tatapan mereka, seperti harimau kelaparan," bisik Alana.
"Karena memang sengaja, melawan musuh harua dengan wajah sangat, bukan wajah hello kitty," jawab Raymond.
"Iya juga ya, tapi mereka tidak akan jahat dengan kita'kan kakek?" tanya Alana.
"Tidak, mereka akan sangat patuh dengan perintah kakek," jawab Raymond.
"Wah, kakek kerena." Alana mengacungkan jempolnya.
"Tundukan kepala kalian, jangan menatap kami!" perintah Raymond.
Semua orang langsung menundukan kepala, atas perintah tuannya.
"Nah kan, mereka tidak semenyeramkan itu," kata Raymond.
Alana hanya tertawa gemas, melihat semua pengawal disana..
"Ini tuan."
"Kosongkan lapangan, berlatihnya lain kali saja, saya dengan cucu saya akan menembak," perintah Raymond.
"Baik tuan."
Lapangan langsung kosong, tidak ada satupun orang disana, seperti permintaan Raymond.
"Pegang pistolnya, lalu tekan disini."
Raymond mengajari Alana dengan sangat sabar, meskipun sedikit susah, dan tidak tepat sasaran, tapi dia sangat sabar karena memaklumi skil Alana.
"Dor"
"Dor"
"Wah, tembakan aku tepat sasaran," ujar Alana senang.
Alana terus mencobannya, sampai dia tidak sadar dengan waktu, yang seharusnya dia istirahat.
"Ini akan menjadi hobi barukku," ucap Alana.
"Kalo kamu mau kesini, jangan sendiri, bisa dengan Luca, Anna, atau Baron, dan juga Jesicca," kata Raymond.
"Memang kenapa, kakek?" tanya Alana.
"Karena kamu baru kesini, ada banyak hal belum kamu ketahui, dan kakek takut kamu terluka," ucap Raymond.
"Baik kakek, aku akan menuruti ucapan kakek," jawab Alana tersenyum.
Alana senang, karena sekarang, dirinya akan mempunyai kesibukan, jadi tidak akan bosan ditinggal Ethan terus.
"Ayok kembali ke mansion, sudah mau malam," ajak Raymond.
Alana mengangguk.
"Bagaimana sekarang, tidak bosan lagi?" tanya Raymond.
"Tidak kakek, aku bahagia sekali," jawab Alana tersenyum.
"Syukurlah, kakek ikut bahagia," ucap Raymond.
"Terima kasih, sudah menerima aku kakek, aku sadar kalo aku bukan dari kalangan seperti kalian, tapi kakek dengan yang lainnya bisa menerima aku dengan baik," ujar Alana senang.
"Kamu harus tahu, kalo kakek sangat mencintai cucu-cucu kakek, lebih dari mencintai diri kakek sendiri, kakek akan melakukan apapun untuk mereka," kata Raymond,
"Kakek sudah kehilangan anak dan istri, dan kakek tidak mau kehilangan cucu."
Alan mengerti dengan apa yang dikatakan Raymond.
"Pasti selama ini, kakek kesepian," ucap Alana.
"Makanya, setelah kalian menikah, berikan kakek cucu, agar kakek tidak kesepian," ujar Raymond.
"Kakek doakan kami saja, ya," kata Alana tersenyum.
"Kakek akan selalu mendokan kalian, dan menjaga kalian," jawab Raymond tersenyum.
"Kalian dari mana saja, kok aku gak diajak sih," rengek Jesicca.
"Lagian, tadi kamu kemana, aku cari-cari tidak ada," kata Alana.
"Ada urusan sebentar," jawab Jesicca.
"Nah, berarti salahmu," kata Alana.
"Iya, salahku," jawab Jesicca kesal.
Alana hanya tertawa, melihat raut wajah Jesicca, yang terlihat sangat kesal.
"Sudah, jangan cemberut," kata Alana.
"Tadi kami menghabiskan waktu berdua," cetus Raymond.
"Ih kakek mau merebut Alana dari Ethan, ya?" goda Jesicca.
"Cucu kurang ajar!" ujar Raymond kesal.
Jesicca hanya tertawa mendengar ucapan Raymond, dengan raut wajah kesal.
"Al, ikut aku," ajak Jesicca.
"Kakek, aku pergi dengan Jesicca dulu," ucap Alana.
Raymond mengangguk, membiarkan dua anak remaja itu menjauh.
"Ada apa, Jes?" tanya Alana.
"Amir mencarimu, dia ke rumahmu," kata Jesicca.
"Kamu tahu dari mana?" tanya Alana kaget.
"Ada orang yang melaporkannya denganmu, dia merusak rumahmu," kata Jesicca,
"Tapi tidak jadi, karena anak buah Ethan, langsung bertindak."
"Syukurlah, karena aku sayang banget dengan rumah itu," ucap Alana.
"Kamu tenang saja, Ethan akan menjaga rumahmu," kata Jesicca.
Mendengar nama Ethan, Alana hanya bisa menghela napasnya, karena sudah seminggu lebih tidak bertemu dengannya.
"Jes, aku mau tidur dulu, soalnya ngantuk," kata Alana berpamitan.
"Yasudah, aku juga akan pulang," jawab Jesicca.
"Hati-hati dijalan, Jes," ucap Alana.
"Yasudah aku pergi dulu, besok kesini lagi, jangan lupa istirahat," kata Jesicca.
Alana mengangguk, setelah Jesicca pergi, langsung masuk kedalam kamarnya.
"Ethan kemana sih, tidak menghubungi aku," geram Alana,
"Awas saja kalo pulang, aku akan mendiamkannya," gumam Alana kesal.
Alana menjatuhkan tubuhnya keatas kasur, dia kesal dengan Ethan. Alana memilih akan tidur, dan semoga besok rasa kesalnya sudah hilang.
"Mom, Alana kemana?" tanya Ethan, yang baru saja pulang.
"Katanya mau istirahat, ada di kamarnya," jawab Jennifer.
"Aku temui dia dulu, sudah lama tidak menemuinya," kata Ethan.
Ethan langsung masuk kedalam kamar Alana, dia melihat kalo Alana sedang tertidur sangat pulas.
"Ternyata sudah tidur, maaf ya. Beberapa hari ini saya jarang mempunyai waktu"
Ethan mengelus dan mencium rambut Alana, dia merasa bersalah karena meninggalkan Alana dalam waktu yang lumayan lama.
***
Maaff yaa Jessica 😂🙏🙏🙏