Di balik gemerlap dunia para konglomerat, tersembunyi intrik dan dendam yang membara. Bara Tirtayasa, pewaris tunggal keluarga paling berkuasa, tumbuh dengan luka dan kebencian terhadap ibu tirinya, Marna Aristisa, wanita yang merebut seluruh hidupnya dari kasih sayang ayahnya hingga kendali atas bisnis keluarganya. Namun, dendamnya semakin dalam ketika ia bertemu Celsia Ayunanda, seorang wanita yang juga memiliki masa lalu kelam akibat Marna.
Celsi datang dengan satu tujuan membalas kematian keluarganya. Untuk itu, ia membuat tawaran berani menikahi Bara dalam pernikahan kontrak demi mengguncang dunia Marna. Tanpa cinta, tanpa ikatan sejati, hanya ada satu tujuan: menghancurkan musuh bersama.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon asrwi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bara Tirtayasa
"STOP CELSI!!!!!" ucap bara menghentikan wanita itu sambil menahan kedua tangannya.
"Kamu mau apa sihh bar? Semuanya kan udah selesai, sekarang tugas aku aja buat ngurus mereka gak ada hal yang mau aku cari tahu lagi dan semuanya udah jelas" jawab Celsi
"Tapi gak harus kekgini Celsi.... Kamu hilang semalaman dan tiba-tiba datang bawa surat gugatan cerai gini, emang kamu udah nanya ke aku?" Tanya bara
"Buat apa aku nanya ke kamu bar, lagian kan perjanjian kita kalau semuanya udah berhasil kita memang pisah dan sekarang menurut aku udah cukup jelas, setelah sekian lama aku nyari tahu soal pria itu akhirnya aku tahu dari kamu" Ucap Celsi
"Tapi kamu belum berhasil menghancurkan Marna dan komplotannya termasuk papa aku kan? Terus kenapa kamu mau pergi gitu aja coba?" Sambung bara
"Aku bisa atasi itu semua sendirian" jawab Celsi
"Celsi, aku tahu kamu pasti mikir aku gak bakal tega buat papa aku Nerima hukuman atas perbuatannya kan? Tapi asal kamu tahu aku juga tahu banyak hal tentang perbuatan papa aku, bahkan aku kehilangan Mama aku juga karena papa aku, sama hal nya dengan kamu sekarang aku hidup hanya untuk membalaskan dendam yang aku simpan selama ini, aku hanya bergerak lambat sambil mengumpulkan power, apalagi papa aku yang terpandang pasti gak akan bisa di lawan dengan mudah kalau aku gak punya apa apa" Jelas nya
"Tapi aku udah gak mau lanjutin ini lagi bara, maaf banget" Jawab Celsi diapun melepaskan tangannya dari genggaman bara
Bara hanya melihat nya dengan tatapan kosong nya, matanya yang sendu menggambar ketidak relaan nya untuk berpisah dengan wanita itu.
Celsi sebenarnya juga sangat berat hati melangkah dari rumah itu, tapi apa boleh buat semuanya sekarang sudah terjadi dan tak ada hal yang bisa dia salahkan.
Bara yang teramat sedih tak sadar sudah meneteskan air mata nya saat melihat wanita di depannya itu sudah menutup koper nya, Celsi melihat jelas wajah sedih bara tapi dia memilih untuk menghiraukan nya.
Sebelum Celsi benar-benar meninggalkan tempat itu, bara menahannya kembali "Celsii aku gak bakal larang kamu pergi hari ini, karena aku tahu gimana rasa sakit yang kamu rasakan, rasa kecewa yang kamu alami karena aku. Tapi aku mau kamu tahu satu hal mulai dari awal aku ketemu sama kamu, aku merasa kalau aku benar-benar mendapatkan sosok wanita kuat yang aku impikan, dan aku sangat-sangat menyayangi kamu sebagai istri ku, bahkan aku gak pernah mengingat soal pernikahan kontrak itu, yang ada di ingatan aku hanya Kamu adalah istri ku" Ucap bara
"Dan untuk surat gugatan cerai ini, aku gak bakal tanda tangani ini, kamu bawa aja dulu, dan aku gak bakal ganggu kamu dan aku bakal nunggu kamu kembali"sambung nya lagi sembari memberikan map coklat itu ke tangan Celsi lalu bara beranjak lebih dulu dari tempat itu dengan mengendarai mobil pribadinya.
Celsi benar-benar tak melepaskan pandangannya dari bara hingga pria itu benar-benar menghilang dari pandang nya.
Dan akhirnya tangisan nya pecah begitu saja, dada nya kembali sesak dan dia menatap kearah foto pernikahan mereka yang di pajang di dinding rumah itu, tampak sangat mewah dan romantis, tapi semuanya tak bisa dia pikirkan saat ini.
Dengan tangisan yang masih menemani nya dia lalu membawa koper nya dan memasukkan nya ke dalam mobil lalu meninggalkan tempat itu begitu saja.
Sama hal nya dengan bara keduanya menyetir dengan air mata yang selalu mengalir menemani perjalanan mereka menuju tujuan mereka.
Bara pun masuk ke pekarangan kediaman Tirtayasa yang di dalam nya sangat banyak tamu, bara sendiri tak tahu ada acara apa di sana.
Dia datang dan masuk melalui pintu utama dan di sambut dengan baik oleh papa nya dan juga oleh Marna.
"Wahhhhh anak kami, Mama gak nyangka kamu hadir disini nak...." ucap Marna sembari memeluk nya tapi tak ada balasan dari Bara.
"Dimana menantu ku?" Tanya papa nya
"Acara apa ini Pa?" Tanya bara
"Ini adalah acara syukuran khusus menyambut Mama mu kembali, kamu tahu kan hal yang menimpa mama kamu, dia di culik dan di sekap semalaman di gedung tua, untung saja dia berhasil kabur pagi nya" Jawab papa nya
"Syukuran apa hanya hal sepele saja papa ngabisin duit dan waktu buat acara gak penting ini? Papa pernah gak sekali aja mikirin tentang bara, nanya tentang bara, bahkan bara udah nikah pun bara tetap butuh sosok ayah yang benar-benar bisa memperlakukan bara sebagai anak"
"Acara apaan ini pa?? Hanya karena bisa selamat? Hanya karena mama pulang dan terluka? Papa tahu gak sihh wanita ini gimana di belakang papa??" Tanya bara dengan penuh emosi ke papa nya
Parrrrrrrr...............
Tamparan keras pun melayang di pipi kanan bara "JAGA OMONGAN KAMU, HARUS NYA KAMU IKUT BERSYUKUR MAMA KAMU UDAH SELAMAT KENAPA KAMU MALAH KAYAK ANAK KECIL!!!!" ucap papa nya marah menanggapi itu
"Anak kecil papa bilang? Apa pernah bara berlagak anak kecil di depan papa, bahkan saat kecil pun bara harus terpaksa tumbuh dewasa dan mandiri, papa lupa yahh kalau bara gak pernah sama sekali ngerasain peran dari layaknya seorang papa di hidup bara" Ucap bara menjawab nya lagi tanpa ragu.
"Sudahhh sudahhhh, papa...... Gapapa kokkk mungkin bara benar, mama yang terlalu berlebih-lebihan sampai buat acara syukuran begini, tapi sekarang kita lagi punya tamu dan lihat pa... Banyak yang lihatin kita lohh"
"Heiii wanita titisan setan, ingat kamu gak akan lama lagi di kehidupan ini, jadi nikmati saja apa yang bisa kamu nikmati termasuk harta papa" Ucap bara dengan enteng klau dia berputar arah dari mereka dan naik ke lantai 3 menuju kamar pribadinya di rumah itu.
Beberapa orang tamu mereka melihat kejadian tadi, tapi mereka tak bertanya apa yang terjadi dan berlagak tidak saja.
Acara syukuran itu pun berlanjut sementara bara di dalam kamar nya sedang mengecek rekaman CCTV rumah mereka yang berbeda dari cctv yang di kontrol oleh pihak Marna.
Semoga suka yahh sama kelanjutannya dan nantikan terus update an nya
aku sudah mampir ya thor,like dan iklan buatmu agar semangat 😎