Aurora, merupakan gadis cantik yang berusia 21th, dia dijual oleh Ayah kandungnya sendiri untuk menutupi kerugian perusahaanya, akibat hasutan dari ibu dan anak tirinya.
Kevin Alexander, Ceo tampan dan kaya raya, rela membayar Mahal Aurora dari Ayahnya karena ingin memilikinya.
Kevin mengikat Aurora dengan pernikahan tanpa cinta dan sebagai pelampiasan nafsunya saja.
Akankah Aurora bisa lepas dari jerat Ceo bastard itu atau justru mencintainya?
Yuk simak kelanjutan ceritanya......
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kikoaiko, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 24
Sora langsung keluar dari kamar mandi sebelum melihat hasilnya. Ia ingin mamanya saja yang melihatnya.
"Ini ma, aku tidak mau melihatnya" ujarnya seraya mengulurkan tespacknya kepada mamanya
Dena pun dengan semangat menerima tespack tersebut, ia sudah tidak sabar mempunyai menantu seperti Kevin.
Perlahan Dena mulai melihat hasil tespack tersebut, dengan perasaan tegang yang menyelimuti hatinya.
Dena memekik tertahan setelah melihat hasilnya, ia membelalakan matanya dan menutup mulutnya tidak percaya. Benar dugaannya, putrinya saat ini tengah hamil
Sora yang penasaran melihat ekspresi mamanya pun langsung menanyakannya.
"Gimana ma" tanya Sora.
"Kamu hamil sayang" jawab Dena dengan wajah berbinar. ia memegang bahu putrinya seraya melompat lompat kegirangan, merasa sebentar lagi mimpinya akan segera terwujud.
Berbeda dengan Dena, ekspresi Sora malah seperti orang linglung, ia tak tahu harus senang atau sedih...pasalnya pas kejadian itu dia tak benar-benar melihat wajah Kevin.
"Sebenarnya benih siapa yang ada di rahimku. Milik Kevin atau milik Jordan? tapi terakhir aku melakukanya dengan Kevin." batin Sora. bimbang.
Jordan merupakan kekasih Sora yang sudah membantu menyuntikkan dana ke perusahaan Bimo, ayah Sora.
"Kamu kenapa bengong sayang?" tanya Dena yang memperhatikan putrinya.
"Tidak apa ma, aku hanya terkejut, sebentar lagi aku akan menjadi seorang ibu" ucap Sora dengan senyum yang di paksakan.
"Besok kita harus periksa ke dokter kandungan untuk melihat hasilnya. Setelahmendapatkan hasilnya kita langsung menemui Kevin" ucap Dena mengutarakan rencananya dengan menggebu-gebu.
"Iya ma, sekarang aku mau istirahat lagi. masih lemes" ucap Sora sambil merangkak naik ke atas ranjang lalu merebahkan tubuhnya di sana.
"Kamu memang harus banyak istirahat sayang, agar calon cucu mama tumbuh dengan baik" ujarnya seraya menyelimuti tubuh putrinya hingga sebatas dada.
Setelah mencium kening putrinya, Dena keluar dari kamar Sora dengan perasaan bahagia.
"Sebentar lagi aku akan menyingkirkan anak sialan itu dari kehidupan Kevin. Supaya dia tidak dapat menghalangi langkah Sora untuk mengambil hati Kevin" gumam Dena.
*****
Bimo merasa pusing dengan kondisi perusahaan nya yang terus merugi akibat kelalaian karyawannya. Terlebih Bimo sudah terlalu banyak memakai uang perusahaannya guna memenuhi gaya hidup anak dan istrinya.
"Kalau begini terus perusahaan ku bisa bangkrut. Aku harus mencari solusi untuk keluar dari permasalahan ini." lirih Bimo sambil mengurut keningnya yang terasa pusing.
"Apa aku harus meminta bantuan ke Aurora ya, siapa tahu dia bisa membujuk Kevin untuk menolongku." gumam Bimo.
"Tapi sepertinya tidak yakin, mengingat aku sering menyakitinya. Apa aku harus meminta bantuan Jordan lagi? tapi baru kemarin dia menginvestasikan uangnya ke perusahaan ini" bingung Bimo.
Tak lama asistennya masuk kedalam ruangan sambil membawa berkas yang di butuhkan Bimo.
"Kamu sudah menemukan data karyawan baru yang melakukan korupsi itu" tanya Bimo kepada asistennya.
"Maaf tuan, semua data milik dis ternyata palsu" jawab Asisten Bimo seraya menyerahkan data tersebut.
"Shittt...Kenapa pihak HRD bisa sampai kecolongan" sentak Bimo seraya membentak asistennya.
"Panggil Danar kesini, dia harus mempertanggung jawabkan kelalaiannya" perintah Bimo kepada asistennya.
"Baik tuan" ucap Asisten Bimo patuh, ia beranjak dari ruangan dan lalu berjalan ke ruangan HRD.
Tok
Tok
Tok
"Masuk" teriak seseorang dari dalam ruangan.
Asisten Bimo yang bernama joe pun masuk ke dalam ruangan Danar, kepala HRD.
"Tuan Bimo memanggil anda ke ruangannya" ucap joe.
"Memangnya ada apa" tanya Danar bingung.
"Entahlah, datang saja dulu jangan membuat tuan Bimo bertambah marah" saran Joe.
Sebenarnya Joe sudah tidak betah bekerja bareng Bimo, atasannya itu selalu memarahinya tanpa sebab yang jelas.
Danar menghela nafas panjang, dan bangkit dari tempat duduknya.
"Ayo kita kesana" ajak Danar kepada Joe.
Mereka berdua berjalan beriringan menuju keruangan Bimo,
Ceklek....
Terlihat ruangan Bimo sangat berantakan, berkas yang tadinya di atas meja sudah berhamburan kemana-mana.
"Apa-apaan ini Danar, kau telah meloloskan data palsu karyawan baru itu.Karena kelalaianmu ini perusahaan mengalami kerugian hampir 200Miliar" hardik Bimo seraya melemparkan berkas itu ke muka Danar.
Danar memejamkan matanya sesat untuk menetralkan emosinya.
"Bukan saya yang meloloskan karyawan baru itu tuan. Tapi tuan sendirilah yang merekomendasikan karyawan baru itu untuk masuk ke perusahaan ini" protes Danar merasa tak terima dirinya di tuduhan Bimo
"Saya tak pernah menyuruh karyawan itu masuk ke perusahaan ini" kekeuh Bimo yang tidak mau mengakui kesalahannya.
"Tuan bisa tanya sama Joe, karena pada waktu itu ada Joe juga yang ikut menyaksikan." ucap Danar.
"Benar tuan, tuan sendirilah yang membawa karyawan baru itu masuk kesini" ucap Joe memberikan kesaksian dihadapan Bimo, ia tidak mau orang yang tidak bersalah menangung amarah dari Bimo.
"Keluar kalian semua, dasar tidak becus" usir Bimo yang sudah terlanjur malu.
................
Sedangkan di perusahaan lain Kevin sedang tertawa bahagia mendengar kabar dari anak buahnya kalau rencana yang ia lakukan berhasil.
*Flasback On*
Beberapa hari yang lalu Kevin menghubungi Haikal, meminta asistennya itu untuk menyusupkan satu orang kepercayaannya ke perusahaan Bimo.
"Kal, suruh orang kita untuk menyusup ke perusahaan Bimo, kau suruh dia untuk melakukan penggelapan uang proyek yang sedang Bimo kerjakan saat ini." perintah Kevin.
"Baik tuan" jawab Haikal dari sebrang telpon.
"Rahasiakan semuanya dari istriku, aku tidak mau dia menggagalkan rencanaku ini" titah Kevin.
Bagaimana pun juga Bimo adalah ayah kandung Aurora, Kevin tidak mau istrinya memohon kepadanya untuk menghentikan hukumannya kepada keluarganya itu.
Kevin paling tidak bisa melihat istrinya memohon atau menangis di hadapannya, dia akan gampang iba kalau sudah melihatnya seperti itu.
*Flasback Off*
sabar dikit lagi ketika Kevin menyadari perasaannya padamu semua akan baik baik saja..