Menikahi laki laki kaya raya, ceo dan sangat tampan berkharisma bukanlah impian Retana Utami, seorang dokter internship.
Davendra Arkatama anma laki laki itu. Dia merasa dikhianati setelah melihat perempuan yang dua minggu dia nikahi, tidur dengan laki laki lain.
Lima tahun kemudian mereka bertemu. Davendra yang sudah punya calon pendampung tidak tau kalo ada anak diantara mereka
semoga suka ya....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma AR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Klarifikasi
Malam ini menjadi malam yang tak terlupakan buat Davendra.
Retania yang selalu menolaknya, tapi kini langsung takluk dengan keperka saannya.
Davendra bahagia karena menjadi laki laki pertama untuk Retania.
Seakan seorang pemain pro, Davendra memberikan ke ni kmat an luar biasa untuk Retania dengan berbagai macam cara eksekusi.
Akhirnya setelah tiga jam, Retania baru bisa terlelap dengan tubuh yang terasa luluh lantak.
Davendra tersenyum lembut sambil membenarkan selimut mereka.
Dia memeluk erat tubuh polos.yang berada di balik selimut.
*
*
*
Retania terjaga ketika dia merasakan dinginnya AC mengenai kulit punggungnya.
Dia langsung terkesiap ketika melihat tubuh atasnya yang polos.dan selimutnya berada di bawah pinggangnya.
Pantasan dia merasa sangat kedinginan.
Tapi kemudian dia tersentak dan cepat cepat menarik selimutnya hingga menutupi sampai ke leher, ketika menyadari kehadiran Davendra.yang baru saja selesai mandi.
Laki laki itu hanya melilitkan handuk di pinggangnya saja.
Apa perasaan malunya sudah hilang? Pipi Retania langsung memanas.
"Sudah bangun?" sapa Davendra dengan satu tangannya yqng menggosokkan rambutnya yang masih basah.
Bau harum rambut dan tubuhnya menguar di dalam kamar itu.
"Mau mandi sekarang? Atau sarapan dulu?" tanya Davendra lagi, kali ini sambil berjalan ke arah lemari.
"Mandi."
"Oke."
Retania tau tubuhnya saat ini tidak baik baik saja. Dia pun perlahan menggerakkannya, ngga lupa selimut yang menutupi tubuh polosnya
Davendra melirik istrinya yang kesusahan berjalan dengan selimut yang berat dan panjang.
"Lepasin aja selimutnya. Aku juga udah lihat," candanya sambil mengenakan boxernya.
Retania yang ngga sengaja melihatnya tertehun sesaat
Baru kali ini dia melihat laki laki yang dengan pede berpolos polos ria di depan matanya.
Handuknya terlepas membuat Retania kelabakan. Tapi dia agak sulit untuk menunduk saat mengambilnya. Terasa perih.
Saat dia berada dalam fase kebingungan,,tubuhnya terangjat ke udara.
'Dave.....," panggilnya reflek sambil mengalungkan kedua tangannya di leher laki laki yang sudah jadi suaminya.
"Baru kamu yabg manggil aku Dave. Biasanya Daven."
Retania ngga menjawab.
"Tenang, aku suka, kok. Tadi malam kamu juga suka manggil aku, Dave ," senyum Davendra membuat rona di pipi Retania tambah merah.
Dengan hati hati Davenra meletakkan tubuh Retania ke dalam bath uo yabg sudah dia isi airnya tadi setelah dia mandi.
"Perlu di bantu lagi, nona dokter?" Mata Davendra tampak nakal melihat bagian tu buh Retania yang menonjol.
Retania spontan menutupnya dengan dadanya. Tapi tetap saja tidak tertutup sempurna. Mata Davendra kian nakal.
"Maaf, ya, kulit putihmu jadi merah merah."
Retania hanya mengangguk sambil menunduk.
"Aku keluar dulu, ya." Tanpa menunggu jawaban Retania, Davendra sudah beranjak pergi.
Setelah menutup pintu kamar mandi,Davendra bersandar sambil menghembuskan nafas.
Ngga dia sangka, pernikahan yang awalnya hanya untuk menghindari perjodohan malah menimbulkan sensasi yang lain.
Malam pertama tadi aja dia melakukannya dengan sepenuh hati. Dia yang baru kali ini melakukannya, merasa dituntun oleh naluri alam bawah sadarnya
Jantungnya masih berdegup keras.
*
*
*
Satu minggu Retania meninggalkan rumah sakit. Mas Pradiptanya juga sudah berlayar.
Sekarang Retania sedang diantar Davendra untuk bekerja kembali di rumah sakit setelah berhari hari dikekep Davendra dalam acara bulan madu mereka.
"Kamu tetap mau bekerja di rumah sakit?" Davendra agak berat melepas Retania jauh jauh darinya.
Setelah berhari hari bersama, dihatinya sudah tumbuh perasaan yang sulit dia ungkapkan. Apalagi di rumah sakit ada rekan Retania yang dia ngga suka.
"Iya."
"Kenapa? Labih baik kamu bekerja di perusahaan. Di sana juga butuh tenaga dokter."
Retania tersenyum. Dia tau, setelah bersama Davendra, cita citanya akan semakin mudah dicapai.
Tapi dia ngga mau seperti itu. Bukan karena dia mau menempuh jalan yang sulit, tapi dia ngga mau selalu direndahkan mami Davendra.
Dia ingin berhasil lulus dengan usahanya sendiri, jadi dia bisa menegakkan dagunya di hadapan mami Davendra.
"Nanti saja kalo sudah lulus."
"Oke." Davendra ngga memaksa.
*
*
*
"Katakan....., bagaimana kamu bisa mengenal bahan bisa menikahi putra pemilik rumah sakit?" todong Elza yang langsung menarik tangan Retania dan mendudukkan bagai terdakwa.
Selain Zulfa dan beberapa dokter magang yang mengelilingi Rerania, juga ada suster Tiwi dan beberapa orang suster lainnya.
Mereka ingin mendengar langsung dari dokter Retania.
"Retania terpaksa," cetus Lingga kasian melihat Retania hanya terdiam.
"Kamu tau ceritanya?" Zulfa dan yang lainnya memfokuskan tatapan mereka pada Lingga.
"Suami Retania ngga mau dijodohkan dengan calon maminya. Laki laki itu secara random memilih Retania. Karena itu maminya mau memecat Retania," jelas Lingga singkat
Dia harus menguraikan fakta.yang sebenarnya. Rekannya adalah korban.
Karena setelah pernikahan, banyak rumor yang ngga sedap muncul tentang Retanja. Gadis itu digosipkan sengaja menjebak putra mahkota pemilik.rumah sakit demi mencapai tujuannya.
Karena gosip yang sudah viral di kalangan tenaga medis membuat Elza meminta klarifikasi saat ini. Hatinya ngga percaya dengan gosip itu. Dia dan Zulfa cukup mengenal Retania. Tapi nggak buat yang lain.
Hening.
"Sungguhan?" tanya salah satu dokter internship laki laki itu terkejut
"Aku ada di sana saat itu," tegas Lingga."
"Karena itu Reta mau dipecat," gumam Zulfa cukup jelas.
"Sepertinya begitu."
"LINGGA! KENAPA BARU KAMU KATAKAN SEKARANG! GOSIPNYA SUDAH HEBOH!" sentak Elza mangkel.
"Kamu ngga nanya," sahut Lingga tambah membuat para perempuan ngeredek.
"Memang, sih. Tapi setidaknya langsung jelasin, dok," protes suster Tiwi juga sebal.
Dia capek menjelaskan pada teman temannya kalo dokter Retania ngga seburuk itu.
"Tapi Retania sudah telanjur menikah. Apa dia memperlakukanmu dengan baik?" Elza balik bertanya pada Retania.
Sejauh ini, aman, batin Retania. Davendra sangat sopan memperlakukannya. Kecuali adegan suami istri.
Retania masih merasakan sakit dan lemas di sekujur tubuhnya.
"Iya, baik."
"Syukurlah." Elza menghembuskan nafas lega.
"Tapi tetap aja kamu beruntung bisa menikah dengan Pak Davendra," manyun Elza.
"Tapi apes punya mertua yang bakalan membenci kita seumur hidup," sahut Zulfa.
"Biar aja. Toh, mereka ngga tinggak bersama," kilah Elza. Kalo dia jadi Retania, asalkan sudah mendapatkan Davendra, dunia sudah dia genggam. Ngga ada lagi yang dia takutkan.
Om Ocong vs Mbak Kunti ngasih iklan
mana Devan blom minta maaf dg benar sekarang dtng lagi ulat bulu...
padahal Lingga dan keluarga menerima Reta
Reta dan Alma hrs hati2 mama Deva itu jahat
Om Ocong Vs Mbak Kunti ngasih iklan
dasar nenek lampir /Angry//Angry//Angry/
Om Ocong Vs Mbak Kunti ngasih iklan